SOLOPOS.COM - Gubernur Jateng, Ganjar Pranowo, menyosialisasikan Gerakan Sekolah Menyenangkan di sebuah sekolah di Kendal, Jumat (11/10/2019). (Semarangpos.com-Humas Pemprov Jateng)

Solopos.com, SEMARANG — Gubernur Jawa Tengah (Jateng), Ganjar Pranowo, meminta guru tidak tetap (GTT) sekolah dasar (SD) dan sekolah menengah pertama (SMP) di Kabupaten Kendal digaji sesuai upah minimum kabupaten (UMK).

Hal itu disampaikan Ganjar seusai menerima keluhan dari seorang GTT SD dalam acara di Ruang Paripurna DPRD Kabupaten Kendal, Jumat (12/10/2019).

Promosi Komeng Tak Perlu Koming, 5,3 Juta Suara sudah di Tangan

GTT yang mengadu ke Ganjar itu bernama Asri, 49. Asri sudah menjadi GTT dan mengajar di SD Negeri 1 Kendal selama 16 tahun.

Saat itu Ganjar bertanya dalam forum tentang siapa GTT yang mengabdi paling lama dan belum diangkat PNS. Asri yang merasa pertanyaan Ganjar itu sesuai dengan apa yang dialami pun maju ke depan forum.

“Saya guru kelas dan muatan local, kalau honor saya Rp600.000 per bulan, dua tahun sebelumnya Rp400.000. Bagi saya, memberikan ilmu kepada anak-anak secara professional, meski kesejahteraan masih minim. Yang penting, anak-anak selalu pengin sekolah setiap hari,” ujar Asri.

Menanggapi curahan hati Asri, Ganjar pun meminta anggota DPRD Kabupaten Kendal yang hadir dalam kegiatan itu mengupayakan agar gaji GTT Kendal diberikan sesuai UMK, yakni Rp2,1 juta per bulan.

Terlebih lagi, guru honorer SMA yang menjadi kewenangan Pemprov Jateng telah mendapat honor sesuai UMK di daerahnya masing-masing.

"Semoga teman-teman DPRD Kendal bisa mengupayakan para GTT bisa mendapat honor sesuai UMK. Karena sudah memberi pelajaran integritas dan membuat para siswa senang, membuat sekolah menyenangkan, Bu Asri, saya beri hadiah satu kali UMK," kata Ganjar.

Ganjar menambahkan, konsep Gerakan Sekolah Menyenangkan (GSM) pun sedang digalakkan di Jateng. Ia bahkan turut menyosialisasikan sendiri program itu ke sekolah-sekolah.

Dengan program itu Ganjar berharap para siswa yang memiliki potensi dapat lebih berkembang.

"Ketika ada siswa berbakat atlet, guru dan orang tua harus mendorongnya menjadi atlet. Bisa menari, siswa pun harus didorong menjadi penari hebat. Jangan dipaksa menjadi pintar dalam pelajaran. Karena, Allah memberikan kepada masing-masing siswa bakat yang berbeda Sedangkan pemerintah memiliki kewajiban untuk memberikan fasilitas," tandasnya.

KLIK dan LIKE di sini untuk lebih banyak berita Semarang Raya

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya