SOLOPOS.COM - Petugas gabungan melakukan evakuasi korban dari lokasi kecelakaan bus wisata di Imogiri, Bantul, DI Yogyakarta, Minggu (6/2/2022).(Antara/Dewangga)

Solopos.com, BANTUL –  Almarhum Feriyanto, 35, sopir bus pengangkut keluarga karyawan garmen di Polokarto, Sukoharjo berusaha menghindarkan kecelakaan fatal saat kendaraannya tak terkendali di jalanan menurun di Imogiri, Bantul, D.I. Yogyakarta, Minggu (6/2/2022).

Feriyanto menghindari truk pengangkut pasir yang melaju pelan di depannya dan menabrakkan bus ke tebing Bukit Bego, Imogiri.

Promosi Komeng Tak Perlu Koming, 5,3 Juta Suara sudah di Tangan

Namun tindakan sopir asal  asal Sekip, Kadipiro, Banjarsari, Solo itu justru berakibat meninggalnya 13 orang, termasuk dirinya.

Kesaksian tindakan Feriyanto itu disampaikan salah satu korban selamat, Danarto, 38, warga Pundungsari RT 3/RW 2, Desa Mranggen, Pulokerto, Sukoharjo, Jawa Tengah.

Baca Juga: Bus Wisata Karyawan Garmen Sukoharjo Sempat Mati Mesin di Tanjakan

Danarto, 38, mengaku duduk kursi tambahan di samping sopir sehingga mengetahui persis saat bus menabrak Bukit Bego.

“Sopir membanting setir ke kanan dan menabrakkan bodi bus ke tebing karena di depan ada truk pengangkut pasir. Jika sopir tak banting setir ke kanan, bus bisa menabrak truk,” ujarnya saat ditemui di Rumah Sakit PKU Muhammadiyah Bantul, Senin (7/2/2022) pagi.

Danarto mengatakan bus sempat tak kuat menanjak saat berada di Tebing Breksi dan Puncak Becici hingga mesinnya mati. Di tengah jalanan menanjak tersebut semua penumpang turun.

Kenek lantas memberikan pengganjal di roda agar bus tak melorot ke bawah. Tak lama kemudian mesin bus kembali menyala.

“Semua penumpang kembali naik dan melanjutkan perjalanan,” kata Danarto.

Baca Juga: Jasa Raharja Siapkan Santunan Bagi Korban Laka Bus Maut di Bantul

Menurut Danarto, sopir sempat berbicara kepada kenek dan menduga bus mengalami masalah. Ia menduga filternya kotor.

Namun, sang sopir yang juga menjadi korban meninggal itu meminta penumpang untuk tidak panik.

Bus kemudian melewati Jalan Mangunan Imogiri. Di jalanan menurun, awalnya bus melaju biasa. Namun di tikungan Bukit Bego, sopir terlihat panik dan memainkan perseneling. Bus berjalan di gigi tiga. Setelah itu, bus oleng ke kanan dan ke kiri.

“Bus melaju kencang, mungkin remnya blong, kemudian brukkkk, menabrak tebing. Waktu benturan saya terlempar dari bus, masuk selokan,” kata karyawan di salah satu perusahaan garmen di Polokarto, Sukoharjo tersebut.

Baca Juga: Kecelakaan Bantul, Sopir Diduga Tabrakkan Bus ke Tebing Agar Aman

Dengan luka bagian kepala, kaki, tangan dan punggung, Danarto masih bisa merayap mencari kedua anaknya di dalam bus.

Danarto menemukan kedua anaknya Elsa Ramadani, 12, dan Aliya Dwi Oktavia, 7. Dia lantas mencari istrinya, Sri Rahayu, 35, yang duduk di bangku tepat belakang sopir. “Istri saya juga terlempar ke luar bus,” ungkap Danarto.

Keluarga kecil Danarto lolos dari maut tetapi menderita luka-luka. Keempatnya dirawat di PKU Muhammadiyah Bantul.

Sri Rahayu, istri Danarto mengatakan sebelum bus menabrak tebing Bukit Bego, penumpang sudah panik dan meneriakkan nama Tuhan.

Baca Juga: Wisata Pilu Karyawan Garmen Sukoharjo, Penumpang Terlempar ke Luar Bus

“Sopir enggak bilang apa-apa. Tapi penumpang pada teriak Allahuakbar Alahuakbar setelah itu brukkk, langsung menabrak tebing,” ungkap Sru Rahayu.

“Saya ikut terlempar ke luar bus,” lanjutnya.

Kapolres Bantul AKBP Ihsan membenarkan bus wisata Gandos Abadi dengan nomor polisi AD 1507 EH tersebut dikemudikan oleh Feriyanto, 35, warga Solo.



Kapolres mengatakan Feriyanto termasuk dalam 13 korban meninggal dunia. Bus mengangkut 47 orang rombongan family gathering perusahaan konfeksi dari Polokarto, Sukoharjo, Jawa Tengah.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya