SOLOPOS.COM - Harga telur terus naik karena sejumlah faktor. (Ilustrasi/Antara/Aprillio Akbar)

Solopos.com, SUKOHARJO — Harga kebutuhan pokok di wilayah Kabupaten Sukoharjo terus mengalami kenaikan. Salah satunya harga telur ayam yang mencapai Rp30.000 per kilogram (kg).

Pemilik Omah Burjo yang berlokasi di Jalan Veteran Barat Nomor 60 A, Pandeyan, Jetis, Sukoharjo, Rini, Jumat (26/8/2022), merasakan dampak kenaikan telur sejak bulan lalu.

Promosi Strategi Telkom Jaga Jaringan Demi Layanan Telekomunikasi Prima

“Saya merasakan kenaikan sejak Juli, kenaikannya kurang tahu karena apa,” kata Rini.

Rini  biasanya membeli telur untuk warung makan burjo miliknya sebanyak satu peti dengan berat 15 kilogram. “Biasanya beli satu peti, berat 15 kilogram dengan harga Rp417.000,” lanjut Rini.

Baca juga: Tertinggi dalam Sejarah, Harga Telur Ayam di Wonogiri Meroket Rp30.000/Kg

Sementara, sekarang ini satu peti telur seharga Rp450.000. Kendati demikian, Rini mengatakan kenaikkan harga telur tidak memengaruhi harga makanan yang dia jual.

Mengingat, harga tiap makanan telah dibuat sedemikian rupa semenjak harga bahan pokok naik. “Sudah ada antisipasi sejak awal,” lanjut Rini.

Hampir semua masakan menggunakan bahan baku telur mulai dari nasi goreng, mi dog-dog, magelangan, mi rebus, dan mi goreng.

“Satu makanan tetap menggunakan satu butir telur, tidak ada pengakalan,” kata Rini.

Rini menambahkan, tidak menggunakan cara tertentu agar tidak mengalami kerugian.

Baca juga: Pemerintah Diminta Subsidi Peternak, Begini Alasannya

“Tidak ada kenaikan harga makanan sebelum dan sesudah telur naik. Waktu sekitar Lebaran sudah diprediksi kalau harga bahan pokok, terutama telur naik, sehingga harga makanan sudah dinaikkan sejak dulu,” kata Rini.

Rini berharap kepada pemerintah agar tidak ada kenaikan harga barang pokok. Mengingat, ketika harga naik, barang-barang menjadi langka.

“Kalau bisa jangan ada kenaikan, harganya standar saja. Apalagi jika harga naik disertai barang-barang langka. Setidaknya jangan langka, karena itu kebutuhan pokok yang diperlukan,” kata Rini

Pemilik warung makan di Jombor, Bendosari, Sukoharjo, Yunita, mengatakan telur sudah naik sejak puasa.

“Telur sudah naik sejak puasa, harganya naik turun terus, kemudian beberapa hari ini karena ada program keluarga harapan [PKH] dari pemerintah, telur semakin naik,” kata Yunita.

Baca juga: Harga Pakan Mahal & Telur Murah Bikin Peternak Ayam di Klaten Bangkrut

Yunita mengaku membeli telur ayam dengan harga Rp30.000 per kilogram. Yunita sudah menaikkan harga masakan di warungnya sejak Lebaran.

“Konsumen jika biasanya dengan harga masakan per butir telur Rp3.000 menjadi Rp3.500 sampai Rp4.500, tidak jadi beli. Jika mau menaikkan harga masakan, takut jadi berkurang dan sepi pembeli,” kata Yunita.

Yunita bahkan mulai mengurangi produksi masakan berbahan dasar telur. Warung makannya memiliki empat jenis masakan olahan telur mulai dari telur sambal, botok telur, pepes, dan opor telur dengan harga masakan Rp3.500 per satu butir telur dalam keadaan matang.

“Produksi masakan saya batasi dan dikurangi, secukupnya saja kira-kira nanti akan habis atau tidak,” lanjut Yunita.

Yunita berharap pemerintah segera mengantisipasi kenaikan harga bahan pokok. Jika membandingkan harga masakan dengan satu atau dua tahun lalu, ia sangat merasakan perbedaannya.

Baca juga: Menko Airlangga Kampanye Makan Telur Ayam, Masuk Rekor Muri

“Sama saja ini [harga masakan] ganti, bukan naik saja,” lanjut Yunita.



Karyawan rumah makan masakan padang Kawan Lamo berlokasi di Toriyo, Bendosari, Sukoharjo, Catur, mengeluhkan dampak kenaikan telur sejak Lebaran Iduladha. Ia mengalami kesulitan dalam mengisi laporan pembelanjaan yang meningkat.

“Untuk harga makanan sudah ditetapkan dan belum naik untuk saat ini. Untuk kerugian pasti ada, karena pemasukan atau omset jadi menurun,” kata Catur.

Jenis masakan menggunakan bahan dasar telur hanya telur dadar dengan harga Rp4.000.

“Agak sulit cara mengakali agar tidak mengalami kerugian, namun saat ini hanya bisa sedikit mengecilkan ukuran masakan,” lanjut Catur.

Baca juga: Harga Telur Anjlok Dampak PSBB Jakarta, Peternak Klaten Rugi Besar

Ia mengaku mengalami penurunan konsumen karena ukuran telur dadar yang mengecil. Catur mengaku mengalami penurunan omzet per bulan.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya