SOLOPOS.COM - Anggota kelompok ternak Ngudi Mulya, Desa Banyuaeng, Kecamatan Karangnongko mengolah pakan untuk kebutuhan puluhan ternak sapi dan kambing di kandang kelompok, Jumat (12/2/2021).(Solopos.com/Taufiq Sidik Prakos)

Solopos.com, KLATEN – Kelompok Ternak Ngudi Mulya, Desa Banyuaeng, Kecamatan Karangnongko, Klaten, mengembangkan pengolahan pupuk organik. Pupuk ini bersaal dari limbah kotoran sapi dan kambing yang dikelola kelompok tersebut. Pengembangan pupuk itu dimaksudkan untuk mengajak petani agar tak terlalu bergantung dengan pupuk kimia.

Pupuk organik yang dikembangkan berupa pupuk padat dari limbah kotoran maupun pupuk cair dari limbah urine sapi maupun kambing. Proses pengembangan pupuk organik itu sudah bergulir selama setahun terakhir. Pengembangan pupuk organik ini semakin teracu seiring dengan dikuranginya alokasi pupuk organik tahun ini serta kenaikan harga pupuk bersubsidi dari pemerintah.

Promosi Lebaran Zaman Now, Saatnya Bagi-bagi THR Emas dari Pegadaian

Pembina Kelompok Ternak Ngudi Mulya, Widodo, menjelaskan pihaknya mengembangbiakkan 10 sapi dan 70 kambing di kandang di lahan seluas 1.500 meter persegi. Lokasinya di Desa Banyuaeng. Kotoran dari sapi dan kambing ini dikelola sebagai bahan pupuk oragnik. Setidaknya dalam sepekan kotoran yang dikumpulkan petani bisa mencapai 100-150 sak ukuran 25 kg.

Pembina Kelompok Ternak Ngudi Mulya, Widodo, menunjukkan sapi-sapi yang dikembangbiakan di kandang kelompok tersebut di Desa Banyuaeng, Kecamatan Karangnongko, Jumat (12/2/2021). (Solopos.com/Taufiq Sidik Prakos)

Baca juga: PPKM Mikro, Pemkab Klaten Tetap Lanjutkan Gerakan Wiwit Jam Sanga Bengi Ora Lunga

“Untuk prosesnya itu ada tiga tahap hingga sampai menjadi pupuk. Proses bisa menjadi pupuk itu berlangsung sekitar satu sampai dua bulan,” kata Widodo saat ditemui wartawan di kandang kelompok ternak Ngudi Mulya, Jumat (12/2/2021).

Dibagikan Gratis

Belakangan, kegiatan pemberdayaan pengolahan pupuk organik itu semakin menggeliat. Hasil pengolahan pupuk organik beberapa waktu terakhir dibagikan secara gratis kepada petani di wilayah Banyuaeng. Selain itu, kelompok-kelompok tani di sekitar kandang tersebut mulai dilatih cara beternak hingga pengolahan pupuk organik. Hal itu dilakukan agar petani tak lagi bergantung pada pupuk bersubsidi terutama pupuk kimia.

“Memang menyikapi kebijakan pupuk, arahnya kan petani diajak ke organik. Nah, untuk menuju organik itu butuh waktu, butuh ilmu, dan butuh penyadaran. Agar para petani itu paham kan perlu sesuatu yang bisa dilihat langsung hasilnya. Makanya kami berikan pupuk gratis, kemudian kami minta petani untuk melihat hasilnya. Kalau sudah dan mereka berminat, kami arahkan agar bisa memproduksi pupuk sendiri,” urai Widodo yang juga anggota DPRD Klaten tersebut.

Baca juga: Komplotan Pencuri Spesialis Mitsubishi L300 Lintas Provinsi Ditangkap Polres Klaten, Satu Ditembak

Bagi Hasil

Ia mengatakan saat ini ada sekitar 25 anggota kelompok peternak yang ikut mengembangkan pupuk organik. Terkait kendala petani yang tak memiliki ternak lantaran keterbatasan modal, Widodo menjelaskan mereka bisa bekerja sama dengan kelompok dengan sistem gaduh atau bagi hasil. Alhasil, tak hanya bisa belajar dan mendapatkan pupuk organik, petani yang ikut sistem gaduh itu bisa mendapatkan penghasilan tambahan dari bagi hasil ternak.

Terkait pengaplikasian pupuk organik ke lahan pertanian, Widodo memastikan hasil produksi tak kalah dibandingkan menggunakan pupuk anorganik. “Saya sudah mencoba mengaplikasikan pada tanaman padi di lahan saya hasilnya bagus. Begitu pula dengan teman-teman kelompok juga hasilnya bagus,” urai dia.

Salah satu anggota kelompok tani Ngudi Mulya, Joko Sulistyo, mengatakan baru bergabung dalam kelompok itu sekitar 2,5 bulan terakhir. Dia juga menjelaskan selama ini terlibat dalam pengolahan pupuk organik. “Prosesnya itu diawali dengan mengumpulkan kotoran ternak kemudian ketika sudah terkumpul banyak baru diproses fermentasi untuk menjadi pupuk organik,” ungkap warga Banyuaeng tersebut.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya