SOLOPOS.COM - Hasil panen janggelan milik Sarmin, warga Dusun Joso, Desa Temboro, Kecamatan Karangtengah, Kabupaten Wonogiri. (Istimewa)

Solopos.com, WONOGIRI – Tanaman janggelan atau cincau hitam yang dibudidayakan di Kecamatan Karangtengah, Wonogiri, menjadi salah satu komoditas ekspor yang menjanjikan.

Petani asal Dusun Joso, Desa Temboro, Karangtengah, Wonogiri, Sarmin, mengatakan, janggelan adalah tanaman yang paling pendek umurnya. Sebab, petani bisa memanen janggelan dalam waktu dua bulan saja.

Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi

"Jadi kalau orang di sini bilangnya iso didadak duite [bisa segera dapat uang]. Karena janggelan itu tanaman yang paling pendek umurnya, dua bulan sudah bisa jadi uang. Sehingga dalam satu musim atau enam bulan bisa panen tiga kali. Untuk musim penghujan ini saya sudah dua kali panen," ungkap dia saat dihubungi Solopos.com, Rabu (17/3/2021).

Baca juga: 22 Hari Bertahan, Bayi Tanpa Tempurung Kepala di Solo Meninggal

Ekspor

Pada saat Ramadan 2020 harga satu kilogram daun janggelan mencapai Rp50.000. Sedangkan batangnya mencapai Rp30.000. Harga itu naik karena barangnya langka. Saat ini sudah normal karena stok barangnya ada dan mencukupi untuk eskpor.

"Pada 2020 bisa dibilang ekspor janggelan berhenti. Karena harganya tidak menuntut, sehingga tak mampu ekspor. Dikelola di lokalan saja habis. Kalau di sini Rp50.000 laku dijual, kalau ekspor harus harga standar," kata dia.

Ia mengatakan, pada 2020 ia hanya mampu mengekspor satu truk kontainer saja. Setiap satu truk mampu mengangkut 18 ton. Pada 2021, dari Januari hingga saat ini, ia sudah mengekspor sebanyak empat kontainer janggelan dari Wonogiri.

"Intinya meskipun porang saat ini baru marak, janggelan di Wonogiri tetap eksis. Karena sudah komoditi ekspor. Adanya pandemi Covid-19 juga tidak berdampak. Ini saja justru harga empon-empon naik juga," kata Sarmin.

Baca juga: Cepat Panen & Untung, Budidaya Janggelan di Wonogiri Makin Eksis

Panen Raya

Di Dusun Joso, menurut Sarmin, petani yang menanam janggelan pada musim ini naik 100 persen dibandingkan pada musim sebelumnya.Ia mengatakan, saat ini di Karangtengah tengah berlangsung panen raya janggelan. Diperkirakan panen raya berlangsung pada Maret dan April 2021. Petani ada yang menjual daun maupun batang jenggelan, karena kedua bagian itu bisa dimanfaatkan.

Menurut Sarmin harga janggelan di Wonogiri saat ini cenderung stabil. Harga batang janggelan satu kilogram sebesar Rp12.000. Sedangkan daunnya mencapai Rp18.000 per-kilogramnya.

Baca juga: Top 5 Kuliner Enak & Murah di Boyolali, Cuma Rp10.000-an

"Ini kalau hujannya masih berlanjut, para petani bisa panen hingga Agustus-September 2021," ujar dia.

Menurut Sarmin, hasil panen janggelan pada 2021 lebih baik daripada 2020. Karena pada 2020 terjadi kelangkaan janggelan yang disebabkan karena kemarau panjang pada 2019. Bahkan pada 2020 ekspor janggelan dari Wonogiri menurun drastis. Barang hanya cukup dijual di pasar lokal atau dalam negeri.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya