SOLOPOS.COM - Sarco, sebuah pod bunuh diri yang diperkenalkan aktivis euthanasia Australia, Nitschke. (Foto: independent.co.uk)

Solopos.com, SOLO – Nama aktivis euthanasia Australia, Dr Nitschke mencuat seiring kemunculan alat bikinannya bernama Sarco. Sarco yang berbentuk kapsul itu adalah pod bunuh diri yang saat ini disebut Nitschke banyak yang meminatinya.

Mengutip wawancara Nitschke dengan Independent yang dilansir Rabu (22/12/2021), inspirasi membuat alat tersebut datang saat ia berbincang dengan pensiunan akademisi bernama Lisette Nigot. Karena Nitschke adalah seorang aktivis euthanasia, tindakan mengakhiri hidup untuk mengakhiri penderitaannya, membuat Lisette mengungkapkan keinginannya bunuh diri sebelum usia 80 tahun.

Promosi Timnas Garuda Luar Biasa! Tunggu Kami di Piala Asia 2027

Baca Juga: Mantab, SMK Bhakti Karya Karanganyar Kirim Peralatan Tukang ke Lumajang

Kala itu, Nitschke juga telah dikenal sebagai orang yang pernah memberikan suntikan maut sukarela pertama di dunia. Nitschke pernah memberikan jarum suntik yang terhubung dengan laptop bernama Deliverance Machine. “Saya bilang ‘Lisette, kamu tidak sakit. Mengapa Anda tidak melakukan pelayaran dunia dan menulis buku atau semacamnya?’” kenang Nitschke saat berbicara dengan Licette.

“Dia berkata, ‘mengapa anda tidak memikirkan urusanmu sendiri? Itu tidak ada hubungannya dengan anda, dokter. Anda mendapatkan informasi teknis tentang apa yang berhasil dan apa yang tidak. Anda berhak untuk berkeliling membagikannya kepada orang-orang yang memenuhi kriteria anda soal penderitaan?’ Saya sangat malu dengan kritiknya sehingga saya memberinya semua informasi,” Tiga minggu sebelum ulang tahunnya yang ke-80, dia memanfaatkannya (suntik mati),” kata Nitschke.

Baca Juga: SERIE A : Teknologi Alat Semprot Piala Dunia Digunakan

Nitschke terus menerus menemui pertentangan hingga ia membakar sertifikat dokternya. Berhenti dari praktik medis dan pindah ke Belanda. Nitschke masih memuji Licette Nigot yang telah meyakinkannya bahwa kematian yang dikehendaki semestinya tak perlu kehadiran dokter.

Dia pun mendistribusikan instruksi bunuh diri, mulai dari obat-obatan, buku saku pil damai. Jurus-jurus bunuh diri itu dia bagikan tanpa batas bagi orang di atas 50 tahun dengan sakit parah atau dirasanya memiliki alasan yang sah.

Baca Juga: Begini Cara Mengatasi Turun Peranakan Secara Alami dan Medis

Seiring berjalannya waktu, Nitschke hadir dengan Sarco. Sarco merupakan adalah alat bunuh diri yang bisa dioperasikan sendiri dengan bantuan gas nitrogen. Alat yang dirancang untuk meminimalkan peran dokter dalam kasus bunuh diri yang sah.

Di Swiss, alat ini sedang dikawal oleh pengacara dari Exit International. “Saya telah memeriksa semua undang-undang yang dapat menangkap kapsul pada pandangan pertama, dan saya sampai pada kesimpulan bahwa tidak satupun dari mereka melarang penggunaan Sarco,” kata pengacara bernama Dr Daniel Hürlimann yang sekaligus seorang dokter dan professor di University of St. Gallen.

Mengutip alodokter.com, euthanasia legal dilakukan di beberapa negara, seperti Belgia, Belanda, Luxembourg, Kanada dan Kolombia. Sementara di Jepang, Swiss dan beberapa negara bagian Amerika Serikat hanya memperbolehkan metode PAS.

Baca Juga: FOTO TEKNOLOGI KEDOKTERAN : Hasil Teknologi Reproduksi Berbantuan

Euthanasia tidak diperbolehkan di Indonesia. Sebab, larangan itu secara tak langsung disebutkan dalam Pasal 344 KUHP. “Barang siapa merampas nyawa orang lain atas permintaan orang itu sendiri yang jelas dinyatakan dengan kesungguhan hati diancam dengan pidana penjara paling lama 12 tahun,” bunyi pasal tersebut.

Keterlibatan dokter dalam euthanasia diatur juga dalam Kode Etik Kedokteran Indonesia (KODEKI) pasal 11 tentang pelindung kehidupan. Mengacu kode etik tersebut, seorang dokter dilarang terlibat, dilarang melibatkan diri, atau tidak diperbolehkan mengakhiri kehidupan seseorang yang menurut ilmu dan pengetahuan tidak mungkin akan sembuh, yang dengan kata lain adalah melakukan euthanasia.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya