Solopos.com, PAGAR ALAM – Direktur Jenderal Perhubungan Darat Kementerian Perhubungan, Budi Setiyadi, menyebut kecelakaan bus Sriwijaya di Pagar Alam, Sumatra Selatan, Senin (23/12/2019), disebabkan gangguan kendaraan. Dia menyebut bus tersebut layak jalan.
Berdasarkan keterangan petugas bagian perizinan, kondisi bus Sriwijaya berpelat BD 7031 AU itu layak jalan. Namun, bisa saja terjadi gangguan secara tiba-tiba.
Promosi Jaga Keandalan Transaksi Nasabah, BRI Raih ISO 2230:2019 BCMS
“Sementara yang saya dapatkan dari petugas di lapangan, dari perizinan, kemudian dari uji KIR layak jalan. Tapi, bisa saja tiba-tiba remnya rusak, ada gangguan, atau pengemudi jam 11 malam itu lagi ngantuk kali,” terangnya seperti dilansir Detik.com, Selasa (24/12/2019).
Budi menambahkan, bus Sriwijaya yang mengalami kecelakaan tunggal hingga merenggut 24 nyawa itu direkondisi pada 2018. Secara fisik, bodi kendaraan masih bagus, tapi mesinnya lama, yakni 1999. Meski demikian, kendaraan itu masih boleh beroperasi karena belum genap berusia 25 tahun.
Budi Setiyadi menjelaskan, kontur jalan di lokasi kecelakaan maut itu memang sangat berbahaya, curam dan berkelok. Pengemudi yang tidak berhati-hati dan belum menguasai medan sangat riskan melewati jalan tersebut.
“Jalan yang dari Pagar Alam sampai ke Lahat di sekitar Sungai Lematang itu konturnya turunan tajam. Kalau dari Lahat, itu turunan cukup tinggi dan kemudian berbelok. Jadi, kalau pengemudi tidak berhati-hati atau tidak menguasai medan ya bisa berbahaya,” sambung dia.
Liburan ke Gunung Lawu? Cek Tipsnya Agar Selamat Sampai Tujuan
Bus Sriwijaya itu mengangkut penumpang dari Bengkulu ke Palembang. Di lokasi kecelakaan, bus diperkirakan menabrak pembatas jalan dalam kecepatan tinggi sehingga akhirnya terjun ke jurang.
“Karena bus Sriwijaya berangkat dari Bengkulu itu siang, sampai di Pagar Alam sekitar jam 11 malam, langsung kecelakaan nabrak tebing pembatas yang ke Sungai Lematang itu. Perkiraan saya kecepatan tinggi pas diturunan, jadi pas begitu nabrak langsung jatuh ke bawah,” tandasnya.