SOLOPOS.COM - Rumah dinas Ketua RT 015 di Dukuh Parit, Desa Karangpelem, Kecamatan Kedawung, Sragen, berdiri megah sebagai fasilitas yang diberikan warga setempat, Selasa (25/10/2022). (Solopos.com/Tri Rahayu)

Solopos.com, SRAGEN — Warga Lingkungan RT 015, Dukuh Parit, Desa Karangpelem, Kecamatan Kedawung, Kabupaten Sragen bikin heboh setelah bisa memberi ketua RT mereka rumah dinas. Rumah dinas bagi ketua RT adalah sesuatu yang sangat jarang terjadi, atau mungkin baru ini ada.

Jika Anda berpikir warga di sana merupakan para pengusaha dan kaya raya sehingga bisa membelikan rumah dinas untuk “sekadar” ketua RT, maka Anda salah. Warga di RT 015 yang berjumlah 78 keluarga kebanyakan bekerja sebagai petani dan buruh tani. Bahkan ada yang hanya bekerja serabutan.

Promosi Pegadaian Buka Lowongan Pekerjaan Khusus IT, Cek Kualifikasinya

Namun tingginya rasa gotong royong dan guyub rukun membuat warga tak segan untuk berdonasi. Rumah dinas ketua RT 015 yang luas bangunannya 70 meter persegi di tanah seluas 195 meter persegi itu dibeli dengan uang kas RT. Harganya Rp150 juta, ditambah rehab senilai Rp60 juta.

Joko Suyono, 65, dipercaya warga menjadi Ketua RT 015 tidak menggunakan rumdin tersebut. “Rumah dinas itu memang diberikan warga sebagai fasilitas untuk ketua RT. Kebetulan saya tinggal bersebelahan dengan rumdin tersebut sehingga tidak saya gunakan untuk tempat tinggal,” ujar Joko saat berbincang dengan Solopos.com, Selasa (25/10/2022) di kediamannya.

Baca Juga: Hanya di Sragen, Ketua RT Dapat Rumah Dinas

Rumdin itu, menurutnya, merupakan bentuk apresiasi warga. Rumdin Ketua RT 015 tersebut lokasinya di perbatasan RT 015 dengan RT lain.

Niat warga membeli rumdin itu muncul pada 2020. Sejak saat itu warga satu RT mulai menabung dari uang arisan dan uang retribusi air bersih. Penarikan retribusi itu caranya cukup dengan menyediakan kotak retribusi di pinggir jalan yang dilewati truk pengangkut air bersih.

“Hasilnya lumayan. Setiap dua pekan sekali uang retribusi diambil. Dalam 35 hari atau selapan hasilnya rata-rata sampai Rp6 juta. Kemudian untuk uang arisan, setiap orang arisan Rp15.000/bulan. Yang masuk kas RT Rp750.000-Rp1 juta. Nah, uang kas yang ditabung per bulan itu rata-rata Rp5 juta,” jelas Joko yang menjalani periode keduanya sebagai Ketua RT 015.

Baca Juga: Selain Kasih Rumdin untuk Ketua RT, Ini Keunikan Lain Warga Dukuh Parit Sragen

Kas RT 015 sebenarnya dananya cukup untuk membeli tanah dan bangunan senilai Rp150 juta itu. Tetapi untuk biaya rehabnya, ungkap Joko, warga bersepakat untuk pinjam uang ke bank Rp90 juta dengan angsuran Rp4,75 juta per bulan dan ditargetkan dua tahun lunas. Dengan mengandalkan dana retribusi saja, terang dia, angsuran bank itu bisa tertutup semua.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya