SOLOPOS.COM - Pengelolaan dan pengaturan jumlah pengunjung Candi Borobudur sudah digodok sejak lama. (Ilustrasi/Freepik.com)

Solopos.com, SOLO-Rencana pengelolaan jumlah pengunjung Candi Borobudur sudah digodok sejak 2020.  Dokumen ini disusun oleh Tim Integrated Tourism Masterplan Borobudur-Yogyakarta-Prambanan (ITMP BYP) bersama-sama dengan tim UNESCO, stakeholder terkait.

Sebagaimana diketahui muncul wacana pemberlakuan kuota turis 1.200 orang per hari di candi Buddha tersebut. Hal ini diikuti dengan rencana kenaikan tiket masuk menjadi Rp750.000 untuk turis domestik dan US$100 untuk wisatawan mancanegara.

Promosi BRI Group Buka Pendaftaran Mudik Asyik Bersama BUMN 2024 untuk 6.441 Orang

Peningkatan jumlah pengunjung menyebabkan masalah tersendiri bagi Candi Borobudur, karena itu muncul wacana pengelolaan wisatawan. Pasalnya kenaikan wisatawan menyebabkan kerusakan pada candi serta mengganggu pengalaman wisatawan saat berwisata di candi tersebut.

Mengutip laman BPS Magelang, Minggu (5/6/2022), pada 2018  jumlah pengunjung Candi Borobudur dari wisatawan domestik adalah 3.663.054 orang dan mancanegara 192.231 orang. Angka ini naik menjadi 3.747.757 orang (domestik) dan 242.082 orang (mancanegara)  pada 2019. Sedangkan pada 2020, kunjungan wisatawan menjadi 965.699 orang (domestik) dan 31.551 orang (mancanegara).

Baca Juga: Sebelum Naik, Segini Loh Harga Tiket Masuk Candi Borobudur

Mengutip laman p3tb.pu.go.id, Minggu, saat ini, tidak ada sistem untuk mengatur atau membatasi jumlah pengunjung,  kunjungan tur tidak wajib didampingi oleh pemandu yang dapat mengatur kegiatan pengunjung.

Sementara itu, UNESCO mempertimbangkan adanya potensi kerusakan yang lebih besar yang diakibatkan oleh pengunjung yang berlebihan. Untuk mengatasi hal tersebut, Rencana Pengelolaan Pengunjung Borobudur (RPPB) perlu disusun.  RPPB disusun untuk menjamin pelestarian situs bagi generasi sekarang dan mendatang, memperbaiki kualitas kunjungan dan memaksimalkan manfaat ekonomi bagi warga lokal.

Baca Juga: Jadi Sorotan Warganet, Candi Borobudur Trending di Twitter

Pengunjung yang datang menimbulkan dampak negatif pada pelestarian Candi Borobudur, seperti terjadinya keausan pada batu tangga dan lantai candi, serta vandalisme sepeti mencoret-coret dan memanjat batu-batu candi. Selain dampak negatif yang ditimbulkan, dalam pemanfaatan candi Borobudur juga mengalami berbagai tantangan seperti penggunaan drone (pesawat tanpa awak) untuk dokumentasi tanpa izin.

Pengelolaan pengunjung Candi Borobudur juga perlu dilakukan mengingat ada sejumlah aktivitas tanpa izin seperti pembuatan iklan komersial dan pengambilan foto prewedding. Kegiatan tersebut mengganggu upaya pelestarian Candi Borobudur dalam hal dapat mengganggu nilai penting yang terkandung di dalamnya.

Baca Juga: Ternyata Segini Jumlah Pengunjung Candi Borobudur 2018-2020

Karena itu, tim berkesimpulan memang perlu dilakukan upaya preventif seperti pengaturan pengunjung, peningkatan apresiasi pengunjung terhadap Candi Borobudur, menerapkan jumlah pengunjung sesuai perhitungan daya tampung pelataran dan monumen Candi Borobudur, serta sosialisasi yang bertujuan untuk mengendalikan pemanfaatan dan menjaga nilai penting yang terkandung di dalamnya

 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya