SOLOPOS.COM - Pedagang Pasar Tiga Lantai Klaten menunggu pembeli di lapak mereka, Jumat (15/5/20200. (Solopos/Taufiq Sidik Prakoso)

Solopos.com, KLATEN – Sejumlah pedagang pasar tradisional memilih tidak menambah barang yang dijual menjelang Lebaran 2020. Pasalnya, daya beli masyarakat menurun dan kemungkinan penjualan kebutuhan menjelang Lebaran kali ini tidak seramai sebelumnya.

Salah satu pedagang sembako di Pasar Tiga Lantai Klaten, Rubiyem, 63, mengatakan peurunan daya beli terjadi sejak ada pandemi Covid-19 dua bulan terakhir. Rubiyem biasa melayani pembelian sembako dari rumah makan hingga katering. Pada Ramadan seperti saat ini, semestinya permintaan terus meningkat.

Promosi Pegadaian Buka Lowongan Pekerjaan Khusus IT, Cek Kualifikasinya

Namun, kondisi kali ini berbedaa dari biasanya sejak ada pandemi. Tutupnya restoran hingga katering membuat penjualannya menurun. Kondisi itu belum mengalami perubahan hingga menjelang Lebaran 2020.

"Pembelinya menurun 50 persen. Kondisi pasar sangat sepi. Sekarang hanya melayani pembelian untuk rumah tangga saja,” kata Rubiyem saat ditemui di kiosnya Jumat (15/5/2020).

Polisi Sragen Sulit Bedakan Pemudik dan Warga Pulang Kampung karena Di-PHK

Tidak Berani Tambah Stok

Rubiyem mengatakan saat memasuki Ramadan dia biasa menambah stok barang yang dijual, terutama jenis makanan kering seperti rambak. Penambahan stok dilakukan untuk mengantisipasi melonjaknya permintaan menjelang Lebaran.

“Kalau sekarang saya tidak berani menyetok barang. Khawatirnya tidak akan terbeli,” jelas dia.

Soal harga komoditas pasar, Rubiyem mengatakan belum ada kenaikan harga signifikan menjelang Lebaran 2020  menyusul turunnya daya beli masyarakat. Dia menjelaskan harga barang relatif stabil di tengah pandemi Covid-19.

“Kalau saat ini yang mengalami kenaikan pada harga bawang putih dari Rp27.000/kg menjadi Rp30.000/kg,” urai dia.

Kasus Positif Covid-19 Boyolali Tambah 4, 2 Istri Pasien Klaster Gowa

Salah satu pedagang daging sapi dan ayam di Pasar Tiga Lantai Klaten, Hesti, 53, juga mengeluhkan turunnya pembelian sejak ada pandemi Covid-19. Dia biasa menjual daging sapi per hari sebanyak 25 kg. Namun, sejak ada pandemi dia hanya menjual 15 kg daging sapi.

Hesti biasa menyembelih ayam untuk dijual saban harinya sebanyak 40-50 ekor. Namun, sejak dua bulan terakhir dia hanya menyembelih 10-20 ekor ayam. Hesti juga mengaku tidak ada persiapan khusus menjelang Lebaran 2020. Dia juga tidak menambah jumlah daging sapi dan ayam yang dijual.

“Biasanya menjelang hari H saya bisa menjual 100-200 ekor ayam per hari dan menyembelih satu sapi. Namun, Lebaran saat ini tidak akan sebanyak itu,” ujar dia.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya