SOLOPOS.COM - Dekan Fakultas Biologi UGM Prof. Dr. Budi Setiadi Daryono, M.Agr.Sc. menyerahkan ijazah kepada Binar Anggita Sari yang lulus dengan predikat cumlaude dari Fakultas Biologi UGM Yogyakarta, Kamis (25/8/2022). (Istimewa/dokumentasi Binar Anggita Sari)

Solopos.com, SRAGEN — Kisah inspiratif datang dari seorang anak tukang parkir di CFD Sragen yang bernama Binar Anggita Sari. Gadis 22 tahun ini berhasil lulus Program Studi Biologi, Fakultas Biologi, Universitas Gadjah Mada (UGM) Yogyakarta dengan predikat cumlaude.

Ia menjadi salah satu dari 2.500-an lulusan UGM yang diwisuda pada 25 Agustus 2022 lalu. Wanita yang akrab disapa Sari ini menyelesaikan studi genap empat tahun dan mendapatkan indek prestasi kumulatif (IPK) 3,57 atau cumlaude.

Promosi Pegadaian Resmikan Masjid Al Hikmah Pekanbaru Wujud Kepedulian Tempat Ibadah

“Yang cumlaude ada 20 orang. Selain saya, ada teman dari Gemolong, Sragen, yang juga cumlaude,” ujar Sari saat berbincang dengan Solopos.com, Kamis (1/9/2022).

Sari lahir dari pasangan suami-istri, Ngadino, 50, dan Retno Wuri Handayani, 47. Mereka tinggal di Kampung Sidomulyo RT 049/RW 014, Kelurahan Sragen Setan, Kecamatan Sragen. Ngadino bekerja serabutan. Setiap Minggu ia menjadi tukang parkir di area car free day (CFD) Sragen.

Baca Juga: Inspiratif! Desa Luwang Sukoharjo Kampanye Peduli Sampah Sebulan Penuh

Sementara Retno pernah membuka warung di depan rumah. Namun, saat pandemi Covid-19, warung itu tutup sampai sekarang. Mereka menjadi penerima bantuan program keluarga harapan (PKH).

Sari yang merupakan sulung dari dua bersaudara mengaku ekonomi keluarganya pas-pasan. Meski demikian, hal itu tak membuat gadis kelahiran Sragen 9 Juni 2000 itu putus harapan untuk mengenyam pendidikan tinggi.

Alumnus SMAN 1 Sragen tahun 2018 itu menyelesaikan skripsi berjudul Komposisi Fitoplankton dan Status Trofik di Waduk Gebyar, Sambirejo, Sragen. Hasil penelitian itu mendapatkan nilai A.

Sari menemukan status trofik atau indikator tingkat kesuburan suatu perairan yang digunakan untuk memonitor kualitas perairan di Waduk Gebyar, Sambirejo, Sragen, ternyata agak tercemar pupuk kimia karena ada tanaman padi di areal waduk. Kendati tercemar pupuk kimia, tetapi menurut dia kondisinya tidak mengkhawatirkan.

Baca Juga: Jaga Eksklusivitas, Batik Tulis Gunung Kendil Raih Omzet Puluhan Juta Rupiah

Jadi Asisten Dosen

Untuk membantu orang tua, sambil kuliah Sari sempat ikut proyek dosen dan menjadi asisten pratikum Biologi. Dari pekerjaan sampingan sambil belajar itu, Sari bisa mendapatkan honor.

Sari juga pernah mendapatkan beasiswa potongan dana semester sampai Rp2,5 juta per semester saat pandemi Covid-19. Sebelumnya, keluarganya harus mengeluarlan biaya semesteran Rp4,5 juta.

Proyek dosen yang pernah diikutinya di antaranya upaya mengenalkan Taman Satwa Taru Jurug (TSTJ) di Solo kepada kalangan akademisi. Hasil akhir proyek dosen itu berupa publikasi/konferensi sehingga banyak peneliti yang tertarik untuk melakukan penelitian di TSTJ. Proyek itu sifatnya pengabdian masyarakat.

“Sebelumnya saya magang di TSTJ Januari-Februari 2021. Proyeknya April-Mei 2021. Di sana bisa mengenal karakter satwa. Hasil dari proyek dosen itu bisa untuk buka warung seblak di rumah,” katanya.

Baca Juga: Bocah Karangmalang Sragen Ini Dinobatkan Hero Anak oleh Unicef

Sari baru menyadari bahwa kuliah itu bukan untuk mencari kerja. Tetapi lebih pada mengembangkan daya pikir, menambah wawasan, sikap, dan keterampilan lainnya. Sari mengaku ingin bekerja apa pun dan ingin terus belajar. Ia juga menjadi mentor di lembaga bimbingan belajar.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya