SOLOPOS.COM - Penari latihan gerak Tari Bedhaya Anglir Mendung untuk menyelaraskan dengan dua gamelan yakni gamelan Kyai Kenyut Mesem dan gamelan Kyai Udan Arum di Pura Mangkunegaran, Solo, Rabu (9/3/2022). (Solopos/Nicolous Irawan)

Solopos.com, SOLO — Acara jumenengan atau upacara kenaikan takhta Mangkunagoro X di Pura Mangkunegaran Solo tinggal tiga hari lagi. Acara istimewa itu dijadwalkan digelar pada Sabtu (12/3/2022).

Berbagai persiapan terus dilakukan oleh panitia yang meliputi kerabat keluarga maupun abdi dalem Pura. Salah satunya seperti terlihat pada Rabu (9/3/2022).

Promosi Beli Emas Bonus Mobil, Pegadaian Serahkan Reward Mobil Brio untuk Nasabah Loyal

Saat itu pukul 09.35 WIB, langit cerah menaungi Kompleks Pura Mangkunegaran Solo. Burung emprit berkicau bersahutan di dahan pohon. Sementara beberapa pekerja sibuk membersihkan dan memperbaiki bagian-bagian Pura untuk menyambut hari bersejarah tersebut.

Baca Juga: 7 Gadis Penari & Ritual Adat Disiapkan untuk Jumenengan Mangkunagoro X

Di pendapa, puluhan anak muda duduk lesehan menghadap seperangkat gamelan. Tak lama berselang, tujuh gadis muda mengenakan busana penari beriringan menuju pendapa.

Mereka tampak anggun mengenakan kebaya hitam dan jarik. Untuk kesekian kalinya para remaja itu berlatih membawakan tari Bedhaya Anglir Mendung yang akan ditampilkan ketika Jumenengan Dalem KGPAA Mangkunagoro (MN) X.

Tarian sakral yang menceritakan perjuangan Pangeran Sambernyawa saat berperang melawan penjajah tersebut akan dimainkan selama sekitar 45 menit. Tujuh penari terpilih akan mementaskan tarian itu dengan membawa busur dan panah.

Baca Juga: Persiapan Jumenengan MN X, Foto-Foto Latihan Tari di Mangkunegaran Solo

Penari Remaja

Pengageng Kemantren Langen Praja Pura Mangkunegaran, Raden Tumenggung Syamsuri, saat ditemui Solopos.com, Rabu, mengatakan sengaja melatih penari-penari baru. Sebab syarat untuk menjadi penari itu memang harus masih remaja.

“Penarinya memang harus masih remaja. Jadi kami melatih penari-penari baru. Kami sudah proses sejak Februari [2022] sampai sekarang, terus disiapkan. Sebab 12 Maret ada wisudan Jumenengan Dalem KGPAA Mangkunagoro X,” ujarnya.

Menurut Syamsuri, tari Bedhaya Anglir Mendung merupakan tarian khusus untuk acara Jumenengan Dalem. Untuk menjadi penari Bedhaya Anglir Mendung tak bisa sembarangan. Ada sejumlah syarat yang harus dipenuhi calon penari.

Baca Juga: Antar Sendiri Undangan Jumenengan ke Keraton Solo, Bhre Dapat Pujian

“Ya memang dari dulu demikian, pakemmya begitu [penari masih muda]. Jadi kita enggak berani untuk melanggar itu. Di samping remaja, ketika saat hari H penari tidak boleh ada yang haid atau sedang datang bulan,” urai dia.

Untuk itu, Syamsuri menyiapkan beberapa penari cadangan untuk mengantisipasi apabila ada penari yang datang bulan saat Jumenengan Dalem KGPAA Mangkunagoro X pada Sabtu (12/3/2022).

“Karena kita tidak tahu haid datangnya kapan. Nanti sehari sebelumnya acara para penari ini akan dikarantina, kemudian ada ritual puasa sehari sebelum menari. Puasa untuk melatih ketenangan biar lebih fokus,” katanya.

Baca Juga: Ekspektasi Tinggi, Pemerhati Budaya Solo Sampaikan Ini pada Sosok Bhre

Alasan 7 Penari

Ihwal jumlah penari yang harus tujuh orang, Syamsuri tidak tahu pasti alasannya. Menurutnya, hal itu sudah menjadi pakem selama ini. Belum pernah ada sejarahnya penari Bedhaya Anglir Mendung kurang atau lebih dari tujuh orang.

Sedangkan untuk perangkat gamelan atau karawitannya ada tiga yang akan dimainkan, yaitu Kiai Kanyut Mesem, Kiai Udan Asih, dan Kiai Udan Arum. Gamelan tersebut koleksi Pura Mangkunegaran yang terbuat dari bahan perunggu.

Konon suara dari perangkat gamelan itu jernih dan enak didengar walau tidak menggunakan alat pengeras suara. “Untuk pengrawit dan penari dari abdi dalem Kemantren Langen Praja, dan beberapa institusi pendidikan,” ujarnya.

Baca Juga: Bhre Cakrahutomo dan Raja-Raja Muda yang Pernah Bertakhta di Tanah Jawa

Di antaranya dari Akademi Seni Mangkunegaran (Asga), Pawiyatan Pedalangan Mangkunegaran, serta ISI Solo. Khusus untuk tujuh penari dari Pawiyatan Langen Praja, sebagian dari ISI yang belajar ke sini, UNS, dan Unisri,” tuturnya.

Geladi Bersih

Mereka, baik penari dan pengrawit telah digembleng intensif sejak Februari 2022. Pada Jumat (11/3/2022), akan dilakukan geladi bersih tarian Bedhaya Anglir Mendung. “Pekan ini kami running terus ini, full berlatih,” paparnya.

Sementara itu, Pengageng Wedhana Satria Pura Mangkunegaran, KRMT Lilik Priarso, mengatakan persiapan Jumenengan Dalem KGPAA Mangkunagoro X sudah mencapai 80 persen. Masih ada waktu dua hari untuk terus mematangkan persiapan acara itu.

Baca Juga: Pencinta Sejarah Solo Yakin Bhre akan Bawa Renaissance di Mangkunegaran



Seperti diketahui, keluarga Pura Mangkunegaran Solo memilih GPH Bhre Cakrahutomo Wira Sudjiwo sebagai penerus Mangkunagoro IX yang wafat pada Agustus 2021 lalu. Bhre merupakan putra bungsu Mangkunagoro IX dari permaisuri GKP Prisca Marina Yogi Supardi.

Usianya 24 tahun dan kini bekerja pengacara di Jakarta. Meski masih muda, Bhre cukup aktif dalam kegiatan-kegiatan di Mangkunegaran Solo. Salah satunya dipercaya menjadi pengawas proyek revitalisasi bangunan Pura Mangkunegaran Solo.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya