SOLOPOS.COM - Bill Bryan (kiri), pejabat senior di Departemen Keamanan Dalam Negeri AS berbicara konferensi pers, bersama Presiden AS Donald Trump (tengah) dan Wakil Presiden Mike Pence (kanan) mendengarkan selama konferensi pers di Gedung Putih di Washington, DC, AS, Kamis (23/4/2020).

Solopos.com, JAKARTA -- Seorang pejabat Departemen Keamanan Dalam Negeri AS menyebut virus corona lebih cepat mati di cuaca panas dalam pemaparan gugus tugas di Gedung Putih, Kamis (23/4/2020). Ternyata sosok pejabat tersebut bukan seorang ilmuwan.

Padahal, Presiden Jokowi juga mengutip pernyataan dari pejabat Departemen Keamanan Dalam Negeri AS tersebut. Bahkan Jokowi mengaku gembira mendengar kabar itu.

Promosi Oleh-oleh Keripik Tempe Rohani Malang Sukses Berkembang Berkat Pinjaman BRI

3 Provokator Penolak Jenazah Perawat RSUP Kariadi Semarang Segera Disidang

"Semakin tinggi temperatur, semakin tinggi kelembaban, dan adanya paparan langsung sinar matahari akan semakin memperpendek masa hidup virus Covid-19. Di udara dan di permukaan yang tidak berpori," kata Presiden Jokowi dalam keterangan pers, Jumat, (24/4/2020).

Pejabat AS penyebut virus corona cepat di cuaca panas yang dikutip Presiden Jokowi tersebut adalah Willian N Bryan atau Bill Bryan. Dikutip Bisnis dari BBC, pejabat senior tersebut diketahui hanya memiliki pengalaman militer yang luas.

Jokowi Sebut Virus Corona Cepat Mati di Cuaca Panas Indonesia

Bryan saat ini bertugas di bawah Sekretaris Ilmu Pengetahuan dan Teknologi. Dia memegang otoritas di bidang penelitian, pengembangan dan pengujian di kementerian tersebut, namun bukan pakar medis atau biologi molekular.

Bukan Ilmuwan

Sebelum menjadi pejabat penelitian dan mengatakan virus corona lebih cepat mati di cuaca panas, Bryan berkecimpung di bidang energi dan militer. Pada 2017 Bryan pernah memegang sejumlah peran kepemimpinan di Departemen Energi dan Departemen Pertahanan.

Update! Sebaran Kasus Covid-19 Sukoharjo Per Desa 24 April 2020

Dia menjalani 17 tahun dinas militer aktif di Angkatan Darat dan tiga tahun di Garda Nasional Virginia. Dari 2015 hingga 2017, Bryan menjabat sebagai Presiden ValueBridge International's Energy Group. Ini adalah organisasi yang menyediakan solusi energi berkelanjutan untuk meningkatkan kehidupan manusia di seluruh dunia.

Data ini muncul di laman Linkedinnya. Bertahun-tahun bertugas sebagai pegawai negeri, jejak Bryan ternyata tidak bersih dari kontroversi. Tentu saja kontoversi itu belum termasuk ucapannya sebagai pejabat penelitian AS soal virus corona lebih cepat mati di cuaca panas.

Jadwal Imsakiyah Kota Solo Ramadan 1441 H, 24 April - 23 Mei 2020

Pada 2018, The New York Times melaporkan kekhawatiran pejabat AS dan Ukraina terhadap Bryan. Saat itu, ada dugaan Bryan memiliki hubungan khusus dengan sebuah perusahaan Ukraina. Dia pernah memimpin tim yang dikirim pemerintah AS untuk membantu pemerintahan di Kiev dalam menopang pasokan energi.

Kekhawatiran ini semakin memuncak ketika Bryan bergabung dengan ValueBridge dan berkarier di sana. Bryan sempat menegaskan kepada The New York Times bahwa dirinya tidak mencari keuntungan dengan siapapun dari Ukraina. Dia mengklaim tidak ingin melanggar aturan dan etika.

Tolak PSBB, Wali Kota Semarang Persilakan Kampung Ditutup Portal

Bicara Virus Corona

Dalam paparannya di Gedung Putih, sebagai pejabat bidang penelitian AS, Bryan menuturkan bahwa virus corona lebih cepat mati di cuaca panas. Virus corona tidak bertahan lama di pegangan pintu dan permukaan tak berpori lain ketika terkena sinar matahari, suhu, dan kelembapan yang lebih tinggi.

“Virus ini 'sekarat' dengan kecepatan yang jauh lebih cepat karena paparan kelembapan ataupun panas,” ungkap Bill Bryan.

Faisal Basri: Penanganan Covid-19 Tidak Jelas, Siapa Komandannya? Luhut

Penelitian baru ini, katanya, menawarkan cara praktis bagi warga Amerika untuk membunuh virus tersebut di permukaan benda-benda. Caranya termasuk dengan meningkatkan suhu dan kelembapan ruangan indoor yang berpotensi terkontaminasi.

Pada suhu 70-75 derajat Fahrenheit dan kelembapan 80% di bawah sinar matahari musim panas, katanya, studi itu menunjukkan virus corona hanya bertahan sebentar. Virus itu hanya bertahan dua menit di permukaan yang berpori.

1.002 Pasien Covid-19 Indonesia Sembuh, 6.520 Masih di Rumah Sakit

“Lingkungan yang kering mungkin memerlukan perhatian ekstra,” tambah Bryan, seperti dilansir melalui Bloomberg, Jumat (24/4/2020).

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya