SOLOPOS.COM - Ilustrasi HIV/AIDS. (Freepik.com)

Solopos.com, SOLO — Tren baru penularan virus HIV/AIDS di Solo tak hanya menyasar orang dewasa melainkan kalangan remaja. Mereka terjerumus masuk pergaulan bebas karena negatif media sosial (medsos).

Para remaja dan anak di bawah umur terdeteksi terjangkit virus HIV/AIDS saat menjalani voluntary counselling and testing (VCT) di rumah sakit dan puskesmas. Setelah ditelusuri, mereka ternyata terlibat dalam pergaulan bebas setelah berkomunikasi dan berinteraksi dengan kenalan di medsos.

Promosi Selamat! Direktur Utama Pegadaian Raih Penghargaan Best 50 CEO 2024

Hal ini diungkapkan Pengelola Program KPA Solo, Tommy Pranoto, saat ditemui Solopos.com di kantornya, Selasa (2/8/2022). Menurut Tommy, penularan HIV/AIDS yang menyasar kalangan remaja menjadi tren baru dalam setahun terakhir.

“Tak sedikit remaja yang terjangkit HIV/AIDS di Kota Solo. Ini mengagetkan sekaligus memprihatinkan,” katanya. Awalnya, kata Tommy, para remaja itu berkenalan dengan orang lain melalui beragam platform di medsos.

Ada pula yang berkenalan dengan orang lain lewat aplikasi percakapan atau chatting. Dari aplikasi tersebut, mereka bertemu dan berhubungan secara intim.

Baca Juga: Waduh, Temuan Kasus HIV/AIDS di Solo Bertambah 175 Orang Dalam 6 Bulan

“Virus HIV/AIDS bisa masuk ke tubuh saat hubungan seksual tanpa pengaman, jarum suntik yang tak steril atau produk darah, yakni ibu ke bayi dalam proses persalinan atau menyusui,” katanya.

Tidak Menunjukkan Gejala

Karena itu, para ibu hamil juga rawan terpapar HIV/AIDS yang ditularkan dari suami. Mereka disarankan menjalani VCT guna mengetahui status kesehatannya. Hal ini mengingat pengidap HIV/AIDS fase awal tidak menunjukkan gejala.

Guna mencegah penularan HIV/AIDS, terutama di kalangan remaja, KPA Solo menggandeng anggota pramuka di sekolah. Mereka diproyeksikan menjadi duta pencegahan HIV/AIDS di sekolah masing-masing.

Baca Juga: Kisah Pilu ODHA dan ADHA Boyolali Hadapi Diskriminasi dari Masyarakat

“Dalam waktu dekat, kami bakal menggelar kegiatan pencegahan HIV/AIDS yang melibatkan perwakilan pramuka di masing-masing kecamatan,” paparnya.

Di sisi lain, penularan HIV/AIDS melalui hubungan heteroseksual tetap tinggi. Penularan virus tak jauh dari populasi kunci, seperti pekerja seks komersial (PSK), kaum lelaki suka lelaki (LSL), dan pekerja hiburan malam.

“Kami rutin melakukan VCT untuk para pekerja hiburan malam. Selama ini, mereka responsif jika ada kegiatan VCT secara mobile,” ujar Tommy.

Baca Juga: 57 Pengusaha Pijat di Klaten Peroleh Sosialisasi Pencegahan HIV/AIDS

Seorang warga Kelurahan Keprabon, Kecamatan Banjarsari, Anang, mengatakan pemerintah harus melakukan intervensi khusus guna menekan kasus HIV/AIDS yang kian tinggi. Pemerintah harus mengambil langkah tegas dengan merancang payung hukum sebagai landasan dalam melaksanakan program kegiatan.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya