SOLOPOS.COM - Konsultan pariwisata Banyuanyar, Kusworo Rahadyan, memeriksa biji kopi excelsa yang dijemur di halaman rumah warga di Desa Banyuanyar, Kecamatan Ampel, Boyolali, Minggu (3/10/2021). (Solopos.com/Cahyadi Kurniawan)

Solopos.com, BOYOLALI—Desa Banyuanyar, Ampel, Boyolali, sangat beruntung memiliki excelsa. Komoditas kopi warisan Belanda ini memiliki kekhasan aroma nangka dengan rasa manis.

Warga setempatnya menyebutnya sebagai kopi barendo atau lebare londo. Ada pula yang menamainya dengan legandar karena pohonnya tinggi-tinggi dan besar. Hingga kini, pohon-pohon ini masih produktif. Setahun, Banyuanyar bisa menghasilkan 10 ton green bean.

Promosi Lebaran Zaman Now, Saatnya Bagi-bagi THR Emas dari Pegadaian

Keberadaan excelsa bakal dioptimalkan masyarakat Banyuanyar untuk kepentingan pariwisata. Sejumlah rencana pun telah disusun oleh masyarakat untuk mempopulerkan excelsa.

Baca Juga: Nikmatnya Excelsa, Kopi Aroma Nangka Khas Banyuanyar Ampel Boyolali

“Komoditas kopi ini jadi kekuatan desa ini untuk sektor pariwisata. Kopi Banyuanyar dari Kelompok Tani Ngudi Utomo sudah ke mana- via online. Bahkan kemarin sudah ekspor ke Jerman,” konsultan pariwisata Desa Banyuanyar, Kusworo, Minggu (3/10/2021).

Ke depan, Banyuanyar akan dikembangkan menjadi kampung susu dan kopi atau kampus kopi Banyuanyar. Di dalamnya, ada beberapa acara seperti festival khusus excelsa, excelsa coffe camp, dan coffee trail.

“Pengunjung diajak ke kebun kopi melihat proses pengolahan kopi. Di kebun bisa menikmati excelsa yang disajikan oleh barista,” ujar Kuwsoro yang merupakan pelanggan tetap Omah Kopi Ngemplak.

Baca Juga: Petani Pengguna Irigasi Colo Barat Siapkan Dana untuk Sedot Air

Pemilik coffee shop Omah Kopi Ngemplak, Eko Budi Suroso, menuturkan permintaan kopi excelsa asal Banyuanyar relatif tak terganggu oleh pandemi Covid-19. Dalam sebulan, Omah Kopi yang dikelolanya bisa memproduksi hingga 150 kg mulai baik kopi bubuk maupun biji.

“Harapannya kopi ini bisa dikenal luas bukan hanya Boyolali. Selama ini orang belum mengenal kalau Boyolali punya kopi. Ini tantangan kami,” kata Budi.

Dalam sejarahnya, kopi excelsa dibawa ke Boyolali oleh seorang Bangsawan Eropa, Johannes Agustinus Dezentje. Makamnya ada di Kerkhof Ampel.

Baca Juga: Wader Favorit, Ini Harga Ikan Goreng di Kawasan WGM Wonogiri

Dezentje menjadi menjadi pelopor kopi di Jawa Tengah khususnya Semarang hingga Boyolali dan Klaten. Excelsa didatangkan lantaran memiliki pohon yang kuat. Biasanya disambung dengan arabika dan robusta.

Excelsa merupakan kopi dari varietas dewevrei. Varietas ini masuk ke Indonesia pada abad ke-17. Varietas ini dikenal sebagai tanaman yang tahan hama, tahan cuaca termasuk tahan karat daun.

 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya