SOLOPOS.COM - Wisatawan menikmati panorama alam dari gardu pandang di Desa Ternadi, Dawe, Kudus, Jateng, Minggu (30/7/2017). (JIBI/Solopos/Antara/Yusuf Nugroho)

Solopos.com, KUDUS —  Kawasan Pegunung Muria di Jawa Tengah yang membentang dari Kabupaten Jepara, Kudus dan Pati memiliki beragam keindahan alam yang tersembunyi. Di balik sejarah panjangnya, dari yang sebelumnya terpisah dari Pulau Jawa dan sekarang telah menjadi satu daratan, pegunungan ini menyuguhkan berbagai macam panorama alam dari ujung kaki gunung hingga puncaknya.

Oleh karena itu, tidak heran tempat ini selalu menjadi jujukan wisata oleh banyak orang. Dihimpun dari berbagai sumber, Selasa (15/2/2022), berikut ini lima objek wisata yang ada di Pegunungan Muria.

Promosi Bertabur Bintang, KapanLagi Buka Bareng BRI Festival 2024 Diserbu Pengunjung

Baca juga: Gunung Muria Purba & Jejak Bangsa Lemuria, Leluhur Orang Jawa

Selam Semliro

Salah satu spot swafato di Selam Semliro, sayap malaikat (Instagram/@selam_semliro)

Berada di kawasan kaki Gunung Muria, Selam Semliro yang tepatnya berada di Dukuh Semliro, Desa Rahtawu, Kecamatan Gebog, Kabupaten Kudus, ini menyuguhkan panorama yang memanjakan para kaum milenial di mana banyak spot-spot swafoto yang menarik. Berdasarkan pantauan Solopos.com melalui sebuah kanal Youtube, wisata ini memiliki akses masuk yang cukup menantang di mana pengunjung harus melewati jalan yang berliku.

Jalannya pun sangat sempit, sehingga pengunjung harus hati-hati karena terdapat jurang di satu sisinya. Meskipun kondisi jalannya sudah beraspal, pengunjung tidak direkomendasikan menggunakan kendaraan matic, baik itu sepeda roda dua atau roda empat karena jalannya cukup menanjak sehingga diperlukan kendaraan bergigi untuk bisa menahan saat melewati tanjakan tajam. Lokasi wisata ini tepat berada di air terjun pentung. Spot-spot swafoto yang ditawarkan beragam, meliputi latar bunga mawar, kelopak bunga, kursi warna di gardu pandang hingga sayap malaikat.=

Tiket masuknya sangat terjangkau, yaitu Rp5.000 per orang sudah bisa berswafoto sepuasnya. Jangan lupa siapkan Rp3.000 untuk bayar parkir kendaraan. Selain wahana swafoto, terdapat juga gazebo-gazebo menarik untuk beristirahat dan bersantai.

Baca juga: Riwayat Gunung Muria: Dulu Terpisah, Sekarang Bersatu dengan Pulau Jawa

Hidden Canyon

Hidden Canyon, Desa Rahtawu, Pegunungan Muria
Hidden Canyon, Desa Rahtawu, Pegunungan Muria (Sumber: Youtube/ Panorama Jawa Tengah)

Masih di kawasan kaki Pegunungan Muria, terdapat sebuah tempat seperti ngarai yang belum terjamah sehingga disebut sebagai Hidden Canyon. Berdasarkan pantauan Solopos.com di sebuah kanal Youtube, ngarai yang belum terjamah itu ditemukan oleh kelompok pencinta alam yang sedang melakukan aktivitas pendakian di Pegunngan Muria.

Untuk mencapai ngarai tersebut, harus menyusuri Sungai Radak selama kurang lebih 30 menit. Dalam menyusuri, tidak perlu buru-buru karena batu-batu sungainya sangat licin, apalagi jika alirannya deras sehingga harus berhati-hati agar tidak tergelincir atau terpeleset.

Saat sudah mencapai lokasi Hidden Canyon, rasa lelah akan terbayar karena pemandangannya sangat indah serta suara aliran air benar-benar mengundang siapapun yang berkunjung untuk bermain air di aliran sungai tersebut. Aliran airnya bersih dan tidak begitu dalam sehingga pengunjung dapat dengan santai bermain air di area ngarai.

Baca juga: Profil Muria Raya yang Diusulkan jadi Provinsi Baru

Bukit Ternadi

Gardu Pandang di Bukit Ternadi, Kecamatan Dawe, Kabupaten Kudus
Gardu Pandang di Bukit Ternadi, Kecamatan Dawe, Kabupaten Kudus (Instagram/@explorekudus)

Berada di Desa Ternadi, Kabupaten Kudus, terdapat bukit yang dijadikan sebagai wisata panorama. Saat sudah mencapai bukit ini, pengunjung bisa melihat puncak pemandangan puncak Pegunungan Muria yang menawan. Berdasarkan pantauan Solopos.com melalui kanal Youtube Keluarga Arif Com “Gardu Pandang Wana Wisata Bukit Ternadi Kudus Jawa Tengah”, untuk mencapai bukit, pengunjung harus menelusuri jalan yang menanjak.

Saat sudah sampai di puncak bukit, rasa lelah pengunjung saat menapaki jalan tanjakan akan terbayarkan dengan keindahan panorama dari ketinggian. Panorama yang bisa dinikmati adalah hamparan pepohonan hijau, waduk hingga pemandangan Gunung Muria.

Baca juga: Heboh Usulan Provinsi Baru di Jawa Tengah, Netizen: Rempong!

Objek Wisata Colo

Air Terjun Monthel
Air Terjun Monthel (Instagram/@obyekwisatacolo)

Objek Wisata Colo merupakan salah satu wisata  unggulan di Kabupaten Kudus. Objek tersebut menawarkan dua jenis wisata, yaitu wisata religi dan wisata alam. Para pelaku wisata religi biasanya berziarah ke makam Sunan Muria, sedangkan wisata nonreligi biasanya ingin menikmati keindahan dan kesejukan udara yang ada di Colo. Untuk wisata religi sendiri, selain makam Sunan Muria terdapat juga Makam Syeh Zadzli, kedua makam tersebut berada di dataran yang cukup tinggi.

Di area kompleks makam Sunan Muria dan Syeh Zadli, terdapat Air Tiga Rasa Rajenu. Seperti namanya, air ini memiliki tiga rasa  berbeda sehingga membuat orang penasaran untuk mencobanya. Sumber mata air pertama mempunyai rasa mirip buah stroberi agak tawar, sumber mata air kedua berasa mirip dengan minuman soda dan sumber mata air ketiga memiliki rasa seperti tuak.

Tidak lupa juga ada Air Terjun Monthel terletak di Desa Colo. Jarak tempuh dari gapura masuk  hingga di objek wisata ini sekitar 600 m yang harus ditempuh dengan jalan kaki. Wisatawan mengunjungi tempat ini untuk menikmati keindahan dan kesejukan alam serta untuk mandi di bawah air terjun.

Baca juga: Profil Banyumasan, Calon Provinsi Baru di Jawa Tengah

Puncak Natas Angin

mitos larangan pacaran di gunung muria Puncak Natas Angin, Pegunungan Muria, Kabupaten Kudus
Puncak Natas Angin, Pegunungan Muria, Kabupaten Kudus (Instagram/@explorekudus)

Puncak Natas Angin adalah salah satu dari tujuh puncak Gunung Muria yang dikenal sebagai 7 Summits of Muria. Dari ke tujuh puncak tersebut, Puncak Natas Angin menjadi salah satu dari empat jalur pendakian utama di Gunung Muria. Dengan ketinggian yang hanya sekitar 1602 meter di atas permukaan laut (mdpl), Puncak Natas Angin menjadi jujukan para pendaki baru yang ingin menjajal pengalaman pertama dunia pendakian gunung.



Penamaan “Natas Angin” ini karena puncak ini merupakan yang tertinggi dari tujuh puncak lainnya sampai diyakini kalau puncaknya berada di atas jangkauan angin. Karena inilah nama “Natas Angin” yang berarti puncak yang ada di atas angin, disematkan. Untuk mencapai puncak ini hanya diperlukan waktu sekitar hampir 4 jam saja (normal waktu pendakian minimal 6 jam). Dan saat sudah mencapai puncak, rasa lelah akan terbayarkan dengan panorama puncak yang memukau berupa hamparan hijau pepohonan yang asri.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya