SOLOPOS.COM - Penggunaan kompor induksi (Istimewa)

Solopos.com, SRAGEN — Para pelaku usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM) Sragen menyampaikan curahan isi hati (curhat) terkait wacana pemerintah mengonversi elpiji 3 kg ke kompor induksi. Mereka ada yang meras repot, ribet, dan khawatir dengan keamanannya karena selama ini belum ada sosialisasi tentang konversi tersebut.

Seorang pelaku UMKM Sragen, Nur Holidah, berpendapat konversi elpiji 3 kg ke kompor induksi alias kompor listrik sah-sah saja dilakukan. Pasalnya elpiji 3 kg atau gas melon juga termasuk barang bersubsidi.

Promosi Pegadaian Buka Lowongan Pekerjaan Khusus IT, Cek Kualifikasinya

Namun jika benar konversi itu akan dilakukan, menurutnya, harus ada sosialisasi yang matang, tidak  mendadak. Lewat sosialisasi itu, kata dia, masyarakat akan mengetahui konversi tersebut bakal memberatkan UMKM atau tidak.

“Rata-rata orang yang awam kalau berhubungan dengan listrik itu takut. Gas saja menakutkan kalau meledak, apalagi listrik yang tegangannya bikin panik. Mungkin dengan adanya sosialisasi dan pemberitahuan tata cara pemakaian yang aman, para pelaku UMKM bisa menerima,” jelasnya.

Baca Juga: Gas Elpiji 3 Kg akan Dikonversi ke Kompor Induksi, Bupati Sragen: Tunggu Saja

Dia melanjutkan kalau pelaku UMKM macam pedagang keliling akan kerepotan jika harus pakai kompor induksi. Dengan kondisi seperti itu, kata Nur, konversi itu bisa merepotkan dan memberatkan UMKM.

“Sekarang saja jualan di pinggir jalan saja dioyak-oyak Satpol PP. Padahal kalau tidak jualan anak-anak makan apa? Kebetulan saya membawahi beberapa UMKM. Saya tahu persis keluhan teman-teman UMKM yang ngenes,” katanya.

Ketika ada event, jelas dia, harus membayar uang yang tak sedikit kadang hasilnya di luar ekspektasi. Namun, apa pun kondisinya, para pelaku UMKM tetap saling memberi semangat.

Pelaku UMKM Sragen lainnya, Mami, mengaku santai-santai saja dengan rencana konversi itu karena keluarganya termasuk kecil. Namun masalahnya adalah banyak rumah di kampung yang daya listriknya hanya 450 VA. Dengan daya segitu, kata dia, kemungkinan tak kuat menggunakan kompor induksi dengan Watt besar.

Baca Juga: PLN Sebut Konversi Kompor Induksi Penyelamat dari Pembengkakan Subsidi Energi

“Kemudian untuk usaha produksi olahan makanan yang biasanya menggunakan kompor api menjadi repot. Dengan kompor listrik itu tentu alat masaknya juga berbeda. Apakah kekuatan kompor listrik itu sebanding dengan elpiji atau tidak. Kalau produksi kapasitas besar kemudian pakai kompor listrik itu kok gimana gitu,” katanya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya