SOLOPOS.COM - Es Dawet Jembut Kecabut Khas Purworejo (Instagram/@ agus_m_s)

Solopos.com, PURWOREJO — Es Dawet pada umumnya adalah minuman menyegarkan khas Jawa yang memiliki sensasi rasa kuah manis dan gurih dari gula jawa dan santan. Namun di Kabupaten Purworejo, Jawa Tengah ada jenis es dawet unik yang dibuat dari campuran merang atau tangkai padi. Es Dawet legendaris ini bernama jembut kecabut yang terkenal seantero Purworejo.

Berdasarkan pantauan Solopos.com melalui kanal Youtube TRANS& OFFICIAL, Selasa (26/4/2022), es dawet ireng ini menggunakan dawet berwarna hitam. Warna hitam dari dawet ini adalah warna alami dari merang atau tangkai padi yang dibakar dan menjadi pewarna alami di sajian es dawet tersebut.

Promosi Kisah Inspiratif Ibru, Desa BRILian Paling Inovatif dan Digitalisasi Terbaik

Secara rasa, es dawet ireng ini tidak ada bedanya dengan es dawet pada umumnya. Namun tidak bisa disangkal  jika dawet ireng atau dawet hitam ini memiliki tekstur yang agak berbeda, yaitu keset yang berasal dari merang tersebut.

Es dawet ireng ini disajikan di dalam mangkok kayu yang seperti batok kelapa atau dengan mangkok kecil biasa. Adapun komposisi es dari Purworejo ini adalah dawet santan, gula jawa, ketan hitam, buah nangka dan juga es batu untuk menambah kesegaran.

Es Dawet Jembut Kecabut 

Sementara itu, berdasarkan penelusuran Solopos,com, es dawet ini punya nama lain yang terdengar kurang senonoh, yaitu Es Dawet Jembut Kecabut. Dalam Bahasa Jawa, ‘Jembut’ berarti rambut kemaluan, sedangkan ‘kecabut’ berarti tercabut dari akarnya. Jika diartikan secara keseluruhan, memang terdengar jorok atau dalam Bahasa Jawa disebut saru.

Namun sebenarnya, nama ini adalah sebuah singkatan dari sebuah lokasi tempat warung es dawet tersebut, yaitu berada di Jembatan Butuh, Kecamatan Butuh, sehingga jika disingkat menjadi Jembut Kecabut.

Baca juga: Misteri Gua Seplawan Purworejo, Tempat Ritual di Jawa Tengah

Pemuas Rindu di Kala Mudik Lebaran

Es Dawet ini awalnya dirintis kali pertama oleh Mbah Ahmad Dansri pada 1950 silam. Awalnya, Mbah Ahmad membuat minuman unik tersebut untuk dikonsumsi oleh para petani dengan berkeliling dari sawah ke sawah. Setelah Mbah Ahmad meninggal, minuman tersebut kemudian dilestarikan oleh anaknya, Nawon dan hingga sekarang yang berjualan adalah generasi ketiga, yakni Wagiman.

Karena kesegarannya, Es Dawet Ireng ini selalu diserbu pembeli dan harganya juga sangat terangkau, yaitu Rp5.000 per porsinya. Salah satu warga Kulon Progo, DIY  yang merupakan perantau di Jakarta, Mugiran mengaku bahwa setiap kali mudik lebaran, dia selalu membeli es dawet tersebut saat melintasi Jembatan Butuh.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya