SOLOPOS.COM - Ilustrasi rapid test (freepik)

Solopos.com, SOLO -- Sebanyak 50 pedagang, pengunjung, dan juru parkir Pasar Klithikan Notoharjo, Solo, mengikuti uji cepat atau rapid test deteksi Covid-19, Selasa (16/6/2020).

Dari jumlah itu, tidak ada satu pun yang hasilnya menunjukan reaktif alias nonreaktif semua. Uji cepat itu menggunakan metode serum untuk mendeteksi potensi penularan virus SARS CoV-2.

Promosi Pegadaian Resmikan Masjid Al Hikmah Pekanbaru Wujud Kepedulian Tempat Ibadah

Kepala Dinas Kesehatan Kota (DKK) Solo, Siti Wahyuningsih, mengatakan jumlah sampel yang diambil di Pasar Notoharjo merupakan yang terbanyak di antara pasar lainnya.

Pesangon Ribuan Eks Karyawan Belum Dibayar, Tyfountex Sukoharjo Dapat Peringatan Dari Pengadilan

Rapid test dengan peserta paling banyak dikarenakan Pasar Klithikan Notoharjo, Solo, tersebut ramai pengunjung hingga kerap berdesakan. Bahkan saking ramainya, Dinas Perdagangan (Disdag) Kota Solo sempat menutup zona tersebut selama tiga hari.

Dengan rapid test itu diharapkan pedagang dan pengunjung lebih tertib menjaga jarak dan menerapkan protokol kesehatan pencegahan Covid-19.

Sampel Diambil Secara Acak

“Semua yang di sana diambil sampelnya secara acak, pedagang, pembeli, atau pengunjung yang cuma nongkrong. Saya kaget tadi karena hasilnya nonreaktif semua mengingat ramainya pasar itu,” kata dia saat dihubungi, Selasa sore.

PKPU Sebut Pilkada 9 Desember, Jekek Jadi Mengundurkan Diri Sebagai Cabup Wonogiri?

Ning, sapaan akrabnya, menyebut sejumlah pasar menjadi sasaran uji cepat dalam dua bulan terakhir. Utamanya, pasar-pasar yang kerap kebanjiran pengunjung. Pasar Klithikan Notoharjo Solo belum tersentuh pada rapid test massal sebelumnya.

“Sampelnya terbesar dibanding pasar lain karena ramai sekali itu. Kami enggak ingin ada klaster pasar seperti di daerah lain. Makanya uji cepat ini diharapkan bisa mendeteksi agar rantainya tidak panjang atau bisa diputus sebelum memanjang,” jelas Ning.

Dia berharap banyaknya pasar yang menjadi klaster lokal persebaran virus penyebab Covid-19 membuat pedagang dan pembeli waspada. Mereka wajib menerapkan protokol kesehatan mengingat sampai saat ini tak ada lockdown pasar.

Round Up Covid-19 Boyolali: Kasus Positif Capai 56, Melonjak Tajam 2 Hari Terakhir

“Kesadaran itu dibutuhkan. Kalau sudah ada yang tertular, pasar otomatis akan ditutup selama minimal dua pekan. Dampaknya mereka yang mencari nafkah di pasar akan terganggu. Saya harap pedagang dan pembeli sama-sama waspada,” ucap Ning.

Wajib Menjalankan Protokol Kesehatan

Dia menyebut meski hasil rapid test di Pasar Klithikan Notoharjo, Solo, semuanya nonreaktif, pedagang dan pengunjung tetap wajib menjalankan protokol kesehatan.

Bahkan, ia berharap mereka bisa menambah alat pelindung diri (APD) dengan memakai face shield atau kaca penutup wajah. “Saya sedang mencari kerja sama atau donasi face shield ini untuk mereka,” kata Ning.

Kabar Baik! 4 Pasien Covid-19 Klaten Sembuh, Ini Daftar Lengkapnya

Sebelumnya, Kepala Disdag Solo, Heru Sunardi, sempat menutup sementara zona pedagang oprokan Pasar Klithikan Notoharjo pada Kamis hingga Sabtu (14-16/5/2020).

Penutupan merupakan upaya efek kejut (shock therapy) kepada pedagang yang tak mengindahkan imbauan memakai masker dan melakukan penjarangan jarak selama berjualan.

Sekitar 400 pedagang terdampak akibat penutupan tersebut. Mereka biasanya berjualan selepas Subuh hingga pukul 09.00 WIB. Penutupan berdasarkan aduan dari warga sekitar.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya