SOLOPOS.COM - Tim dari Diskominfo dan Satpol PP Kabupaten Karanganyar mengecek tower telekomunikasi dan Internet di wilayah Kabupaten Karanganyar.  (Istimewa-Dokumentasi Diskominfo Karanganyar)

Solopos.com, KARANGANYAR—Baru lima dari 17 kecamatan di Kabupaten Karanganyar melaporkan kondisi jaringan Internet buruk atau belum terjangkau Internet sama sekali.

Data yang dihimpun Solopos.com dari Dinas Komunikasi dan Informatika (Diskominfo) Kabupaten Karanganyar, hingga Selasa (25/8/2020), baru lima kecamatan yang melaporkan. Lima kecamatan itu adalah Jaten, Mojogedang, Tasikmadu, Jumapolo, dan Matesih.

Promosi Selamat! Direktur Utama Pegadaian Raih Penghargaan Best 50 CEO 2024

Kecamatan Jaten melaporkan seluruh wilayahnya sudah terjangkau jaringan Internet atau tidak termasuk wilayah blank spot. Berbeda dengan wilayah lain, seperti Kecamatan Mojogedang. Mereka melaporkan 12 dari 13 desa di wilayah tersebut terkendala jaringan Internet. Satu desa yang tidak termasuk kategori blank spot adalah Desa Mojoroto.

Waduh! Karanganyar Kini Zona Merah Covid-19

Kecamatan Tasikmadu melaporkan delapan desa dari sepuluh desa termasuk kategori blank spot. Dua desa yang tidak termasuk blank spot, yaitu Ngijo dan Papahan.

Hingga Selasa pukul 11.45 WIB, baru satu dari 12 desa di Kecamatan Jumapolo yang melaporkan, yakni Desa Jumantoro. Di Kecamatan Matesih baru tujuh dari sembilan desa yang sudah melaporkan kawasan blank spot. Tujuh desa itu ialaah Plosorejo, Pablengan, Girilayu, Karangbangun, Gantiwarno, Matesih, dan Koripan. Total 37 dusun.

Kepala Diskominfo Kabupaten Karanganyar, Sujarno, menuturkan Diskominfo berkoordinasi dengan kecamatan dan desa untuk mendata wilayah masing-masing yang terjangkau Internet sama sekali maupun sudah ada jaringan Internet tetapi buruk.

Karanganyar Zona Merah Covid-19, Rencana Sekolah Buka September Batal

“Jadi tetap berkoordinasi dengan wilayah [kecamatan dan desa] karena mereka yang paling tahu kondisi. Mereka kan pasti koordinasi dengan dusun dan lingkungan. Mana akses Internet yang kurang dan mana yang kuat. Kami menunggu laporan dari desa atau kecamatan,” tutur Jarno, sapaan akrabnya saat berbincang dengan wartawan, Selasa.

 

Sisi Bisnis

Hasil pendataan menjadi dasar pemasangan tower telekomunikasi dan Internet bekerja sama dengan provider. Sayangnya, proses itu akan memakan waktu lama. Padahal pemerintah masih akan melaksanakan pembelajaran jarak jauh (PJJ) hingga batas waktu tidak ditentukan selama pandemi Covid-19.

Jarno membenarkan proses pembangunan tower menyesuaikan kebutuhan dari pihak ketiga. Dia menyampaikan wilayah 4J, yakni Jumantono, Jumapolo, Jatipuro, dan Jatiyoso belum banyak pemasangan tower telekomunikasi dan Internet. Salah satu penyebabnya tidak banyak penduduk di situ. Bagaimanapun juga, menurut Jarno, pembangunan tower telekomunikasi dan Internet bekerja sama dengan pihak ketiga memperhatikan sisi bisnis.

Boy William Tanyakan Kans Ganjar Pranowo Nyapres, Ini Jawabannya…

“Kalau ada provider yang berminat, kami arahkan ke wilayah yang menjadi prioritas supaya wilayah itu bisa terjangkau Internet. Ya proses lumayan lama karena melibatkan investor maupun provider. Sebetulnya bisa juga menggunakan tower yang sudah ada. Itu menyesuaikan kondisi,” tutur dia.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya