SOLOPOS.COM - Petani di Tawangmangu, Kabupaten Karanganyar membersihkan wortel, Selasa (9/3/2022). Harga wortel di tingkat petani Tawangmangu saat ini Rp1.000-Rp2.000 per kg setelah masuknya wortel Brastagi ke pasar-pasar terdekat. (Solopos.com/Akhmad Ludiyanto)

Solopos.com, KARANGANYAR — Petani wortel di Kecamatan Tawangmangu, Kabupaten Karanganyar, merugi lantaran harga jual hasil panen mereka jeblok.

Salah satu petani di Tawangmangu, Refan, mengatakan harga wortel di tingkat petani saat ini hanya pada kisaran Rp1.000-Rp2.000 per kilogram (kg) tergantung kondisinya. Padahal beberapa bulan lalu, harganya bisa mencapai Rp4.000 bahkan Rp8.000 per kg.

Promosi Selamat! Direktur Utama Pegadaian Raih Penghargaan Best 50 CEO 2024

Rendahnya harga wortel Tawangmangu ini disebabkan masuknya wortel luar daerah seperti Brastagi (Medan) dan Dieng ke pasar-pasar di sejumlah daerah. Sehingga wortel lokal Tawangmangu kalah bersaing.

Wortel Medan ini dinilai konsumen lebih baik dengan kemasan yang menarik serta harganya tidak terlalu mahal. “Sekarang wortel dari petani Tawangmangu hanya bisa laku rendah, paling-paling Rp1.000-Rp2.000 sekilonya. Ini sudah terjadi sejak masuknya wortel Medan ke pasar-pasar sini beberapa bulan lalu,” ujarnya di Desa Gondosuli, Tawangmangu, Selasa (9/3/2022).

Baca Juga: Harga Bahan Baku Naik, Bakul Molen Tawangmangu Sambat

Refan juga tidak mempunyai pilihan selain menjual wortelnya dengan harga rendah. “Ya sudah, mau bagaimana lagi kalau lakunya segitu,” ujarnya diiyakan rekannya, Rian.

Menurut Refan, kondisi harga jual yang rendah ini jelas merugikan petani. Sebab, biaya produksi yang harus dikeluarkan petani untuk merawat tanaman sejak menanam hingga panen juga tidak sedikit. Meski demikian, petani terus menanam komoditas tersebut, selain komoditas lain seperti sawi, kol, dan sebagainya.

“Karena menanam sayuran itu selalu penuh harapan. Semoga nanti pas panen harganya bagus. Nyatanya, memang sekarang harga wortel sudah sulit naik lagi dan kami juga tidak punya pilihan,” ujarnya di sela-sela mencuci wortel.

Baca Juga: Jika Muncul Tanda Ini, Mending Jangan Lewati Jalan Tawangmangu-Sarangan

Sementara itu, petani lainnya di ladang berbeda, Loso juga mengatakan bahwa dengan harga jual wortel tersebut, petani merugi. Ia menjelaskan bahwa biaya yang harus dikeluarkan untuk merawat wortel sejak penanaman hingga panen pada lahan 1.000 meter persegi sekitar Rp3 juta.

Sedangkan panen menghasilkan rata-rata 2 ton wortel. Jika harga wortel rata-rata Rp1.500 per kg, maka lahan tersebut hanya akan menghasilkan uang Rp3 juta. Padahal petani juga harus menunggu masa tanam selama 4-5 bulan.

“Di lahan 1.000 meter persegi habisnya Rp3 juta untuk pupuk, obat, bayar tenaga/buruh. Panen paling dapat Rp3 juta. Empat bulan atau lima bulan ditunggu tapi tidak menghasilkan. Belum lagi tenaga kami sendiri yang tidak dihitung. Yang jelas rugi,” ujarnya.

Baca Juga: Baru! Ada Wisata Kebun Buah Meksiko di Tawangmangu

Ia berharap harga jual wortel bisa kembali seperti semula agar petani bisa untung dan memenuhi kebutuhan hidup secara layak.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya