SOLOPOS.COM - Panduan Informasi dan Inspirasi

Solopos.com, JAKARTASeorang remaja berinisial RO ditetapkan sebagai tersangka pembuatan grup Whatsapp STM/K Bersatu. RO ditangkap di Kampung Parungbingung, RT/RW 005/003, Kelurahan Rangkapan Jaya Baru, Pancoran Mas, Depok, Jawa Barat, Selasa (1/10/2019), pukul 22.00 WIB.

Kasubdit II Tindak Pidana Siber Bareskrim Polri, Kombes Rickynaldo Chairul, mengatakan, RO merupakan kreator grup Whatasapp yang bertujuan menghimpun kekuatan.

Promosi Keren! BRI Raih Enam Penghargaan di PR Indonesia Awards 2024

“Yang bersangkutan mengkreasi grup Whatsapp tersebut dengan tujuan menghimpun kekuatan melalui dunia maya untuk bergabung bersama mahasiswa menuju gedung DPR Senayan dalam rangka mengikuti demo menolak RUU KUHP,” ujar Rickynaldo Chairul seperti dilansir Detik.

Baca juga: Polisi Tangkap Pembuat Grup Whatsapp STM

Rickynaldo Chairul mengatakan, RO, 17, bukan seorang pelajar melainkan lulusan SMP yang kini bekerja sebagai buruh. Polisi juga menangkap MPS, 18, di Garut, Jawa Barat, Minggu (29/9/2019), yang berstatus pelajar sekaligus administrator grup Whatsapp STM-SMK Se-Nusantara.

“Yang bersangkutan mencari foto bom molotov di Google, lalu diedit kemudian disebarkan ke grupnya, disertai perkataan ada 6 molotov, ada yang mau nggak? Mem-posting link di akun Facebook yang bersangkutan agar siswa-siswa STM dan SMK bergabung ke dalam grup Whatsapp-nya,” sambung Rickynaldo Chairul.

Selanjutnya, polisi menangkap WR, 17, di Bogor, Jawa Barat pada hari yang sama. WR merupakan pembuat sekaligus admin WhatsApp Group SMK STM Se-Jabodetabek.

“Isinya [WhatsApp Group] mengajak aksi unjuk rasa dengan membawa sajam [senjata tajam] dan batu di dalam tas serta mengajak teman-teman lainnya bergabung di grup untuk melaksanakan aksi 30 September 2019,” terang Rickynaldo Chairul.

Masih di hari yang sama, polisi juga menangkap seorang pelajar berinisial DH,17. Pelaku yang berstatus pelajar juga membuat dan mengendalikan grup Whatsapp Jabodetabek Demokrasi.

“Pelaku menyerukan atau mengajak aksi pelajar dan diimbau membawa batu dan sajam di dalam tas untuk aksi demo yang bertitik kumpul di Bundaran HI, Jakarta dan dilanjutkan dengan demo di DPR,” lanjut Rickynaldo Chairul.

Baca juga: LHKPN Pimpinan DPR: Total Kekayaan Puan Rp363 M, Muhaimin Rp14 M

Kemudian, polisi juga mengamankan MAM, 29, seorang kreator dan admin grup Whatsapp STM Se-Jabodetabek yang sehari-hari bekerja sebagai pedagang di Subang, Jawa Barat, Senin (30/9/2019). MAM menyebarkan video di grup tersebut dengan menambahkan narasi, “bantu share, mahasiswa dibunuh dengan cara dicekik oleh aparat polisi ketika demo kemarin. Bantu sebarluaskan agar oknum ini tertangkap!”

Rickynaldo Chairul menambahkan, anggotanya menangkap dua orang berinisial KH, 16, dan DI, 32, di Malang, Jawa Timur. KH merupakan pelajar, sementara DI merupakan seorang wiraswasta. Keduanya merupakan pengelola grup Whatsapp SMK STM Se-Jabodetabek.

Diberitakan sebelumnya, media sosial Twitter sempat ramai dengan beredarnya screenshot percakapan yang diduga akun grup Whatsapp perkumpulan pelajar STM. Dalam percakapan WAG tersebut, para siswa STM mempertanyakan uang yang dijanjikan koordinator lapangan, namun tidak kunjung mereka terima seusai melakukan aksi demonstrasi di depan Gedung DPR RI. Namun warganet menduga tangkapan layar WAG itu sengaja disebar oleh oknum polisi untuk mendiskreditkan siswa STM. Pasalnya salah satu nomor ponsel yang tertera di WAG itu diduga nomor ponsel milik polisi.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya