SOLOPOS.COM - Pedagang sembako di Pasar Boyolali Kota, Rubini, mengecek beras di lapaknya, Kamis (23/3/2023). (Solopos/Ni’matul Faizah)

Solopos.com, BOYOLALI — Penjualan beras di Pasar Boyolali Kota dikeluhkan lesu pada hari pertama Ramadan 2023, Kamis (23/3/2023). Hal tersebut diperkirakan terus berlangsung, bahkan sampai nanti menjelang Lebaran.

Salah satu pedagang Pasar Boyolali Kota, Giarti, 49, mengungkapkan lesunya penjualan beras karena masyarakat telah mengikuti arisan sembako. Ia mengatakan banyak orang mengikuti arisan sembako di kampung masing-masing.

Promosi Lebaran Zaman Now, Saatnya Bagi-bagi THR Emas dari Pegadaian

Hal itu membuat warga tak perlu lagi membeli beras di pasar saat Ramadan dan jelang Lebaran. Biasanya dalam arisan tersebut, pengikutnya mendapatkan beras, gula, dan minyak goreng.

“Kalau ditanya adanya arisan sejak kapan, ini sudah sejak lama. Bahkan sebelum Covid-19 juga sudah seperti itu. Jadi memang penjualan beras ya cenderung lesu saat Ramadan, mungkin sampai nanti jelang Lebaran,” kata Giarti saat berbincang dengan Solopos.com di lapaknya, Kamis (23/3/2023).

Berkaca pada Ramadan 2022 dan masa merebaknya Covid-19, Giarti memprediksi penjualan beras pada Ramadan 2023 di Pasar Boyolali Kota tidak akan melonjak. Di sisi lain, soal harga beras, Giarti mengungkapkan masih stabil tinggi sejak sebulan lalu.

Harga beras premium masih Rp14.000 per kilogram (kg) atau Rp70.000 per pak isi 5 kg. Untuk beras premium kualitas di bawahnya Rp13.000 per kg.

“Beras C4 sekarang ada macam-macam harganya dari yang satu sak [isi 25 kg] harga Rp280.000, terus Rp310.000 sampai Rp315.000 per sak ada,” tuturnya.

Harga Tinggi

Ia mengungkapkan harga beras tersebut tergolong tinggi jika dibandingkan pada akhir 2022. Ia mengingat beras kualitas premium yang saat ini seharga Rp70.000 per 5 kg, pada akhir 2022 hanya Rp55.000 per 5 kg.

Terpisah, pedagang lain di Pasar Boyolali Kota, Rubini, 68, memprediksi penjualan beras juga bakal sepi sampai jelang Lebaran. “Ya seperti hari biasa [penjualannya], enggak ada lonjakan. Apalagi pas Covid-19 kemarin, kan pada enggak keluar rumah, enggak Lebaran yang besar seperti dulu,” kata dia.

Ia juga mengatakan banyak masyarakat yang telah mengikuti arisan sehingga tidak ada gereget untuk membeli beras di pasar. Selama ini pedagang Pasar Boyolali Kota itu menyediakan beras untuk pelanggannya yang berasal dari warung-warung makan dan tak terlalu mengandalkan penjualan beras eceran.

“Kalau penjualan beras per hari mungkin dari dua kuintal sampai lima kuintal. Harganya untuk kualitas menengah ke atas itu Rp12.500-Rp14.000 per kg, menengah ke bawah Rp11.000 per kg” kata dia.

Sementara itu, salah ibu rumah tangga asal Cepogo, Boyolali, Sulastri, 47, mengungkapkan tertarik dengan arisan karena tak harus keluar jauh saat membeli beras. Selain itu, sistem arisan juga membuatnya pelan-pelan menabung selama hampir satu tahun.

Ia mengatakan di kampungnya setiap hari ada sistem menabung yang dikelola ibu-ibu satu RT. Dari menabung itulah, ia mendapatkan beras, gula, dan sembako lainnya.

“Sehari itu terserah mau menabung berapa, tapi jelang Ramadan begitu dibagi. Per paket arisan diharga Rp350.000 sudah dapat satu sak beras, 1 kg gula, 1 liter minyak, 0,5 kg gandum, ada penyedap makanan juga. Lumayan meringankan,” jelasnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya