SOLOPOS.COM - Kentungan bersejarah Desa Gununggajah, Kecamatan Bayat, Klaten masih menggantung di balai desa sebelum hilang digondol maling. (Istimewa/Kepala Desa Gununggajah)

Solopos.com, KLATEN – Kentungan bersejarah Desa Gununggajah, Kecamatan Bayat, Klaten, raib dimaling. Kepala Desa Gununggajah, Yulius Yoyok Kartika Cahyo, pun siap memberikan hadiah kepada penemu kentungan tersebut.

Kentungan setinggi 170 sentimeter berdiameter sekitar 40 sentimeter itu diketahui menghilang pada Minggu (26/1/2020) pagi WIB. Biasanya, kentungan itu dibunyikan oleh penjaga balai desa, Mbah Harto. Mbah Harto pula lah yang pertama mengetahui kentungan itu hilang yang kemudian melaporkannya ke perangkat desa.

Promosi Lebaran Zaman Now, Saatnya Bagi-bagi THR Emas dari Pegadaian

Diduga Terjangkit Virus Corona, Mahasiswi Asal Madiun Diisolasi di RSUD

“Saya mendapatkan laporan dari Pak Kadus [Kepala Dusun] pada Minggu malam,” kata Yulius Yoyok Kartika Cahyo saat dihubungi Solopos.com, Rabu (29/1/2020).

Yoyok pun kaget mendapatkan laporan dari perangkat desanya. Dia tak habis pikir kentungan seberat 70-80 kg yang selama bertahun-tahun menggantung di kantor desa bisa raib. Dia memperkirakan pencuri lebih dari satu orang. “Untuk mengangkat kentungan itu setidaknya butuh dua orang,” jelas dia.

Bagi Yoyok dan warga Gununggajah, kentungan tersebut memiliki nilai sejarah tinggi. Kentungan itu menggantung menemani perkembangan pemerintah desa dari tahun ke tahun. Kentungan yang raib diyakini peninggalan para pendiri Desa Gununggajah.

Alasan Gabung Persis Solo, Gufroni: Suporter Banyak & Stadion Baru

Benda itu diperkirakan dibikin pada 1918 sesuai angka yang tercetak pada kentungan. Awalnya, kondisi kentungan polos tanpa cat. Namun, beberapa waktu terakhir kentungan itu digambari. Yoyok tak tahu siapa yang menggambari kentungan tersebut. “Untuk bahannya saya kurang tahu pasti yang jelas itu bukan kayu jati,” urai yoyok.

Yoyok mengatakan pada masa lampau kentungan menjadi alat komunikasi utama sebelum bermunculan berbagai alat komunikasi modern. Benda itu menjadi alat penanda yang efektif di Gununggajah lantaran topografi desa berbukit-bukit. Kentungan kerap kali dibunyikan ketika mengundang warga untuk berkumpul di balai desa.

Meski tak lagi menjadi alat komunikasi utama, kentungan tetap difungsikan. Saban tengah malam atau dini hari, warga terutama penjaga balai desa membunyikan kentungan. Begitu pula ketika ada pertemuan di balai desa. Kentungan terkadang dipukul.

Curi Kartu ATM, Pemuda Sragen Kuras Tabungan Tetangga

Soal kemungkinan pelaku, Yoyok tak mengetahui. Warga juga tak mengetahui ciri-ciri serta berapa banyak pelaku. Pasalnya, balai desa berada di ujung barat Gununggajah serta bersebelahan dengan lapangan dan sawah.

Raibnya kentungan itu sudah dilaporkan ke Polsek Bayat, Selasa (28/1/2020) malam. Tak hanya laporan polisi, warga menginformasikan hilangnya kentungan melalui media sosial. Yoyok pun membikin sayembara bakal memberikan imbalan bagi siapapun yang menemukan kentungan beserta pencurinya.

Duit pribadi senilai Rp1 juta dia siapkan bagi pemenang sayembara. “Bukan masalah harganya. Tetapi nilai sejarahnya yang tidak bisa dinilai dengan uang bagi warga di desa kami,” urai Yoyok.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya