SOLOPOS.COM - Pedagang daging ayam, Menthi, memotong daging ayam di los pedagang daging ayam lantai I Pasar Wonogiri, Kamis (25/8/2022). Harga daging ayam baik imbas dari kenaikan harga pakan ayam. (Solopos.com/Muhammad Diky Praditia).

Solopos.com, WONOGIRI — Harga jual daging ayam di Pasar Wonogiri turut naik imbas dari kenaikan pakan ayam. Pelaku usaha kuliner olahan ayam mengaku resah dengan kenaikan harga daging ayam dari Rp32.000/kg menjadi Rp36.000/kg.

Pedagang daging ayam di Pasar Wonogiri, Lastri, 55, mengatakan kenaikan harga daging ayam senilai Rp4.000 sudah terjadi lebih kurang sepekan terakhir. Akibat hal itu, pendapatan Lasti turun hingga 30 persen.

Promosi Pegadaian Resmikan Masjid Al Hikmah Pekanbaru Wujud Kepedulian Tempat Ibadah

Saat harga daging ayam tidak naik, Lastri biasa menjual daging sebanyak 30 ekor daging ayam. Sekarang, dia hanya berani menyediakan 20 ekor daging ayam. Satu ekor daging ayam beratnya 2-3 kg. 

“Terus terang saja, ini pasar [pembeli] jadi sepi sejak harga jual daging ayam naik. Naiknya barengan sama harga telur ayam. Katanya sih karena pakan ayam naik. Jadi harga telur dan ayamnya jadi naik juga,” kata Lastri saat diwawancarai Solopos.com di los pedagang daging ayam lantai I di Pasar Wonogiri, Kamis (25/8/2022). 

Tidak hanya harga daging ayam yang naik, harga jual ayam potong pun naik. Dari semula Rp17.000/kg sekarang menjadi Rp22.000/kg.

Baca Juga: Harga Beras Dunia Disebut Naik, Bagaimana dengan di Indonesia?

“Kalau kata peternaknya karena pakan ayamnya naik. Jadi semua produk ayam jadi naik,” ucap dia.

Pedagang daging ayam lain, Joko Kriyanto, 44, mengaku mendapat protes dari pelanggan tetapnya. Pelanggan Joko didominasi oleh pelaku usaha yang membutuhkan bahan ayam seperti ayam geprek, bakso, dan satai.

Para pelanggan itu biasa membeli dalam jumlah banyak. Minimal 5 kg sekali beli per hari. Joko menilai protes itu sebagai hal tersebut karena mereka mereka membeli untuk dijual kembali. 

“Kalau sudah seperti itu, ya saya terpaksa mengalah. Harga untuk mereka biasanya tak kasih sedikit lebih murah dari pembeli lain. Konsekuensinya, ya keuntungannya jadi berkurang. Tapi, ya mau bagaimana lagi, kalau harga naik juga kasihan mereka. Soalnya mereka kan enggak bisa sembarangan menaikkan harga juga pada produk yang mereka jual,” ujar Joko.

Baca Juga: Harga Sembako di Pasar Kota Wonogiri Berangsur Turun PascaLebaran

Hal yang sama diungkapan Menthi, 42. Dia terpaksa menurunkan jumlah stok daging yang ia jual menjadi 40-50 ekor ayam.

Pada saat harga daging ayam normal, Menthi bisa menyediakan stok hingga 100 ekor daging ayam. Menurut dia, penurunan penjualan itu tidak hanya disebabkan karena kenaikan harga daging ayam, melainkan juga karena tidak ada warga yang menyelenggarakan hajatan.

“Penurunan penjualan ya ada. Saya rasa enggak hanya karena harga daging ayam naik. Penurunan ini juga karena Sura [bulan pada kalender Jawa. Orang Jawa biasanya pantang mengadakan hajatan pada Sura]. Apalagi sekarang banyak pedagang daging ayam keliling ke desa-desa. Sehingga yang ke pasar jadi sedikit,” jelas Menthi.

Penjual kuliner ayam geprek di Giripurwo, Wonogiri, Eko Bothok, mengaku resah dengan kenaikan harga daging ayam. Setiap hari Bothok membeli daging ayam sekitar 5 kg.

Baca Juga: Keistimewaan Mete Wonogiri, Tetap Diburu meski Harga Beli Lebihi Daging Sapi

Kenaikan senilai Rp4.000 bukan perkara kecil untuk dia sebagai pedagang skala kecil. Bothok juga enggan menaikkan harga jual ayam geprek. 

Sepemahaman Bothok, ini merupakan kali pertama harga daging ayam naik pada Sura. Menurut dia hal itu tidaklah wajar. Sebab, permintaan bahan pokok saat Sura menurun karena tidak ada hajatan. Sehingga harga-harga seharusnya juga turun.

“Ini aneh, kalau Sura itu biasanya harga-harga turun karena daya beli masyarakat turun. Hla ini malah naik. Saya kalau tau harga-harga naik, pagi-pagi kalau mau pergi ke pasar itu rasanya aras-arasen, ngelu,” kata Bothok. 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya