SOLOPOS.COM - Muhammad Amin melihat-lihat motif batik glugu yang pernah ia buat, Jumat (11/2/2022). (Solopos/Ni'matul Faizah)

Solopos.com, BOYOLALI — Batik glugu Boyolali akan mulai diproduksi lagi pada 10 Maret 2022 setelah sempat berhenti beroperasi sejak akhir 2019. Pemilik usaha batik glugu Boyolali, Muhammad Amin, menyatakan pada 15 Maret 2022 akan mulai merilis produk-produk terbarunya.

Muhammad Amin saat dijumpai Solopos.com di rumahnya di Dukuh Godeg, Ngenden, Ampel, Boyolali  Jumat (11/2/2022), menjelaskan sebelum berhenti berproduksi, harga per potong atau dua meter batik glugu Boyolali Rp90.000. Amin pun mengatakan harga tersebut akan sama setelah dua tahun batik glugu boyolali berhenti beroperasi.

Promosi Pegadaian Buka Lowongan Pekerjaan Khusus IT, Cek Kualifikasinya

“Harganya tetap Rp90.000 per potong. Di sini kan nggak terima jadi, hanya batik. Tapi kalau mau jadi bajunya langsung ya kami menggandeng penjahit, tambah Rp30.000, jadinya Rp120.000,” katanya.

Baca juga: Dua Tahun Mati Suri, Batik Glugu Khas Boyolali Segera Bangkit Lagi

Selanjutnya, pemilik hak paten batik glugu ini menceritakan tentang filosofi batik glugu. Menurutnya, serat yang terbuat dari glugu itu unik karena berbeda-beda.

“Ini kan filosofinya, perbedaan itu kalau berkumpul menjadi indah dan tidak berbahaya. Bayangkan misal serat dalam glugu kelapa itu satu tok, malah menyakiti tangan. Kalau perbedaan tersebut berkumpul kan malah halus,” jawabnya.

Seratnya Tidak Ada yang Bersama

Batik glugu Boyolali yang ia buat terinspirasi saat melihat motif glugu di produk kerajinan yang ia buat. Ia pun membuat motif batik glugu dengan cara memfoto motif tersebut kemudian mengeditnya di aplikasi Corel Draw.

Baca juga: Tahukah Anda? Ini 5 Perbedaan Batik Solo dan Jogja

“Saya desain sendiri dengan Corel Draw, terus dicetak dan dicap. Glugu kan motifnya unik, ya. Glugu setiap seratnya itu tidak ada yang sama. Itu kan yang melukis Gusti Allah. Tapi saya amati, kalau glugu dari kelapa hijau biasanya seratnya lebih jarang-jarang. Kalau dari kelapa merah, seratnya lebih rapat,” katanya.

Setelah bertahan lama dengan motif glugu yang ia anggap monoton. Muhammad Amin mulai berkreasi dengan motif lain pada tahun 2017. Sejak saat itu, omzet batik glugu yang awalnya adalah Rp75 juta per bulan melesat tinggi.

“Ketika saya sudah mulai produksi motif batik glugu yang kombinasi, ada yang kombinasi klasik dan baru, rata-rata sebulan itu di atas Rp300 juta. Itu peminatnya dari Jakarta,” jelasnya.

Baca juga: Hore, 17 IKM Boyolali Berhasil Peroleh Sertifikat HAKI

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya