SOLOPOS.COM - Ketua RT 015, Dukuh Parit, Desa Karangpelem, Kedawung, Sragen, Joko Suyono, 65, berjalan di teras depan Rumdinnya yang digunakan untuk menyimpan invetaris kursi dan meja RT, Selasa (25/10/2022). (Solopos.com/Tri Rahayu)

Solopos.com, SRAGEN — Tak hanya punya rumah dinas (rumdin) untuk Ketua RT,  Lingkungan RT 015, Dukuh Parit, Desa Karangpelem, Kedawung, Sragen, juga punya dua gedung lain. Yakni, gedung pertemuan dan gudang perkakas RT.

Tak cukup sampai di situ. Tingginya rasa gotong royong dan guyub rukup warga, mereka bisa merehab masjid senilai Rp125 juta dengan dana yang terkumpul dalam tempo 1,5 bulan saja. Wow!

Promosi Pegadaian Buka Lowongan Pekerjaan Khusus IT, Cek Kualifikasinya

Ketua RT 015 Dukuh Parit, Joko Suyono, 65, mengatakan dua bangunan itu ternyata tak cukup untuk menyimpan seluruh barang inventarisasi RT. Akhirnya, warga satu RT sepakat membeli rumah lagi. Kebetulan ada warga yang hendak menjual rumah seharga Rp150 juta dan akhirnya dibeli.

Rumah itu kemudian dijadikan rumah dinas ketua RT sekaligus untuk tempat menyimpan sebagian perkakas yang tak cukup di gudang seperti meja dan kursi. Rumdin itu terdiri atas tiga kamar karena bangunannya 70 meter persegi.

“Invetaris RT -15 itu cukup banyak. Kursi dengan kualitas di atas kursi lipat itu sebanyak 700 unit, belum termasuk kursi berbahan plastik. Invetaris lainnya ada piring 3.000 buah, gelas 2.000 buah, peralatan dapur komplet. Jadi kalau ada warga yang hendak menggelar hajatan tidak perlu pinjam keluar RT,” jelas Joko.

Baca Juga: Hanya di Sragen, Ketua RT Dapat Rumah Dinas

Bangunan pertemuan milik RT luasnya 70 meter persegi. Sedangkan gudang perkakas seluas 50 meter persegi. Warga bergotong royong merehab masjid. Tanpa diminta, warga dengan sukarela memberikan donasi sehingga Rp125 juta terpenuhi hanya dalam tempo 1,5 bulan. “Warga berdonasi ada yang Rp1 juta, ada juga yang Rp10 juta,” ungkap Joko yang merangkap sebagai bendahara takmir masjid.

Kebersamaan warga itu juga terlihat dari kegiatan sosial. Ketika ada orang meninggal dunia, kata Joko, meskipun pukul 01.00 WIB atau pukul 02.00 WIB tetap diberlangsungkan untuk pemakaman. Kegiatan lingkungan seperti posyandu lansia, posyandu balita, serta poyandu pralansia tetap jalan.

“Untuk posyandu lansia itu dilaksanakan setiap tanggal 16 yang diikuti 40-50 orang. Posyandu balita dilaksanakan setiap tanggal 10, ada 30-40 balita, dan posyandu pralansia diikuti 25 orang setiap tanggal 11,” ujarnya.

Baca Juga: Bupati Sragen dan Polisi Awasi Langsung Pencoblosan Pilkades di 6 Desa Ini

Joko mengungkapkan sejumlah warga dari luar Sragen sering memotret Rumdin Ketua RT itu diunggah ke komunitasnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya