SOLOPOS.COM - Ilustrasi ikan bawal (Freepik)

Solopos.com, SOLO — Pengembangan Balai Perikanan Budi Daya Laut (BPBL) Kota Batam membuahkan hasil. Para peneliti berhasil mengindukkan ikan bawal hybrid yang diyakini lebih berkualitas dan cepat berkembang.

Ikan bawal hybrid ini merupakan hasil persilangan antara induk betina bawal bintang sirip pendek (Trachinotus carolinus), selanjutnya disebut sebagai bawal emas (Gold pompano) dan bawal bintang sirip panjang (Trachinotus blochi, Lacepode, Silver pompano), selanjutnya disebut sebagai bawal bintang.

Promosi Kirana Plus, Asuransi Proteksi Jiwa Inovasi Layanan Terbaru BRI dan BRI Life

Sebagaimana dilansir dari indonesia.go.id, beberapa waktu lalu, BPBL Batam telah memproduksi sekitar 200.000 ekor benih bawal hybrid pada 2020 untuk memenuhi permintaan benih di Provinsi Kepulauan Riau dan sekitarnya.

Saat ini BPBL Batam memiliki 120 ekor induk bawal emas dan 200 ekor calon induk dan induk bawal bintang untuk memproduksi benih ikan bawal hybrid secara massal.

Baca Juga: Driver Ojek Online di Inggris Kini Berstatus Karyawan Tetap, Indonesia Mau Ngikut?

Perlu diketahui, budi daya bawal bintang sangat menguntungkan, dengan harga jual saat ini rata-rata Rp95000 per kg. Kemudian biaya produksi, seperti pakan, benih, obat-obatan, listrik, tenaga kerja, dan lainnya sebesar Rp55.000 per kg. Keuntungan yang bisa diperoleh mencapai Rp40.000 per kg.

Kepala Balai Perikanan Budi Daya Laut Batam, Toha Tusihadi mengatakan, salah satu kelebihan bawal bintang hasil produksi BPBL Batam yakni telah terbukti mampu beradaptasi dengan habitat aslinya di daerah sub tropis ke lingkungan perairan Indonesia.

Selain itu, ikan bawal bintang itu juga dapat dikembangkan pada kisaran salinitas (kadar garam terlarut dalam air) cukup lebar antara 19 ppt sampai dengan 34 ppt.

Sedangkan ciri khas fisik bawal emas yang diharapkan akan muncul pada benih turunannya adalah munculnya warna keemasan pada permukaan tubuh ikan, daging yang lebih tebal, serta karakteristik morfologi sirip yang dimilikinya.

Berdasarkan penelitian para ahli nutrisi, kandungan omega 3 pada bawal bintang cukup tinggi. Ikan bawal bintang ada dua jenis, yaitu bawal bintang jenis sirip panjang dan bersirip pendek.

Baca Juga: Bola Racun Api Ini Bisa Gantikan Alat Pemadam Ringan Konvensional

Kelebihan lain dari bawal hybrid yang diharapkan muncul adalah pertumbuhannya yang lebih cepat dibandingkan bawal emas. Proses hibridisasi ini tentu diharapkan akan mampu memperbaiki performance ikan bawal bintang, baik dari sisi pertumbuhan maupun kualitas produk.

“Saya mengusulkan kepada Bapak Menteri Trenggono, benih bawal bintang hybrid ini nantinya diberi nama bawal sakti. Akan segera dibuatkan naskah akademiknya dan diusulkan kepada Kepala BRSDM KP untuk dilakukan pengujian terhadap komoditas tersebut,” papar Direktur Jenderal Perikanan Budi Daya Kementerian Kelautan dan Perikanan Slamet Soebjakto.

Peluang pasar ikan bawal bintang juga cukup besar baik di pasar lokal maupun ekspor. Oleh karena itu, Slamet menilai, upaya pengembangan usaha budi daya ikan bawal bintang masih terbuka untuk dikembangkan dalam berbagai skala usaha.

Menteri KKP Sakti Wahyu Trenggono menyebut Indonesia mempunyai berbagai macam sumber daya ikan laut, salah satunya jenis ikan bawal bintang. Salah satu upaya untuk pemenuhan produksi ikan laut Indonesia adalah dengan kegiatan budi daya.

Baca Juga: Top! Janggelan Wonogiri Jadi Komoditas Ekspor

Apresiasi juga diberikan Menteri Trenggono kepada BPBL Batam yang berhasil mengembangkan inovasi budi daya ikan laut yang kelak dinamai ikan bawal sakti itu.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya