SOLOPOS.COM - Pemangku Upacara Melasti di Telaga Madirda membaca doa-doa pada upacara yang dilaksanakan di tepi Telaga Madirda, Minggu (6/3/2016). (Sri Sumi Handayani/JIBI/Solopos)

Solopos.com, KARANGANYAR — Telaga Mardirda di Desa Berjo, Ngargoyoso, Karanganyar tidak hanya memiliki pesona alam yang indah, namun menyimpan cerita atau mitos yang jarang diketahui masyarakat awam.

Menurut mitos yang dipercaya warga, Telaga Madirda dapat mewujudkan keinginan dengan melakukan ritual tertentu.

Promosi Strategi Telkom Jaga Jaringan Demi Layanan Telekomunikasi Prima

Dalam skripsi berjudul Cerita Rakyar Telaga Madirda Di Dusun Tlogo Desa Bejo Kecamatan Ngargoyoso Karanganyar (Sebuah Tinjauan Folklor) yang ditulis oleh mahasiswa UNS Solo, Mucharom, pada 2011, disebutkan ada sejumlah mitos yang berkembang soal Telaga Madirda. Berikut mitos tersebut:

1. Mengandung kekuatan gaib

Air Telaga Madirda dipercaya dapat memberikan keberuntungan dan menyembuhkan penyakit. Konon, ada seorang bapak dari Ngargoyoso mengadu kepada juru kunci Telaga Madirda bahwa anaknya belum bisa jalan padahal umurnya hampir 2 tahun. Oleh si juru kunci, bapak itu diminta bertapa semalam suntuk dan membawa air Telaga Madirda untuk diusapkan ke kaki anaknya. Dua bulan kemudian, sang anak tersebut bisa jalan.

Baca Juga: Mengulik Cerita Rakyat tentang Asal Usul Telaga Madirda Karanganyar

2. Memberi tuah

Warga yang permohonannya terkabul, biasanya akan kembali ke Telaga Madirda untuk melakukan selamatan sebagai wujud rasa syukur. Apabila hal tersebut tidak dilakukan, maka yang bersangkutan akan dikembalikan kondisinya seperti sebelum datang ke Telaga Madirda.

3. Larangan mencicipi makanan kenduri

Warga Dusun Tlogo, Desa Berjo, jika memasak untuk acara kendurian tidak pernah mencicipinya. Jika masakan itu dicicipi terlebih dahulu, warga meyakini sesajen yang mereka gunakan untuk upacara nyadran itu tidak akan diterima oleh danyang (penunggu Telaga Madirda).

Baca Juga: Melengkapi Telaga Madirda, Desa Berjo Karanganyar Siapkan Paket Wisata

4. Tidak boleh memasak bagi ibu-ibu yang tidak dalam keadaan suci

Ibu-ibu, khususnya warga Dusun Tlogo, Desa berjo, jika memasak makanan untuk nyadran harus dalam keadaan bersih atau suci, tidak sedangn berhalangan (haid) atau dalam keadaan kotor. Hal ini karena yyadran adalah ritual yang sakral dan do’a untuk para leluhur. Ibarat ibadah, orang yang nyadran jadi harus dalam keadaan bersih dan suci.

Itulah beberapa mitos seputar Telaga Madirda yang masih diyakini oleh sebagian warga di sana.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya