SOLOPOS.COM - Lansekap bangunan Pura Mangkunegaran Solo, Kamis (16/12/2021). (Solopos/Nicolous Irawan)

Solopos.com, SOLOPura Mangkunegaran Solo yang akan menjadi lokasi pesta pernikahan Kaesang Pangarep dengan Erina Gudono pada Desember 2022 mendatang memiliki sejarah panjang sekaligus saksi perjalanan sejarah Kota Solo selama kurang lebih 270 tahun.

Pembangunan pura tersebut diawali setelah penandatanganan Perjanjian Salatiga antara Sunan Paku Buwono (PB) III dengan Raden Mas Said alias Pangeran Sambernyawa pada 17 Maret 1757 atau Sabtu Legi 5 Jumadilawal Tahun Alip Windu Kuntara, Tahun Jawa 1638.

Promosi Beli Emas Bonus Mobil, Pegadaian Serahkan Reward Mobil Brio untuk Nasabah Loyal

Penandatanganan itu disaksikan Sultan Hamengku Buwana (HB) I dan petinggi VOC. Berdasarkan perjanjian tersebut, Raden Mas Said yang kemudian bergelar Kanjeng Gusti Pangeran Adipati Arya (KGPAA) Mangkunagoro I memerintah beberapa wilayah.

Dikutip dari laman puromangkunegaran.com, Selasa (22/11/2022), Pura Mangkunegaran Solo yang menjadi lokasi lokasi pesta pernikahan Kaesang merupakan kadipaten yang posisinya di bawah Kasunanan Surakarta Hadiningrat dan Kasultanan Yogyakarta. Pada 1757-1946, Mangkunegaran merupakan kerajaan otonom.

Wilayah kekuasaan Mangkunegaran sangat luas dan berhak memiliki tentara sendiri yang independen dari Kasunanan Surakarta Hadiningrat. Pura Mangkunegaran lalu menyatakan bergabung dengan NKRI pada September 1946.

Baca Juga: Jadi Pesta Rakyat, 9 Panggung Disiapkan saat Resepsi Pernikahan Kaesang di Solo

Tapi meletusnya revolusi sosial di Solo pada 1945-1946 telah mengakibatkan Pura Mangkunegaran kehilangan kedaulatannya. Namun hingga kini Pura Mangkunegaran dan Mangkunagoro tetap menjalankan fungsinya, bukan sebagai penguasa pemerintahan melainkan sebagai penjaga kebudayaan.

Daftar Pemimpin Mangkunegaran

Berikut deretan pemimpin di Pura Mangkunegaran atau Mangkunagoro dari masa ke masa, hingga sekarang ini, yang dikutip dari puromangkunegaran.com:

1. Kanjeng Gusti Pangeran Adipati Arya Mangkunagoro I (1757-1795)
2. Kanjeng Gusti Pangeran Adipati Arya Mangkunagoro II (1796-1835)
3. Kanjeng Gusti Pangeran Adipati Arya Mangkunagoro III (1835-1853)
4. Kanjeng Gusti Pangeran Adipati Arya Mangkunagoro IV (1853-1881)
5. Kanjeng Gusti Pangeran Adipati Arya Mangkunagoro V (1881-1896)
6. Kanjeng Gusti Pangeran Adipati Arya Mangkunagoro VI (1896-1916)
7. Kanjeng Gusti Pangeran Adipati Arya Mangkunagoro VII (1916-1944)
8. Kanjeng Gusti Pangeran Adipati Arya Mangkunagoro VIII (1944-1987)
9. Kanjeng Gusti Pangeran Adipati Arya Mangkunagoro IX (1987-2021)
10. Kanjeng Gusti Pangeran Adipati Arya Mangkunagoro X (2022-sekarang)

Baca Juga: Erick Thohir Pastikan Lokasi Pernikahan Kaesang di Pura Mangkunegaran Solo

Pemerhati sejarah Kota Solo yang juga Ketua Komunitas Solo Societeit, Dani Saptoni, saat berbincang dengan Solopos.com, Selasa, mencatat setidaknya ada lima hal monumental atau menarik dari perjalanan sejarah Pura Mangkunegaran Solo yang akan jadi lokasi pernikahan Kaesang.

Lima hal menarik dari perjalanan Pura Mangkunegaran tersebut, pertama sistem manajemen konflik internalnya bagus. Konflik-konflik yang ada dan berkembang di Mangkunegaran pada realitanya bisa selesai cukup di dalam tembok Pura.

Pusat Kebudayaan Jawa

Hal itu tak lepas dari ajaran Mangkunagoro I yakni Tiji Tibeh dan Tri Darma. Kedua, sejarah beridirnya Pura Mangkunegaran menjadi fragmen sejarah Jawa yang sangat dinamis, terutama perjalanan hidup RM Said. Hal itu juga karena ajaran-ajaran dari RM Said.

Baca Juga: Tiga Menteri Jokowi Turun Tangan Siapkan Pernikahan Kaesang

Ketiga, Mangkunegaran adalah salah satu praja yang sangat terbuka untuk pemikiran dan kebudayaan dari luar tanpa meninggalkan hakikat kebudayaan Jawa. Pura Mangkunegaran ditakdirkan sebagai salah satu pusat kebudayaan Jawa, sehingga eksis sampai sekarang.

Keempat, dalam proses perjalannya, Pura Mangkunegaran Solo yang akan jadi saksi pernikahan Kaesang sangat adaptif terhadap perubahan zaman. Peka terhadap perubahan zaman, cara pandangnya fleksibel.

Terakhir, Pura Mangkunegaran masih dipertahankan sampai sekarang sebagai satu identitas yang karakteristiknya membedakan dengan kerajaan lain di Jawa, utamanya dari segi intelektual. Banyak pemikir-pemikir ulung muncul dari Mangkunegaran.

Baca Juga: Gibran Akhirnya Buka Suara soal Persiapan Resepsi Pernikahan Kaesang di Solo

“Image yang selalu melekat sepanjang masa dari sosok MN I atau Pangeran Sambernyawa adalah satu karakter sebagai sebuah kerajaan yang mandiri, pemberani. Bukan hanya dalam hal berkelahi, tapi juga beradabtasi dengan zaman,” katanya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya