SOLOPOS.COM - Seni Cokek Puri Laras menjadi salah satu pengisi acara dalam pencanangan Desa Wisata Pucung di Pendopo Balai Desa Pucung, Kecamatan Kismantoro, Wonogiri, Minggu (6/2/2022). (Solopos.com/Luthfi Shobri Marzuqi)

Solopos.com, WONOGIRI—Desa Pucung, Kecamatan Kismantoro, perbatasan Kabupaten Wonogiri dengan Kabupaten Pacitan, Jawa Timur, belum lama ini memiliki grup kesenian baru Seni Cokek Puri Laras. Kesenian tersebut menggabungkan campursari dan seni tretek.

Tokoh pendiri Seni Cokek Puri Laras, Prayitno, mengaku awalnya kesenian jenis baru di Desa Pucung itu lahir dari panggilan hati warga. “Kami yang juga senang dengan budaya, ingin menguri-uri budaya Jawa. Sebab, di desa ini banyak warga yang memiliki potensi namun terpisah antara terjun di campursari dan seni tretek,” kata Prayitno saat ditemui Solopos.com, Senin (7/2/2022).

Promosi Selamat! Direktur Utama Pegadaian Raih Penghargaan Best 50 CEO 2024

Dalam seni cokek, menurut Prayitno, campursari dan seni tretek digabung menjadi satu. Selama ini saat pentas campursari digelar, acara tersebut rentan kerusuhan. Namun sejak digabungnya campursari dengan seni tretek menjadi cokek, seluruh elemen masyarakat mulai dari muda hingga tua dapat menerima.

Baca Juga: Canangkan Desa Wisata di Wonogiri, Pucung Tawarkan 3 Paket Wisata

Prayitno mencontohkan alat pengiring musik seni cokek berupa gamelan dan lagu-lagu lama yang dikreasikan menjadi bentuk baru, dapat mencegah potensi kerusuhan seperti yang terjadi di hampir setiap pentas campursari.

“Seperti lagu Ela-Elo, Kodok Ngorek, Prau Layar, dan lain-lain, yang kemudian dibuat jaipongan agar penontonnya senang,” ujar Prayitno.

Seni Cokek Puri Laras sudah tampil sekitar lima sampai enam kali. Melihat penerimaan masyarakat yang baik, sejumlah seniman Desa Pucung lainnya tertarik bergabung ke Seni Cokek Puri Laras. Prayitno menyebut sampai saat ini Seni Cokek Puri Laras memiliki 20 orang anggota.

Baca Juga: Kisah Pertengkaran Bersaudara di Tarian Kethek Ogleng Wonogiri

Prayitno menerangkan sebenarnya seni cokek bukanlah nama kesenian baru di Indonesia. Namun demikian, kreasi setiap seni cokek memiliki perbedaan.

“Namanya paguyuban seni itu kan mikirnya gimana caranya agar mempunyai nyawa sendiri di paguyubannya. Maka kami mewujudkannya dengan kreasi mencampurkan antara seni tretek dan campursari,” jelas Prayitno.

Seni Cokek Puri Laras, menurutnya, sudah memiliki agenda pentas di acara-acara warga. “Pada momen Lebaran nanti ada yang mempunyai hajatan pernikahan dan seni cokek akan tampil di sana,” kata Prayitno mencontohkan.

Baca Juga: Pekerja Seni Wonogiri Menjerit, Desak Pemkab Izinkan Hajatan

Selain itu, pada gelar potensi dan pentas budaya dalam pencanangan Desa Wisata Pucung pada Sabtu-Minggu (5-6/2/2022), Seni Cokek Puri Laras menjadi pengiring lagu dan salah satu pengisi acara tersebut. Hal itu menguatkan Seni Cokek Puri Laras telah diterima dan dipercaya Pemerintah Desa Pucung.

 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya