SOLOPOS.COM - Kepala DPU Sragen, Raden Suparwoto (kanan) dan Ketua Baznas Sragen, Mustaqim (kedua dari kanan) mengecek instalasi pengelolaan grey water di Masjid Jami’, Desa Majenang, Kecamatan Sukodono, Kabupaten Sragen, Kamis (1/12/2022). (Solopos.com/Galih Aprilia Wibowo)

Solopos.com, SRAGEN — Badan Amil Zakat Nasional (Baznas) Kabupaten Sragen bersama DPU Sragen meluncurkan instalasi pengolahan grey water pertama di Bumi Sukowati, Kamis (1/12/2022).  Instalasi pengolahan grey water berada di Masjid Jami’ di Dukuh Hargosari, Desa Majenang, Kecamatan Sukodono, Sragen.

Instalasi pengolahan grey water tersebut bertujuan untuk memenuhi kebutuhan air baku di masjid. Setidaknya untuk mencukupi kebutuhan berwudu.

Promosi Mitsubishi XForce: Stylish untuk Wanita, Praktis buat Ibu Muda

Kepala Baznas Sragen, Mustaqim, mengatakan ide pengelolaan grey water tersebut berasal dari DPU. Karena ide tersebut dirasa bagus untuk masyarakat sekitar, Baznas Sragen membuatnya  mengunakan salah satu unit pengelola zakat (UPZ).

Sebagai informasi, grey water adalah air limbah domestik yang berasal dari air buangan kegiatan rumah tangga. Grey water juga merupakan gabungan air limbah yang berasal dari kegiatan cuci pakaian, masak/cuci peralatan masak, kamar mandi, bersih rumah/pel, namun tidak termasuk yang berasal dari toilet (WC).

“Masjid Jami’ di Sukodono ini yang menjadi masjid percontohan. Kami dari Baznas, pengurus masjid, bekerja sama dengan DPU sebagai pelaksana. Untuk pembiayaan kurang lebih Rp25 juta,” terang Mustaqim ditemui Solopos.com sebelum acara.

Baca Juga: Baznas Sragen Buka Lumbung Pangan di Desa Bagor Miri

Masjid Jami’ Sukodono dipilih selain karena sebagai masjid percontohan, juga karena di sana sulit air saat musim kemarau. “Dengan adanya kondisi semacam ini, kami tergugah untuk membantu agar tersedianya air bersih untuk air wudhu dan juga bisa untuk air konsumsi,” terang Mustaqim.

Pengelolaan grey water ini menjadi yang pertama di Sragen. Baznas berharap masyarakat bisa memanfaatkan dengan baik paling tidak sesuai apa yang dibutuhkan di masjid dan sekitarnya.

Dalam kesempatan tersebut Baznas Sragen juga memberikan bantuan pembiayaan untuk usaha mikro kecil dan menengah (UMKM) setempat senilai Rp22.750.000. Bantuan diwujudkan dalam bentuk gerobak, mesin jahit, perbaikan instalasi listrik, dan lain-lain.

Di samping itu juga ada penyerahan secara simbolis bantuan senilai Rp120 juta untuk mengangkat perekonomian warga Sukodono.

Baca Juga: Bantu Petani Miri Sragen, Baznas Kembangkan 50 Hektare Tanaman Jagung

Kepala DPU Sragen, Raden Suparwoto, menjelaskan hasil dari pengelolaan grey water sudah diuji di Laboratorium Kesehatan Daerah (Labkesda). Hasilnya, aman untuk digunakan karena sudah menjadi air baku.

“Dalam instalasi tersebut ada empat tahap penyaringan. Yang pertama ada batu bata dan ijuk, kemudian zeolit, lanjutnya pasir silika. Kemudian setelah air bersih naik ke bak penampungan kembali. Perawatan instalasi ini bisa dilakukan setiap tiga bulan sekali,” terang Woto, sapaan akrabnya.

Kapasitas penampungan air hasil olahan sebesar enam meter kubik. “Pengelolaan grey water ini baru pertama kali di Sragen. Mudah-mudahan ini bisa dimanfaatkan karena termasuk pelestarian sumber daya air dan bisa menjadi percontohan dan direplika di tempat yang lain,” terang Woto.

Baca Juga: Banting Setir, Pesinden asal Sragen Ini Sukses Jualan Getuk Bakar

Takmir Masjid Jami, Nasihul Anshori, mengatakan Masjid Jami’ merupakan salah satu masjid poros di Kecamatan Sukodono. Ini karena letaknya dekat dengan pasar. Selama ini Masjid Jami’ mengandalkan air bersih dari PDAM dengan tagihan Rp700.000/bulan. Jika air PDAM tak mengalir akan menjadi masalah, karena air tanah juga susah.k

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya