SOLOPOS.COM - Personel TNI dan Polri mendirikan tenda posko pengungsian sementara untuk warga terdampak gempa bumi di Kelurahan Pojoksari, Ambarawa, Kabupaten Semarang, Jawa Tengah, Senin (25/10/2021). Peristiwa gempa bumi tektonik jenis Swarm (gempa dangkal bermagnitudo kecil dengan frekuensi sering) 3 SR sejak Sabtu (23/10) dan gempa susulan kurang dari 3 SR hingga Senin (25/10) pagi dengan total 34 gempa di Ambarawa dan sekitarnya tidak menimbulkan korban jiwa dan kerusakan berat pada permukiman warga. ANTARA FOTO/Aji Styawan/aww.

Solopos.com, JAKARTA—Gempa bumi di Cianjur telah menelan korban jiwa ratusan orang. Selain itu, ratusan bangunan juga runtuh dan ratusan orang mengalami luka-luka akibat tertimpa reruntuhan.

Padahal, gempa yang terjadi di Cianjur itu terhitung gempa dengan kekuatan menengah, yakni magnitudo 5,6, tapi kenapa bisa merusak? Hal itu karena gempa itu merupakan gempa dangkal.

Promosi Kirana Plus, Asuransi Proteksi Jiwa Inovasi Layanan Terbaru BRI dan BRI Life

Gempa bumi dangkal adalah gempa bumi yang hiposentrumnya berada kurang dari 60 km dari permukaan bumi. Gempa bumi ini biasanya menimbulkan kerusakan yang besar.

Baca Juga Yang Hilang Kembali Mengancam, KLB Polio Setelah 8 Tahun Bebas Polio

Selain di Cianjur, BMKG juga mencatat ada sejumlah gempa bumi dangkal yang merusak berikut ini:

 

1. Klangon Madiun 2015 (Magnitudo 4,2)

Berdasarkan informasi dari situs web Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG; www.bmkg.go.id), gempabumi utama yang terjadi pada tanggal 25 Juni 2015 pukul 10:35 WIB, berpusat di koordinat 7,73°LS dan 111,69°BT atau berjarak 12 km sebelah tenggara Kota Madiun, dengan magnitudo 4,2 SR pada kedalaman 10 km.

Kemudian pusat gempabumi direlokasi oleh BMKG, menjadi di koordinat 7,6443°LS dan 111,667°BT atau 21 km timur laut Kota Madiun pada kedalaman 1 km. Gempa tersebut mempunyai mekanisme dominan sesar geser dan sedikit komponen sesar turun dengan strike = 245,8°, dip = 74,3° dan slip = -2.2°.

Dalam gempa tersebut setidaknya 57 rumah rusak.

 

2. Pangalengan 2016 (Magnitudo 4,2)

Gempa bumi terjadi pada hari Minggu, tanggal 6 November 2016, pukul 06:44:14 WIB. Berdasarkan informasi dari BMKG pusat gempa bumi berada pada koordinat 7.25°LS dan 107.54°BT, dengan magnitudo 4.2 SR pada kedalaman 10 km, berjarak 15 km barat daya Kabupaten Bandung, Jawa Barat atau berjarak sekitar 7 km baratdaya Pangalengan. Hasil analisis ulang menggunakan data 8 stasiun gempa bumi BMKG dan 4 stasiun GFZ terdekat menghasilkan koordinat relokasi 107.6075° BT dan 7.2821° LS dengan kedalaman 6 km (Nugraha, 2016).

Gempa bumi ini tidak diikuti oleh gempa bumi susulan. Dalam gempa tersebut, beberapa rumah rusak.

 

3. Garut 2017 (Magnitudo 3,7)

Gempa bumi tektonik mengguncang wilayah Bandung dan Garut. Hasil analisis BMKG, gempa itu berkekuatan 3,7 magnitudo. Gempa ini cukup dirasakan warga Kamojang, Ibun, Kertasari, Pacet, dan Tarogong di Garut.   Gempa terjadi pukul 12.58.15 WIB dengan episenter terletak pada koordinat 7,19 LS dan 107,76 BT, tepatnya di darat pada jarak 16 km arah barat laut Kota Garut pada kedalaman 10 Km. Dalam gempa tersebut, sebanyak puluhan rumah dan sekolah rusak.

 

4. Banjarnegara 2018 (Magnitudo 4,2)

Sebagian wilayah Banjarnegara diguncang gempabumi tektonik dengan kekuatan 4,4 SR dengan pusat gempa di darat pada kedalaman 4 kilometer pada jarak 52 kilometer utara Kebumen pada Rabu (18/4/2018) pukul 13.28 WIB. Gempa tidak berpotensi tsunami. BMKG melaporkan lokasi pusat gempa berada di darat yang diakibatkan oleh aktivitas patahan atau sesar lokal. Awalnya dilaporkan gempa kekuatan 4,2 SR dengan kedalaman 10 km namun direvisi 4,4 SR kedalaman 4 km. Sebagian masyarakat di wilayah Banjarnegara merasakan guncangan sangat keras. Masyarakat berhamburan keluar rumah. Berdasarkan laporan sementara dari BPBD Kabupaten Banjarnegara, kerusakan bangunan terparah di Dusun Kebakalan Desa Kertosari Kecamatan Kalibening Kabupaten Banjarnegara Provinsi Jawa Tengah. Bangunan rumah, sekolah, dan masjid di tiga RT dengan jumlah penduduk 136 KK mengalami kerusakan. Beberapa rumah roboh, Gedung SMKN 2 Kalibening banjarnegara mengalami atap genting di tiga kelas ambrol, plafon ambrol, dan genteng masjid rontok.

 

5. Lebak 2018 (Magnitudo 4,4)

Gempa bumi berkekuatan 4,8 skala Richter mengguncang Lebak, Banten, pada Ahad, 15 Juli 2018, pukul 14.26 WIB. Kepala Bagian Hubungan Masyarakat Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) Hary Djatmiko mengatakan pusat gempa terletak di 42 kilometer ke arah tenggara Lebak. Gempa tersebut berkedalaman hanya 2 kilometer. 6. Kuningan-Brebes 2019 (Magnitudo 4,2) Kejadian gempa terbaru tercatat pada Jumat (11/12) pukul 05.51.55 WIB yang mengguncang wilayah Brebes, Kuningan, Cirebon dan sekitarnya. Hasil analisis BMKG menunjukkan bahwa gempa ini memiliki kekuatan 4,2. Episenter terletak pada koordinat 7,07 LS dan 108,87 BT tepatnya di darat pada jarak 28 km arah barat daya Brebes, Jawa Tengah, pada kedalaman 5 kilometer. Memperhatikan lokasi episenter dan kedalaman hiposenternya, tampak bahwa gempa tersebut merupakan jenis gempa kerak dangkal (shallow crustal earthquake) yang dipicu aktivitas Sesar Brebes.

Berita ini telah tayang di Bisnis.com dengan judul Daftar Sejarah Gempa Dangkal yang Merusak di Tanah Air, Bukan Hanya Cianjur.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya