SOLOPOS.COM - Pedagang Pasar Ir Soekarno Sukoharjo menunjukkan minyak goreng dagangannya yang mengalami kenaikan harga, Selasa (2/11/2021). (Solopos/Candra Putra Mantovani)

Solopos.com, SUKOHARJO — Sejumlah pedagang Pasar Ir Soekarno Sukoharjo mengeluhkan sulitnya berjualan minyak goreng lantaran harganya yang melambung tinggi dalam satu bulan terakhir. Kenaikan harga terjadi tidak hanya pada minyak goreng curah tapi juga minyak goreng kemasan.

Harga minyak goreng saat ini sudah jauh melampaui harga eceran tertinggi (HET) yang ditentukan pemerintah. Berdasarkan pantauan Solopos.com di Pasar Ir Soekarno Sukoharjo, Selasa (2/11/2021), para pedagang sembako mengeluhkan harga minyak goreng yang semakin melambung.

Promosi Pegadaian Buka Lowongan Pekerjaan Khusus IT, Cek Kualifikasinya

Salah satu pedagang sembako, Cenik, mengatakan saat ini harga minyak sudah sangat jauh dibandingkan harga normal. Minyak goreng curah harganya Rp18.500 per liter, sedangkan minyak goreng kemasan Rp17.000 hingga Rp18.000 per liter. Ia mengaku tidak mengetahui penyebab naiknya harga minyak goreng dalam waktu sebulan ini.

Baca Juga: Polisi: Pencurian Rubicon Sukoharjo Dikendalikan Penghuni Rutan di DKI

“Ini sudah tidak naik lagi harganya. Tapi sudah ganti harga. Tiap hari selalu naik dan sekarang sudah sampai Rp18.500 per liter. Kalau karena langka sebenarnya tidak juga, soalnya saat saya kulakan ya ada terus barangnya. Tapi memang kondisinya saat ini naik harganya,” jelasnya ketika ditemui Solopos.com di lapaknya, Selasa.

Akibat kenaikan harga minyak goreng, penjualan juga menurun. Menurut Cenik, harga minyak saat ini sudah di atas daya beli masyarakat dan pedagang. “Ya biasanya yang beli empat liter ya jadi satu liter saja. Memang menurun yang beli. Soalnya kan mahal harganya,” ucapnya.

Hal senada diungkapkan pedagang lainnya Sarinem. Ia mengatakan harga minyak goreng di tempatnya tembus Rp18.000 per liter sedangkan untuk minyak curah Rp19.000 per liter.

Baca Juga: Ada Mahasiswi UMS Meninggal saat Diksar Menwa 2021, Ini Kata Polisi

Intervensi Pemerintah

Sarinem mengatakan sebelum naik, harga minyak goreng bermerek di kisaran Rp12.000 per liter dan minyak curah Rp11.000 per liter. Berbeda dengan Cenik, Sarinem mengaku sedikit kesulitan mendapatkan minyak goreng saat ini. “Kenaikan harga terjadi setiap hari. Kenaikan bisa di kisaran Rp5.000 per karton. Sudah sebulan ini terjadi,” jelasnya.

Terpisah, Kabid Perdagangan Disperindagkop dan UKM Sukoharjo, Bambang Eka Pujiana, mengatakan kenaikan harga bukan dikarenakan kelangkaan barang. Kenaikan harga dikarenakan pabrik yang memproduksi minyak goreng menaikkan harga. Sebagai informasi, harga eceran tertinggi (HET) minyak goreng curah berada di kisaran Rp10.500 per liter dan minyak goreng kemasan Rp11.000 per liter.

Baca Juga: Pencuri Rubicon Milik Warga Gentan Sukoharjo Tertangkap di Jakarta

“Minyak kami masih impor dari Malaysia. Pengiriman dari Surabaya tetap seperti biasanya. Tetapi dari pabriknya harga sudah naik. Penyebab kenaikan harga karena kenaikan CPO [minyak sawit mentah] di pasar dunia. Wacananya nanti dibatasi impor dan ekspor CPO tersebut,” jelasnya.

Bambang mengaku masih terus memantau pergerakan harga minyak goreng di Sukoharjo. Menurutnya, Pemkab Sukoharjo belum akan melakukan intervensi apabila tidak terjadi kelangkaan barang. “Kalau tidak ada kelangkaan kami tidak akan melakukan operasi pasar. Tapi kami dari dinas masih akan tetap melakukan pengawasan rutin,” ucapnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya