SOLOPOS.COM - Ilustrasi tol. (Reuters-David McNew)

Solopos.com, JOGJA — Balai Pelestarian Cagar Budaya (BPCB) bakal meminta proyel tol Solo-Jogja dihentikan sementara jika ada situs bersejarah yang dilewati proyek. Hal itu dikatakan Kepala Unit Penyelamatan Pengembangan dan Pemanfaatan BPCB DIY, Muhammad Taufik.

Selain meminta proyek dihentikan sementara, BPCB akan meminta pemindahan jalur tol jika memang melintas situs budaya yang signifikan. "Tetapi kalau tidak signifikan kami akan dokumentasikan, kemudian mereka bisa melanjutkan," ujar Taufik, Rabu (6/11/2019).

Promosi Siasat BRI Hadapi Ketidakpastian Ekonomi dan Geopolitik Global

Taufik menjelaskan BPCB sudah tak dilibatkan dalam rapat maupun kajian proyek pembangunan tol Solo-Jogja. "Terakhir sekitar April 2019. Setelah itu BPCB tidak pernah dilibatkan. Mungkin yang diundang Dinas Kebudayaan Sleman," bebernya.

Taufik mengatakan dalam rapat terakhir yang diikuti BPCB, alternatif trase atau poros jalan tol yang diperlihatkan kepada BPCB tidak ada yang menabrak atau bersinggungan dengan keberadaan situs bersejarah. "Kami juga minta adanya penelitian seandainya dalam pelaksanaannya ada temuan cagar budaya," lanjut Taufik.

Rekomendasi lain yang diberikan BPCB kepada pelaksana proyek pembangunan jalan tol Solo-Jogja adalah tidak boleh menabrak cagar budaya dan berjarak sekurangnya 50 meter dari pagar terluar cagar budaya.

Sebelumnya, Sekretaris Daerah (Sekda) Sleman Sumadi menyatakan telah mengajukan rekomendasi kepada pemerintah pusat agar pembangunan jalan tol Jogja-Solo-Bawen tidak akan merusak situs cagar budaya.

"Itu menjadi komitmen bersama pemerintah pusat, semoga rute yang dilalui tol tidak ada cagar budaya. Jika ada, terpaksa harus dihindari dan cari alternatif lain," ujar Sumadi beberapa waktu lalu.

Sementara itu, Pejabat Pembuat Komitmen (PPK) Satker Pelaksanaan Jalan Bebas Hambatan (PJBH) Jogja-Solo dan Jogja-Bawen Totok Wijayanto memastikan trase pembangunan tol di DIY tidak menabrak situs cagar budaya.

"Untuk Jogja memang agak lama karena kami sangat hati-hati, selalu berkonsultasi dengan Pemda DIY, Ngarsa Dalem [Gubernur DIY HB X] karena mencoba mencari trase paling aman, bagus dan menghindari situs [cagar budaya], kawasan penduduk," katanya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya