SOLOPOS.COM - Gedung lama Bank Indonesia (BI) di Jl Jenderal Sudirman, Solo. (Dok Solopos)

Solopos.com, SOLO — Bangunan lama Bank Indonesia (BI) Kantor Perwakilan Solo diusulkan digunakan sebagai museum para tokoh penting dalam sejarah Kota Solo. Gedung yang berdampingan dengan Balai Kota Solo itu dinilai representatif untuk menyimpan edukasi sejarah tentang figur yang mewarnai perjalanan Kota Bengawan.

Sejauh ini ada puluhan nama tokoh yang diusulkan untuk mengisi museum apabila usulan tersebut disetujui BI. Sebagai informasi, kantor lama BI sudah tak difungsikan sejak akhir tahun 2012 menyusul beroperasinya gedung baru yang terletak di selatan gedung lama di Jl Jenderal Sudirman.

Promosi Lebaran Zaman Now, Saatnya Bagi-bagi THR Emas dari Pegadaian

Gedung yang dahulu bernama De Javasche Bank ini sempat diwacanakan menjadi museum uang kuno oleh BI sejak 2015. Namun hingga kini gagasan tersebut belum direalisasikan.

Melihat gedung lama BI yang belum berfungsi optimal, sekelompok warga Solo mengusulkan bangunan tersebut menjadi museum tokoh Solo “Solo Heroes”. Inisiator museum, Mayor Haristanto, mengatakan gagasan museum tokoh Solo mengemuka lantaran dia gelisah melihat gedung lawas BI yang tak kunjung digunakan.

Baca Juga: Sengketa Sriwedari Solo, Putra PB XII Ini Sarankan Pemkot Beli Saja

Padahal gedung yang juga bangunan cagar budaya (BCB) itu baru saja direvitalisasi dan sangat representatif. “Arsitekturnya kuno tapi tetap terawat, lokasinya strategis di tengah kota, kurang apa lagi? Sayang kalau tidak dimanfaatkan,” ujar Mayor saat ditemui Solopos.com di kawasan Ngarsopuro, Rabu (15/12/2021).

Mayor menilai gedung lama BI sangat cocok untuk lokasi museum Solo Heroes mengingat Kota Bengawan hingga kini belum memiliki bangunan yang menyimpan sejarah tentang tokoh-tokoh Solo. Gagasan yang dia cetuskan sejak November 2021 itu ternyata disambut positif banyak kalangan.

Mewarnai Perkembangan Kota Bengawan

Sejumlah warga pun mengusulkan sosok-sosok legendaris seperti Gesang, Mangkunegara I (RM Said), Maladi, Dullah hingga Didi Kempot masuk dalam nuseum itu. Tokoh yang masih berkiprah seperti Waldjinah, Rio Haryanto, Sabar Gorky, Sardono W Kusumo hingga Presiden Joko Widodo juga masuk usulan.

Baca Juga: Alhamdulillah, Jembatan Jonasan Jl Juanda Solo Dibuka Pekan Depan

Nama yang diusulkan masuk museum tidak melulu tokoh kelahiran Solo, melainkan sosok yang pernah berkiprah, mewarnai perjuangan serta perkembangan Kota Bengawan. “Nama-nama ini sifatnya hanya usulan. Tentu nantinya perlu ada kurator untuk menilai kelayakannya,” imbuh Mayor.

Ia mengaku sudah berkomunikasi dengan Kantor BI Solo ihwal pemanfaatan gedung lama. Namun BI Solo menyerahkan keputusan pada kantor pusat. “Wewenangnya di pusat katanya,” katanya.

Ketua komunitas pencinta sejarah Solo Societeit, Dani Saptoni, menyambut baik wacana museum tokoh Solo di gedung berarsitektur neoklasik tersebut. Hal itu karena Solo belum memiliki museum yang merekam sejarah tokoh-tokoh lokal. “Padahal Solo menjadi saksi panjang sejarah bangsa ini,” ujar Dani.

Baca Juga: Aturan Berubah, Anak Sekolah di Solo Tetap Libur Akhir Semester Ini

Lebih jauh, pemanfaatan gedung lama BI sebagai museum juga penting dalam konteks pemberdayaan BCB. Dia menilai gedung itu bakal jauh bermanfaat apabila memberi fungsi edukasi dan ruang publik. “Penggunaan sebagai museum juga tidak melenceng dengan fungsi BCB.”

Sementara itu, pejabat humas BI Kantor Perwakilan Solo, Utari Indriani, mengatakan pengelolaan gedung lama BI sepenuhnya wewenang BI pusat. Disinggung soal gagasan museum uang yang sempat diapungkan pejabat BI beberapa tahun lalu, ia mengatakan belum terlaksana. “Sepertinya belum, karena yang mengerjakan kantor pusat,” ujarnya

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya