SOLOPOS.COM - Kondisi los pemotongan unggas atau ayam di Pasar Sukowati Sragen yang sempit, Rabu (19/4/2023). (Solopos.com/Tri Rahayu)

Solopos.com, SRAGEN — Dinas Koperasi, Usaha Kecil Menengah, Perindustrian, dan Perdagangan (Diskumindag) Sragen diminta mengkaji problem air limbah pemotongan ayam atau unggas di Pasar Sukowati Sragen. Bulu dan kotoran pemotongan yang menyumbat menjadi penyebab meluapnya limbah dari bak kontrol dan instalasi pengolahan air limbah (IPAL).

Kepala Diskumindag Sragen, Cosmas Edwi Yunanto, mengungkapkan sementara terkait dengan limbah pemotongan unggas itu terjadi karena limbahnya banyak. Dia menyebut air limbah itu dari 27 pemotongan ayam dengan permintaan yang tinggi sekali menjelang Lebaran.

Promosi Lebaran Zaman Now, Saatnya Bagi-bagi THR Emas dari Pegadaian

“Aktivitas penyembelihan unggas itu sudah buka sejak pukul 03.00 WIB hingga siang hari dan air tidak pernah berhenti mengalir. Akibatnya kotoran ayam, bulu ayam, ikut masuk ke selokan dan memenuhi bak kontrol sehingga menyumbat air limbah yang masuk ke IPAL sehingga meluap,” ujarnya, saat ditemui Solopos.com di sela-sela pengecekan harga di Toserba Luwes Sragen, Rabu (19/4/2023).

Dia menerangkan Diskumindag Sragen sudah meminta para pemotong ayam atau unggas itu untuk membersihkan bak kontrol secara periodik sehari sekali sehingga pembuangan air ke IPAL lancar. Dia menerangkan air limbah berasal dari 27 los masuk ke saluran, bak kontrol, IPAL, kemudian diolah dan air bersih dibuang ke saluran.

“Dengan tingginya permintaan penyembelihan membuat IPAL tidak bisa menampung air limbah itu. Kami sampai menggunakan pompa air untuk menyedot air di IPAL dan dibuang ke saluran drainase. IPAL-nya kalau tidak salah ukurannya 2 meter x 4 meter. Sebenarnya mampu tetapi karena permintaan tinggi sehingga meluap,“ jelasnya.

Dia menerangkan Bupati sudah meminta Diskumindag untuk mengkaji dan mencari solusi atas problem, termasuk penataan di pasar unggasnya. Dia menerangkan kalau dipindah ke luar seperti usulan pedagang itu lahannya yang sudah tidak ada lagi karena dipakai pedagang bambu.

“Kondisi sekarang pedagang ayam masuk semua ke pasar bambu itu. Kalau di luar pasti macet,“ jelasnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya