SOLOPOS.COM - Ketua Lembaga Dewan Adat (LDA) Keraton Solo yang juga adik PB XIII, GKR Wandansari, saat diwawancarai wartawan di kantornya, Senin (07/03/2022) siang. (Solopos/Kurniawan)

Solopos.com, SOLO — Ketua Lembaga Dewan Adat (LDA) Keraton Solo, GKR Wandansari atau Gusti Moeng menyebut KGPH Mangkubumi sebagai anak laki-laki tertua Paku Buwono (PB) XIII tidak diajak bicara soal penentuan putra mahkota.

Di sisi lain, Gusti Moeng memuji sikap Mangkubumi yang cenderung tenang dan menyerahkan semua keputusan kepada takdir Yang Maha Kuasa. Gusti Moeng mengaku cukup mengenal keponakannya tersebut.

Promosi Beli Emas Bonus Mobil, Pegadaian Serahkan Reward Mobil Brio untuk Nasabah Loyal

“Kalau Mangkubumi ini saya banyak bicara dengan dia. Dia anak yang mau belajar, anak yang mau mengerti,” ungkap Gusti Moeng saat ditemui awak media di kantornya pada Senin (7/3/2022) siang.

Baca Juga: Tak Terobsesi Jadi Raja, KGPH Mangkubumi Ingin Lestarikan Keraton Solo

Bahkan ketika dalam penobatan KGPH Puruboyo sebagai putra mahkota Keraton Solo pada Minggu (27/2/2022) tidak melibatkan KGPH Mangkubumi, pemuda 37 tahun itu tetap tenang. “Dalam posisi itu kan dia sama sekali tidak diajak omong,” ujarnya.

Gusti Moeng justru mempertanyakan kenapa KGPH Mangkubumi sampai tidak diajak bicara tentang keputusan penting Keraton. “Lah iki [KGPH Mangkubumi] anake sapa kok tidak diajak bicara. Wong iki ya anake Hangabehi [PB XIII],” urainya.

Gusti Moeng memuji sikap KGPH Mangkubumi yang pada akhirnya menyerahkan semuanya kepada Tuhan Yang Maha Kuasa. Sikap tersebut menurutnya sebuah bentuk ketaatan dan ketundukan terhadap takdir yang digariskan Tuhan.

Baca Juga: Tak Bisa Ikut Tingalan Jumenengan PB XIII, Begini Doa KGPH Mangkubumi

Tak Diberi Akses Masuk

Mangkubumi dinilai cukup matang. “Jadi dia hanya istilahnya menyerahkan semua kepada Allah SWT. Karena apa pun kan ada takdir dari Allah SWT Yang Maha Kuasa. Semua kan yang kuasa Allah SWT, dan dia tahu persis itu,” tuturnya.

Seperti diketahui, KGPH Puruboyo diangkat sebagai putra mahkota dan diberi gelar Adipati Anom saat acara Tingalan Jumenengan ke-18 PB XIII di Keraton Solo pada Minggu (27/2/2022). Ketika itu, KGPH Mangkubumi tak diberi akses masuk.

Setelah menunggu dari pukul 09.00 WIB hingga 10.00 WIB dan tetap tak dibukakan pintu, akhirnya Mangkubumi kembali ke rumahnya. Kepada Solopos.com ia mengaku tidak tahu alasan dirinya tidak dibukakan pintu saat hendak menghadiri Tingalan Jumenengan ayahandanya.

Baca Juga: LDA Keraton Solo: Pengangkatan Putra Mahkota Puruboyo Tak Sesuai Adat

Saat disinggung ihwal suksesi di Keraton Solo, sebagai anak laki-laki tertua ia mengaku tidak terobsesi dengan itu. Sebab menurutnya kepemimpinan di Keraton Solo biasanya mendasarkan kepada wahyu Illahi atau takdir Tuhan.

Mangkubumi mengaku hanya ingin membantu melestarikan adat istiadat dan Keraton Solo. “Yang saya pikirkan sekarang hanya bagaimana mempertahankan Keraton supaya budayanya tidak luntur. Mengembalikan paugeran adat,” katanya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya