SOLOPOS.COM - Ilustrasi bus parkir. (Freepik)

Solopos.com, BOYOLALI — Dinas Perhubungan (Dishub) Boyolali mengusulkan 26 titik halte untuk angkutan massal bus koridor Solo-Boyolali yang saat ini masih tahap kajian studi kelayakan. Usulan halte atau selter itu tersebar mulai dari Bangak, Banyudono sampai Pasar Ampel.

Usulan itu disampaikan ke Pemerintah Provinsi Jawa Tengah. Kepala Bidang (Kabid) Lalu Lintas Dishub Boyolali, Ragil Pambudi, mengatakan koridor Solo-Boyolali masih dalam tahap kajian oleh Badan Perencanaan Penelitian dan Pengembangan Daerah (BP3D) Boyolali.

Promosi Beli Emas Bonus Mobil, Pegadaian Serahkan Reward Mobil Brio untuk Nasabah Loyal

Dishub bertugas mengusulkan terkait prasarana pendukungnya. Ragil mengatakan karena masih dalam tahap kajian, ia belum bisa mengungkapkan perincian jumlah unit armada, tarif, dan perincian lainnya.

“Mengenai itu [perincian] kami belum bisa ngomong banyak karena kajian belum selesai. Itu pun kami baru sekadar usulan dan masukan kajian. Ini kajian masih terus berjalan, masih taraf pembahasan, dan belum selesai,” kata dia.

Ia mengungkapkan angkutan massal bus koridor Solo-Boyolali direncanakan memiliki 111 lokasi halte. Namun, hanya ada 26 titik yang berada di Boyolali.

Koridor atau rute yang diusulkan mulai dari dari Bangak – Ngangkruk – Mojolegi – Randusari – Tegalwire – Samsat Boyolali – Simpang Empat Luwes – Pasar Boyolali – Simpang Lima Boyolali – Pasar Sunggingan – Terminal Lama Boyolali – Pasar Penggung – Pertigaan Tompak – Simpang Tiga Kecamatan Gladagsari – Pasar Ampel.

3 Subterminal

Sedangkan 26 halte yang diusulkan ada di simpang tiga Bangak baik dari arah Solo dan Semarang, lalu Simpang Tiga Ngangkruk baik dari Solo dan Semarang, lalu SMPN 2 Teras dari arah Solo-Semarang, SDN Mojolegi dari arah Semarang-Solo.

Kemudian, di Randusari baik dari arah Solo dan Semarang, RS Indriati dari arah Solo-Semarang, Dishub Boyolali dari arah Semarang-Solo, Tegalwire dari arah Semarang-Solo, Simpang Empat Luwes baik dari Solo dan Semarang.

Selanjutnya, halte angkutan massal bus koridor Solo-Boyolali juga diusulkan ada di Pasar Boyolali dari arah Solo-Semarang, Simpang Lima Boyolali dari arah Solo – Semarang, Simpang Lima Kridanggo arah Semarang-Solo, Pasar Sunggingan arah Solo-Semarang.

Terminal Lama arah Solo-Semarang, Pasar Penggung arah Semarang-Solo, Pasar Desa Sidomulyo baik dari Semarang dan Solo, Simpang Tiga Profesor Soeharso baik dari Semarang dan Solo juga diusulkan ada halte.

Berikutnya depan Kantor Kecamatan Gladagsari dari dua arah yaitu Semarang dan Solo, terakhir di Pasar Ampel dari arah Solo – Semarang.

Selain mengusulkan 26 titik halte, lanjut Ragil, Dishub mengusulkan tiga subterminal dan pengembangan satu sub terminal berupa park and ride serta wahana edukasi transportasi.

Traffic Light Pintar

“Subterminal nanti ada tiga, yaitu di Pasar Boyolali, Terminal Lama Boyolali, Pasar Ampel, dan sekitar Pasar Sunggingan, ada pengembangan subterminal berupa park and ride serta wahana edukasi transportasi,” kata dia saat berbincang dengan Solopos.com di kantornya, Selasa (30/5/2023).

Ia menjelaskan park and ride tersebut direncanakan bisa digunakan untuk memarkirkan kendaraan lalu menuju warga menuju halte terdekat di jalur angkutan massal bus koridor Solo-Boyolali. Lalu wahana edukasi transportasi yang berada di pengembangan subterminal direncanakan akan menjadi taman lalu lintas.

Nantinya, masyarakat Boyolali dan juga anak-anak dapat bermain dan belajar tentang kelalulintasan. Lebih lanjut, Dishub Boyolali mengusulkan ada 38 unit markah di halte-halte dan markah-markah yang jika ditotal ada 1.358 meter persegi.

Ada juga usulan traffic light yang berbasis Intelligent Transportation System (ITS) yang rencananya dipasang di Simpang Empat Terminal Lama dan Simpang Empat Pasar Sunggingan. “Ini kami belum tahu nanti itu Trans Jateng atau apa, yang jelas ini angkutan massal koridor Solo-Boyolali,” jelas dia.

Ia berharap rencana tersebut dapat direalisasikan. Jika nantinya terealisasi, diharapkan akan banyak masyarakat yang biasanya memakai transportasi pribadi beralih ke angkutan massal yang telah terintegrasi.

“Selain dapat menunjang pekerjaan, harapan kami ini juga dapat menunjang sektor pariwisata dan perdagangan,” kata dia.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya