SOLOPOS.COM - Petani di Desa Pranan, Polokarto, Sukoharjo, menyemprotkan obat untuk membasmi hama wereng, Minggu (30/8/2020). (Solopos/Indah Septiyaning W)

Solopos.com, SUKOHARJO -- Petani di Sukoharjo memiliki kebiasaan mengoplos obat untuk membasmi hama wereng hingga melebihi dosis. Kondisi ini bukannya membasmi wereng secara tuntas, tapi justru membuat serangan wereng semakin agresif.

Dinas Pertanian dan Perikanan Sukoharjo mencatat seluas 473 hektare (ha) sawah diserang hama wereng pada musim tanam ini. Dari total luas pertanaman 20.000 hektare, serangan hama wereng menyebar di 11 kecamatan.

Promosi Pegadaian Buka Lowongan Pekerjaan Khusus IT, Cek Kualifikasinya

"Hanya satu kecamatan yang bebas dari hama wereng, yaitu Weru. Yang paling berat Gatak. Hampir semua wilayah di Gatak ada serangan wereng," kata Kepala Dinas Pertanian dan Perikanan Sukoharjo Netty Harjanti kepada Solopos.com di sela pembasmian hama wereng massal di Desa Pranan, Minggu (30/8/2020).

Ratusan Orang Dari 78 Elemen Masyarakat Solo Ramaikan Aksi Di Bundaran Gladak, Ini Seruannya

Netty mengatakan serangan hama wereng di sawah petani wilayah Baki dan Gatak, Sukoharjo, karena migrasi dari daerah Klaten. Begitu pula di bagian Sukoharjo bagian timur merupakan migrasi dari Karanganyar.

Meski demikian ada pula serangan wereng yang berasal dari wilayah lokal Kabupaten Sukoharjo. Berbagai upaya terus dilakukan Pemkab bersama petani. Salah satunya dengan melakukan pembasmian hama wereng secara massal.

Menakar Sendiri Tanpa Aturan

Hal ini agar serangan hama wereng tak semakin meluas. Serangan hama wereng yang tak mampu dikendalikan akan merusak tanaman dan mengganggu produktivitas padi di Sukoharjo.

Warga Sukoharjo Sudah Boleh Gelar Hajatan Hingga Dangdutan Loh, Tapi Ada Syaratnya

"Tapi sayangnya banyak petani yang membeli obat dan menakar sendiri tanpa aturan. Maksudnya baik biar cepat mati, tapi malah bikin wereng lebih agresif," kata Netty.

Dia mengatakan banyak petani mengoplos obat pembasmi hama wereng secara asal-asalan. Bahkan obat yang seharusnya tidak digunakan untuk membasmi wereng justru digunakan para petani di Sukoharjo.

Masih Shock! Keluarga Malah Diterpa Hoaks Handa Korban Pembunuhan Duwet Sukoharjo Tengah Hamil

Netty pun mengingatkan agar petani Sukoharjo menggunakan obat pembasmi hama sesuai aturan. Menurutnya, musim panas saat ini secara alami membantu pengendalian hama wereng.

"Di musim panas dengan penyinaran matahari maksimal seperti sekarang membuat telur wereng tak menetas sehingga bisa mengendalikan hama wereng," katanya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya