SOLOPOS.COM - Kader muda NU, Islah Bahrawi (Youtube)

Solopos.com, SOLO — Tokoh muda Nahdlatul Ulama (NU), Islah Bahrawi, mengomentari tentang penembakan anggota Densus 88 Antiteror Mabes Polri terhadap dr. Sunardi di Sukoharjo, beberapa hari lalu.

Islah Bahrawi yang sering dilibatkan dalam program deradikalisasi itu mengatakan, polisi sengaja menyergap Sunardi di jalan karena alasan keamanan orang-orang di sekelilingnya.

Promosi Siap Layani Arus Balik, Posko Mudik BRImo Hadir di Rute Strategis Ini

“Dia (Sunardi) sudah tahu akan ditangkap, makanya berbulan-bulan ia selalu keluar rumah dengan naik ambulans. Karena mereka tahu Densus tidak mungkin menangkap teroris di ambulans,” ujar Islah Bahrawi saat berbicara dalam diskusi bertema Gerakan Politik Agama di Dunia, dalam rangka Harlah Ke-4 Gerakan Muda Nahdlatul Ulama, yang dikutip Solopos.com dari kanal Youtube TVNU Televisi Nahdlatul Ulama, Sabtu (19/3/2022).

Baca Juga: Komisi III DPR Silang Pendapat Soal Sunardi yang Ditembak Mati Densus

Menurutnya, Densus tidak melakukan penangkapan Sunardi di rumahnya karena dokter umum tersebut membuka praktik di kediamannya.

Densus, kata dia, juga menghindari penangkapan tersangka teroris tersebut di depan pasiennya, di depan anak-anaknya serta di pondok pesantren tempatnya berpraktik.

“Kenapa tidak ditangkap di pesantrennya? Kan dia habis dari pesantrennya tuh. Itu standar operasional Densus, tidak boleh melakukan penangkapan di lembaga pendidikan, di dalam rumah ibadah, di dalam ambulans sebagai paramedis, di depan anak istri dan pasiennya karena dia seorang dokter. Karena itu Densus menyergap dia saat di jalan mengendarai mobil nonambulans,” katanya.

Baca Juga: Kompolnas Ungkap Sunardi Diterjang Empat Peluru Densus 88

Ia menambahkan, ketika Sunardi melakukan perlawanan saat disergap polisi terpaksa mengambil tindakan melumpuhkan.

Islah Bahrawi mengatakan dirinya sering dilibatkan dalam proses deradikalisasi yang dilakukan pemerintah. Penangkapan Sunardi, kata dia, adalah pengembangan dari tersangka-tersangka teroris yang sudah dibekuk sebelumnya.

“Namanya disebut oleh Wijayanto, petinggi Jamaah Islamiyah yang sudah ditangkap dan beberapa tersangka lainnya. Beberapa orang yang akan ditangkap setelah ini juga terkait dengan Sunardi,” kata dia.

Baca Juga: Terkini Soal Kondisi Sunardi, IDI Sukoharjo Luruskan Kabar di Medsos

Sebagaimana diberitakan, dokter di Kabupaten Sukoharjo, Jawa Tengah, Sunardi, yang ditembak mati aparat Densus 88 Antiteror Mabes Polri, beberapa hari lalu.

Kepala Biro Penerangan Masyarakat (Karo Penmas) Divisi Humas Polri Brigjen Pol. Ahmad Ramadhan menjelaskan alasan tindakan yang dilakukan aparat kepolisan karena Sunardi melakukan perlawanan terhadap petugas yang berupaya melakukan penegakan hukum.

Sunardi ditetapkan sebagai tersangka karena merupakan anggota kelompok teroris jaringan Jamaah Islamiyah (JI). Memiliki peran pernah menjabat sebagai amir khitmad menjabat sebagai Deputi Dakwah dan Informasi, sebagai penasihat amir JI dan penanggungjawab Hilal Amar Society yang berafiliasi ke JI.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya