SOLOPOS.COM - Panduan Informasi dan Inspirasi

Solopos.com, BHUBANESWAR — Aliansi dokter India menemukan timbal nikel dalam sampel darah setelah ratusan orang menderita penyakit misterius. Penyakit yang tidak diketahui muncul di negara bagian selatan Andra Pradesh dalam beberapa hari terakhir dan telah menjakiti lebih dari 500 orang.

5 Kasus Guru Silat Cabul, Ada yang Pakai Modus Transfer Tenaga Dalam

Promosi UMKM Binaan BRI Ini Jadi Kuliner Rekomendasi bagi Pemudik di Pekalongan

Melansir DW, Rabu (9/12/2020), Tim dokter termasuk yang berasal dari All-India Institute of Medical Sciences (AIIMS) terkemuka di New Delhi dikerahkan untuk menyelidiki penyebab penyakit misteriys di kota tersebut.

Setidaknya dilaporkan 555 orang telah dirawat setelah orang-orang mulai pingsan di jalanan kota Eluru pada hari Sabtu, (5/12/2020). AS Ram, seorang dokter senior di rumah sakit pemerintah kepada Reuters mengatakan, bahwa beberapa orang menyebut fenomena ini adalah histeria massal, tapi sebenanya tidak.

“Sebagian besar pasien datang dengan pusing ringan, mata hitam karena mereka tiba-tiba pingsan karena kejang,” ujar Ram. “Tapi dalam satu atau dua jam kebanyakan dari mereka baik-baik saja,” tambahnya.

Viral di Tiktok: Bocah Penjual Tisu Cantik Bak Blasteran Bule

Meninggal Tragis

Seorang pria meninggal setelah mengalami kejang, mual, dan nyeri kronis. Selain itu, penyakit ini telah menginfkesi lebih dari 300 anak, dengan kebanyakan dari mereka menderita pusing, pingsan, sakit kepala dan muntah. Mereka pun telah dites negatif Covid-19.

Pemerintah negara bagian Andhre Pradesh mengatakan pada hari Selasa bahwa tim AIIMS telah menemukan jejak timbal dan nikel dalam sampel darah dari 10 pasien yang tinggi.

Namun menurut kepala Rumah Sakit Pemerintah Eluru AV Mohan, ukuran sampel masih terlalu kecil untuk memastikan jika logam berat adalah penyebabnya. Penyelidikan telah dilucurkan untuk menemukan sumber logam dan bagaimana penyebarannya.

Diawetkan Posisi Duduk, Jenazah Ditolak Masuk Ke Pemakamannya Sendiri

Tes Rutin

Diketahui tidak ada pabrik kimia besar di wilayah tersebut dan pengujian telah dilakukan terhadap pasokan air dan susu. Para ahli dari institut medis nasional juga melakukan tes pada minyak nabati, beras dan urin.

Pejabat distrik mengatakan bahan tambahan kimia dalam pestisida mungkin berperan menjadi penyebabnya. Anggota parlemen federal GVL Narasimha Rao yang berasal dari nagara bagian mengatakan dia telah berbicara kepada pakar kesehatan pemerintah. Mereka mengatakan bahwa kemungkinan besar penyebabnya adalah zat organoklorin.

Zat organoklorin diketahui telah dikaitkan dengan kanker dan dilarang di banyak negara. Jika zat tersebut tepapar pada manusia, zat ini menyebabkan kejang, sakit kepala, pusing, mual, muntah, tremor, kebingungan, kelemahan otot, bicara cadel, air liur dan berkeringat.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya