SOLOPOS.COM - Ilustrasi gagal ginjal akut. (Freepik.com)

Solopos.com, SOLO-Dokter spesialis penyakit dalam konsultan ginjal dan hipertensi dr Pringgodigdo Nugroho, Sp.PD-KGH, FINASIM dari Rumah Sakit Umum Pusat Nasional Cipto Mangunkusumo mengatakan penyakit ginjal kronis tahap awal seringkali tidak menimbulkan gejala apapun. Untuk lebih peduli kesehatan ginjal, simak ulasannya di info sehat kali ini.

“Sebenarnya, kalau fungsi ginjal menurun sedikit itu pasien tidak merasakan gejala. Bahkan, kasarnya fungsi ginjal menurun 25 persen itu tidak ada gejala,” kata Pringgo dalam acara temu media di Jakarta dikutip dari Antara pada Jumat (10/3/2023).

Promosi BRI Catat Setoran Tunai ATM Meningkat 24,5% Selama Libur Lebaran 2024

Dokter yang menamatkan studi di Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia itu menjelaskan bahwa dalam keadaan normal, daya cadang ginjal manusia adalah empat kali kebutuhan tubuh dalam melakukan ekskresi atau penyaringan racun.

Kemampuan itulah yang menyebabkan seseorang tanpa gejala apapun meskipun ginjalnya mengalami penurunan fungsi yang bisa mengakibatkan penyakit ginjal kronis. Akibatnya, banyak pasien yang baru berobat ke dokter dan langsung didiagnosis menderita gagal ginjal.

“Mereka banyak yang bilang kalau selama ini merasa sehat-sehat saja, tapi, kenapa tiba-tiba gagal ginjal? Padahal, kalau gangguan kecil itu memang tidak ada keluhan, ketika masuk gagal ginjal baru muncul keluhan-keluhan yang membahayakan,” kata Pringgo, yang juga berpraktik di RS PELNI.

Untuk itu, Pringgo mengatakan perlu peningkatan kewaspadaan terhadap kondisi kesehatan ginjal, di antaranya dengan deteksi dini dan memahami faktor risiko gangguan ginjal.

Faktor risiko utama gangguan ginjal, menurut data dari Indonesian Renal Registry (IRR) sebagaimana dipaparkan Pringgo, adalah diabetes, hipertensi, peradangan ginjal, riwayat keluarga, dan gaya hidup yang tidak sehat.

Gangguan metabolisme karbohidrat pada diabetes membuat gula tidak bisa dimanfaatkan oleh sel-sel tubuh. Gula darah tinggi mengganggu organ tubuh lainnya, termasuk ginjal.  Gangguan ginjal itu ditandai dengan keberadaan albumin di urine, yang pada kondisi normal tidak ada. Salah satu ciri kandungan albumin tinggi adalah urine berbusa.

eteksi dini gangguan ginjal dapat dilakukan dengan cek kesehatan di fasilitas kesehatan. Pemeriksaan bersifat penting dilakukan terutama jika memiliki salah satu atau lebih faktor risiko.  Pringgo melanjutkan, upaya lain yang dapat dilakukan untuk mencegah gangguan ginjal adalah menerapkan gaya hidup sehat dengan diet seimbang, termasuk minum air putih yang cukup.

“Memang minum merupakan salah satu komponen utama dalam menjaga kesehatan ginjal. Kata kuncinya adalah cukup. Kalau kurang minum, meningkatkan risiko infeksi saluran kemih dan batu ginjal, begitu juga kalau terlalu banyak akan berbahaya,” kata Pringgo.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya