SOLOPOS.COM - Bus Rapid Transit (BRT) Trans Jateng Koridor I melintasi Jl. Sangiran, Sragen, Kamis (18/11/2021). (Solopos.com/Wahyu Prakoso)

Solopos.com, WONOGIRI — Bus Rapid Transit atau BRT Trans Jateng trayek Solo-Wonogiri direncanakan beroperasi mulai Agustus 2023. Pengoperasian bus tersebut diharapkan bisa meningkatkan jumlah pengguna transportasi umum dan meningkatkan keselamatan berkendara di jalan raya.

Kepala Dinas Perhubungan (Dishub) Wonogiri, Waluyo, mengatakan Dishub Provinsi Jawa Tengah menginformasikan BRT Trans Jateng rute Terminal Tirtonadi Solo-Terminal Tipe C Wonogiri ditargetkan beroperasi mulai Agustus 2023.

Promosi Selamat! Direktur Utama Pegadaian Raih Penghargaan Best 50 CEO 2024

Ada 15 bus unit bus Trans Jateng yang disiapkan untuk beroperasi di rute tersebut di mana satu bus di antaranya untuk cadangan. Waluyo menyebut BRT Trans Jateng Solo-Wonogiri memiliki 60 pemberhentian dengan 121 halte.

Adapun di Wonogiri kebagian empat halte yang berlokasi di Terminal Tipe C Wonogiri, depan Kantor Dinas KUKM Perindag, depan PT Liebra Selogiri, dan pertigaan Desa Sendangijo, Selogiri.

“Kami sudah siapkan tempat. Kalau infrastruktur halte nanti kewenangan Pemprov Jateng. Terminal Tipe C juga sudah kami siapkan untuk pemberhentian terakhir,” kata Waluyo kepada Solopos.com, Senin (22/5/2023).

Dia melanjutkan pengadaan bus Trans Jateng itu bekerja sama dengan konsorsium aglomerasi yang terdiri atas delapan perusahaan otobus di Wonogiri di antaranya Tunggal Dara, Gunung Mulia, dan Ismo. Pengadaan bus tersebut dilakukan dengan scrapping.

Dengan metode scrapping artinya mengganti angkutan yang dimiliki perrusahaan konsorsium dengan unit angkutan baru pada trayek yang dilalui BRT Trans Jateng Solo-Wonogiri. “Dampaknya, kami harap bisa meningkatkan penggunaan transportasi umum dan meningkatkan keamanan serta keselamatan berkendara di Wonogiri,” imbuhnya.

Pengadaan Bus Pakai Metode Scrapping

Sementara itu, operator BRT Trans Jateng yang di antaranya meliputi sopir, kru, dan administrator direkrut dari yang semula bekerja di angkutan perusahaan anggota konsorsium. “Tidak ada masalah untuk transportasi umum di Wonogiri, karena kan sudah ada konsorsium, ada metode scrapping untuk pengadaan bus,” ujar dia.

Sebelumnya, Sekretaris Konsorsium Aglomerasi BRT Trans Jateng Koridor Solo-Wonogiri, Marjandi, menyampaikan anggota konsorsium adalah delapan perusahaan otobus (PO) AKDP di Wonogiri. Masing-masing PO bus yang menjadi anggota konsorsium mendapat jatah unit yang akan discrapping.

Unit bus AKDP yang akan disrapping berjumlah 14 unit. Menurutnya, kondisi bus AKDP saat ini seperti hidup segan mati pun tak mau. Oleh karena itu, keberadaan BRT Trans Jateng diharapkan akan mengembalikan kejayaan angkutan umum.

Terlebih Bus Trans Jateng tidak akan menggusur angkutan yang ada melainkan bekerja sama dengan perusahaan otobus lokal. Dia menambahkan keberadaan Bus Trans Jateng akan meningkatkan penggunaan angkutan umum. Sebab tarif yang dikenakan hanya Rp4.000 untuk umum.

Sementara fasilitas yang didapatkan sangat nyaman. “Ya kami berharap ini dapat menurunkan angka kecelakaan lalu lintas karena penggunaan kendaraan pribadi,” imbuh Jandi.

Kepala Balai Transportasi Jawa Tengah Joko Setyawan pada pemberitaan sebelumnya mengatakan BRT Trans Jateng untuk trayek Solo-Wonogiri kini tengah dibuat di karoseri Gunung Mas Madiun. Persiapan lain pun segera dikerjakan, seperti pembenahan terminal hingga pembuatan halte.

“Untuk operator sudah siap sejak bulan Maret 2023. Sekarang mereka sedang selesaikan pembuatan bus. Sambil jalan, terkait persiapan halte, dalam waktu dekat juga kemudian kru layanan yang akan melayani jalur tersebut,” ujarnya mengutip laman resmi Pemprov Jateng.

 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya