SOLOPOS.COM - Perajin karak di Dompon, Karanganyar menjemur karak di halaman rumahnya pada Selasa (25/1/2022). (Solopos.com/Indah Septiyaning Wardani)

Solopos.com, KARANGANYAR — Masih tingginya harga minyak goreng di pasaran di Kabupaten Karanganyar, membuat perajin karak kelimpungan. Beleid Kementerian Perdagangan (Kemendag) yang menetapkan satu harga minyak goreng Rp14.000 per liter belum dirasakan para perajin tersebut.

Perajin karak asal Dompon, Kabupaten Karanganyar, Anik Supriyati, 43, mengaku melejitnya harga minyak goreng sejak beberapa pekan terakhir berdampak pada usaha karaknya. Dia terpaksa mengurangi ukuran karak untuk mengurangi tingginya biaya produksi.

Promosi Pegadaian Buka Lowongan Pekerjaan Khusus IT, Cek Kualifikasinya

“Dulu harga minyak goreng hanya Rp14.000 per liter, sekarang Rp20.000 per liter. Ini memberatkan bagi kami, pelaku usaha kecil,” kata dia ketika dijumpai Solopos.com, Selasa (25/1/2022).

Baca Juga: Konsumen Panic Buying, YLKI Endus Praktik Kartel di Balik Minyak Goreng

Perajin karak, lanjut dia, sebenarnya mulai bernapas lega saat pemerintah mengumumkan satu harga minyak goreng menjadi Rp14.000 per liter. Namun sejak kebijakan tersebut diterbitkan hingga kini harga minyak goreng di pasaran belum juga turun.

Harga minyak goreng Rp14.000 hanya dapat diperoleh di toko ritel modern. Itu pun ada pembatasan pembelian minyak goreng. Sementara para perajin karak membutuhkan minyak goreng minimal 20 liter dalam sekali pembelian.

“Di toko modern beli minyak goreng dibatasi dua bungkus [dua liter]. Padahal kami butuhnya banyak, jadi mau tidak mau beli minyak goreng di pasar dengan harga tinggi,” tuturnya.

Baca Juga: Harga Minyak Goreng di Karanganyar Tak Juga Turun, Dinas Tak Berkutik

Dia berharap kepada pemerintah agar harga minyak goreng di pasar tradisional atau pengecer disesuaikan Rp14.000 per liternya. “Sangat berat sekali bagi kami kalau harga minyak goreng tidak diturunkan. Jadi kami mohon harga minyak bisa Rp14.000 per liter,” harapnya.

Pedagang gorengan di Tasikmadu, Kino, 45, terpaksa menaikkan harga jual dari semula Rp500 per biji menjadi Rp2.000 untuk tiga gorengan. “Harusnya mau saya naikkan Rp1.000 per gorengan, tapi tidak berani. Takut kalau diprotes yang beli,” katanya.

Dia meminta pemerintah bisa segera menstabilkan harga minyak goreng di pasaran. Dia siap menurunkan harga gorengan apabila harga minyak goreng kembali normal senilai Rp14.000 per liter.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya