SOLOPOS.COM - Peneliti Institut Pertanian Bogor (IPB) mengembangkan ayam pedaging D1, yang merupakan persilangan antara ayam lokal dengan ayam pedaging luar negeri Parent Stock Cobb. (Istimewa/ipb.ac.id)

Solopos.com, BOGOR–Institut Pertanian Bogor (IPB) mengembangkan ayam pedaging IPB D1 yang merupakan hasil persilangan antara ayam lokal dengan ayam pedaging luar negeri Parent Stock Cobb yang lebih kuat terhadap penyakit dan bisa dikembangkan di pedesaan untuk menyumbang ketahanan pangan dari sektor hewani.

Peneliti dari Fakultas Peternakan IPB Cece Sumantri, mengatakan ayam pedaging hasil persilangan terinspirasi dari sulitnya bibit dan pakan ayam pedaging yang selama ini masih impor.

Promosi Safari Ramadan BUMN 2024 di Jateng dan Sulsel, BRI Gelar Pasar Murah

“Ayam ini sudah dikembangkan di Sukabumi bekerja sama dengan swasta dan ternyata hasilnya bagus, bobot daging bagus seperti ayam pedaging bibit luar, tetapi juga punya cita rasa ayam lokal yang lebih kuat terhadap penyakit,” kata Cece, Minggu (14/8/2022).

Cece menyebutkan komposisi ayam pedaging hasil penelitiannya sudah ada tiga generasi yakni IPB D1, D2 dan D3 yang memiliki keunggulan bobot daging, ketahanan tubuh, dan lainnya cukup tinggi, terutama di IPB D3 yang masih dalam pengembangan.

Baca Juga: Harga Gandum Mahal? Tenang, IPB Berhasil Buat Mi dari 5 Bahan Ini Lo…

Sementara IPB D1 sudah bisa diternak oleh masyarakat luas.

Ayam-ayam tersebut merupakan persilangan dari jantan F1 antara ayam pelung dengan ayam sentul dikawinkan dengan betina F1 hasil persilangan ayam kampung dengan Parent Stock Cobb pedaging.

Secara genetik, ayam IPB D1 mempunyai komposisi gen ayam pelung, sentul, kampung, Cobb, masing-masing sebesar 25%. Artinya, komposisi bibit pedaging impor hanya 25%.

Pada 2019, Ayam IPB D1 telah ditetapkan sebagai rumpun baru ayam lokal pedaging unggul dengan SK No.693/KPTS/PK.230/M/9/2019.

Baca Juga: Tim KKN UNS-IPB Petakan Wilayah Kemuning Karanganyar Pakai Drone

Ayam IPB D1 diklaim memiliki kemampuan tumbuh cepat, kualitas daging baik, dan tahan terhadap penyakit Newcastle Disease (ND) dan Salmonella.

Cece menambahkan pengembangan ayam IPB D1 sejak 2020 ditargetkan untuk mendapatkan calon galur induk betina IPB D2 (female line).
Indukan tersebut diharapkan dapat lebih tahan lagi terhadap penyakit terutama ND. Serta calon galur pejantan IPB D3 (male line) yang lebih cepat tumbuh lagi.

“Dengan demikian, akan menghasilkan ayam IPB D1 upgrade yang lebih unggul, baik dalam ketahanan penyakit, pertumbuhan dan kualitas dagingnya terutama kandungan mineral Fe dan Zn pada dagingnya,” kata Cece.

Baca Juga: Dukung Program Desa , Tim UNS Gelar Pelatihan Eduwisata di Sukoharjo

Cece optimistis berkembangnya industri pembibitan, pakan serta teknik budi daya ayam lokal diharapkan dapat mengurangi ketergantungan daging maupun telur dari ayam ras yang bibit dan pakannya masih berbasis impor.

Jika itu telah terlaksana merata, kata dia, agribisnis peternakan ayam lokal dapat berkembang dengan baik terutama di pedesaan yang secara langsung akan menggerakkan perekonomian pedesaan.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya