SOLOPOS.COM - Kegiatan penanganan bongkar muat kendaraan di Terminal PT Indonesia Kendaraan Terminal Tbk (IPCC) masih terus berlangsung. (Istimewa)

Solopos.com, JAKARTA — Tahun 2021 yang penuh tantangan, khususnya dalam pemulihan di industri otomotif telah dilewati. Meski imbas pandemi Covid-19 dengan berbagai serbuan variannya belum reda, kegiatan penanganan bongkar muat kendaraan di Terminal PT Indonesia Kendaraan Terminal Tbk (IPCC) masih terus berlangsung.

Menurut Sekretaris Perusahaan IPCC, Sofyan Gumelar dalam rilis yang diterima Solopos.com, Rabu (16/3/2022), kegiatan bongkar muat kendaraan terus dilakukan seiring dengan pemulihan ekonomi global dan domestik yang terus terjadi serta diikuti dengan mulai meningkatnya kebutuhan masyarakat akan kendaraan.

Promosi Kinerja Positif, Telkom Raup Pendapatan Konsolidasi Rp149,2 Triliun pada 2023

“Tentunya hal ini diikuti dengan peningkatan kualitas pelayanan penanganan kargo kendaraan di Terminal IPCC. Sehingga dapat memberikan nilai tambah tidak hanya bagi IPCC dalam hal peningkatan kinerja namun, juga bagi industri otomotif dan perekonomian Indonesia. Selain itu, juga semakin menjadikan Terminal IPCC sebagai pilihan utama dalam penanganan kegiatan ekspor impor kargo kendaraan ke depannya,” ujarnya.

Baca Juga: Daihatsu Manfaatkan Fasilitas Ekspor Lewat Pelabuhan Patimban Subang

Dijelaskan, berbagai varian kendaraan CBU memenuhi sejumlah area parkir di Terminal IPCC, terutama pada Terminal Internasional, baik varian baru yang dirilis pada tahun ini maupun varian sebelumnya yang diproduksi pada 2021.

Hal yang menarik adalah sejumlah varian kargo kendaraan non Jepang kian banyak memenuhi area parkir/penumpukan di Terminal IPCC. Sebut saja sejumlah varian dari pabrikan otomotif Mercedes, Hyundai, Porsche, Chery, dan lainnya.

Meskipun secara total, jumlah unit ekspor maupun impor dari kendaraan CBU non-Jepang masih di bawah kendaraan CBU asal Jepang, terlihat peningkatannya yang lebih baik dari tahun sebelumnya.

Sebagai contoh, impor kendaraan CBU asal Negara Ginseng selama kurun waktu dua bulan pertama di tahun ini berjumlah 797 unit dengan varian Ionic, Staria, Palisade, dan lainnya.

Baca Juga: Ekspor Perdana Kendaraan dari Pelabuhan Patimban Subang Jabar

Jumlah tersebut lebih tinggi daripada periode yang sama di tahun sebelumnya dengan jumlah 672 unit. Kemudian ada Peugeot yang diimpor pada dua bulan pertama di tahun ini sebanyak 48 unit, padahal pada periode yang sama di tahun lalu tidak ada sama sekali unit ini yang diimpor.

Sementara itu, dari kendaraan mewah terdapat Mercedes yang dilakukan impor sebanyak 32 unit pada dua bulan di tahun ini dengan seri All-New C-Class dimana pada periode yang sama di tahun lalu hanya diimpor 7 unit. Lalu, terdapat Porsche dengan berbagai varian dimana pada dua bulan pertama tahun ini diimpor 9 unit dibandingkan periode yang sama di tahun lalu berjumlah 4 unit.

Dari sisi ekspor, pada dua bulan pertama di tahun ini, Hyundai telah mengekspor kendaraan CBU-nya sebanyak 103 unit dari periode sebelumnya sebanyak 119 unit CBU Hyundai yang terekspor dari Terminal IPCC.

Lalu, terdapat VW dan Geely yang masing-masing mengekspor CBU-nya sebanyak dua unit dimana pada periode yang sama di tahun sebelumnya baik VW maupun Geely tidak ada kendaraannya yang dilakukan ekspor.

Baca Juga: Penjualan Kendaraan Bermotor Naik 68% Berkat Diskon PPnBM

Meski demikian, di awal tahun ini, terutama pada dua bulan pertama tahun ini, kegiatan bongkar muat ekspor impor kendaraan belum terlihat meningkat signifikan.

Tercatat ekspor kendaraan CBU dalam kurun waktu dua bulan pertama di tahun ini berjumlah 36.076 unit atau lebih rendah dari periode yang sama di tahun sebelumnya dengan jumlah 49.888 unit.

Adapun Toyota masih mendominasi kegiatan ekspor meski jumlahnya di dua bulan pertama tahun ini lebih rendah, dari sebelumnya sebanyak 27.390 unit menjadi 22.827 unit sepanjang dua bulan pertama tahun ini dengan berbagai variannya.

Baca Juga: Investasi Raksasa Rp142 Triliun, Pabrik Baterai Kendaraan Listrik Bakal Berdiri di Batang

Diikuti dengan Suzuki dengan varian XL-7 yang terekspor 7.113 unit atau lebih tinggi dari periode yang sama di tahun sebelumnya dengan jumlah 6.816 unit. Lalu, terdapat Mitsubishi terutama seri Xpander yang di dua bulan pertama tahun ini telah terekspor 4.101 unit, turun jauh bila dibandingkan dengan periode yang sama di tahun sebelumnya berjumlah 10.591 unit. Adapun Honda mayoritas Brio telah diekspor sebanyak 660 unit dari periode sebelumnya sebanyak 1.230 unit.

Begitupun dengan impor dimana juga mayoritas masih dikuasai oleh Toyota, terutama seri Hilux, Camry, dan Cross dimana pada dua bulan pertama tahun ini berjumlah 2.807 unit atau di bawah pencapaian di periode yang sama di tahun sebelumnya sebanyak 2.989 unit.

Diikuti Mitsubishi dengan varian Triton yang diimpor sebanyak 1.613 unit dari tahun lalu sebanyak 490 unit. Lalu, Honda terutama seri Civic yang diimpor sebanyak 690 unit dimana pada periode yang sama di tahun lalu tidak ada unit CBU Honda yang diimpor.

 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya