SOLOPOS.COM - Balai Desa Balerante, Kemalang, Klaten, yang menjadi lokasi pengungsian warga dari kawasan rawan bahaya erupsi Merapi. Foto diambil Minggu (8/11/2020). (Solopos/Taufiq Sidik Prakoso)

Solopos.com, KLATEN — Barak pengungsian di lereng Gunung Merapi, Desa Balerante dan Desa Tegalmulyo, Kecamatan Kemalang, Kabupaten Klaten, Jawa Tengah bakal diberi sekat untuk memisahkan ruangan pengungsi satu dengan lainnya demi mencegh persebaran Covid-19.

Di sisi lain, Dinas Kesehatan (Dinkes) Klaten segera melakukan rapid test atau pun swab test terhadap para pengungsi.

Promosi Pegadaian Resmikan Masjid Al Hikmah Pekanbaru Wujud Kepedulian Tempat Ibadah

Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Klaten, Sip Anwar, mengatakan sejumlah orang yang tinggal di kawasan rawan bencana (KRB) III Gunung Merapi sudah mulai mengungsi ke tempat evakuasi sementara (TES).

Para pengungsi itu berasal dari Balerante dan Tegalmulyo yang berada di Kecamatan Kemalang. Hingga saat ini, kondisi barak pengungsian belum disekat. Sebaliknya, para pengungsi diminta menjaga jarak di tengah pandemi Covid-19. Di lokasi barak pengungsian sudah dibikin jarak antar pengungsi dengan memanfaatkan plester alias lakban.

Mbah Cebret Pedagang Pentol Keliling Ternyata Mertua Anggota DPRD Sragen, Siapa Dia?

"Sarana dan prasarana (sarpras) kami siapkan, seperti tempat pengungsian, sanitasi, kebutuhan air, hingga logistik. Khusus di barak pengungsian, sedianya hari ini juga akan diberi sekat [kerja sama dengan kementerian PUPR]. Dengan diberi sekat [terbuat dari triplek] itu, masyarakat yang mengungsi tidak akan kedinginan. Sesuai rencana tinggi sekat itu mencapai 160 cm. Ini juga bagian dari mencegah Covid-19 di barak pengungsian," kata Sip Anwar, saat ditemui wartawan di Balerante, Kemalang, Rabu (11/11/2020).

Rapid Test & Swab Test

Terpisah, Kepala Dinas Kesehatan (Dinkes) Klaten, Cahyono Widodo, mengatakan pencegahan Covid-19 di barak pengungsian juga akan dilakukan dengan menggelar rapid test dan swab test.

Sesuai rencana, rapid test dan swab test itu menyasar ke para pengungsi, sukarelawan, dan sejumlah orang yang sering beraktivitas di lokasi pengungsian.

"Yang ada di sini [barak pengungsian] banyak ditemukan orang bermobilitas tinggi. Makanya perlu di-rapid atau pun swab. Saat ini sedang kami siapkan, apakah nanti cukup di-rapid atau di-swab, menunggu perkembangan lebih lanjut," kata Cahyono.

Cahyono Widodo mengingatkan ke seluruh pengungsi, sukarelawan, dan siapa pun yang sering beraktivitas di barak pengungsian agar menaati protokol kesehatan 3M, yakni memakai masker, menjaga jarak, dan mencuci tangan pakai sabun. Hal ini penting dilakukan guna mencegah persebaran virus corona di barak pengungsian.

"Dukungan dari kesehatan, kami bebaskan seluruh kesehatan [bagi para pengungsi]," katanya.

Genius! Siswa SMP SBBS Gemolong Sragen Sabet Perunggu di Kompetisi Sains Nasional 2020

Camat Kemalang, Budi Prasetyo, mengatakan beberapa orang di lereng Gunung Merapi sudah mulai mengungsi, yakni di Balerante dan Tegalmulyo. Sedangkan warga di Sidorejo belum mengambil keputusan untuk mengungsi di TES di desa setempat.

"Di Sidorejo itu, pemerintah desa (pemdes) dan sukarelawan di sana juga sudah menyiapkan diri. Di sana sudah disiapkan gelora olahraga. Balai desa di sana [Sidorejo] masuk kategori KRB III]," katanya.

Pengungsian Balerante Klaten

Koordinator Pengungsi Balerante, Jainu, mengatakan jumlah pengungsi, Selasa (10/11/2020) mencapai 88 orang. Hingga kini, warga masih beraktivitas normal meski aktivitas Gunung Merapi masih tinggi.

"Beberapa hewan ternak [sapi] juga sudah mulai diungsikan di kandang komunal," kata Jainu.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya