Solopos.com, KLATEN–Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Klaten melakukan pemetaan alokasi pengungsi untuk antisipasi jika sewaktu-waktu terjadi erupsi Gunung Merapi. Hal itu dilakukan agar para pengungsi bisa mendapatkan bantuan secara merata sehingga tidak ada yang tercecer.
Kepala Bidang Kesiapsiagaan BPBD Klaten, Joko Rukminto, mengatakan tahapan pemetaan tersebut diawali dengan mengadakan rapat koordinasi (rakor) pekan lalu. Rakor tersebut dihadiri muspika di wilayah rawan bencana dan calon penerima pengungsi, para kepala desa, dan satuan kerja perangkat daerah (SKPD) terkait.
Promosi Pegadaian Resmikan Masjid Al Hikmah Pekanbaru Wujud Kepedulian Tempat Ibadah
“Kami berharap rakor tersebut bisa menjalin kemitraan masyarakat atas dan bawah, atau calon pengungsi dan warga penerima pengungsi. Selain itu, masyarakat di lokasi yang akan dijadikan untuk pengungsian, nantinya bisa siap dalam pengelolaan bantuan kepada pengungsi,” katanya kepada wartawan, akhir pekan lalu.
Selain itu, pihaknya akan mengidentifikasi 13 desa dari tiga kecamatan yang rawan bencana erupsi Gunung Merapi. Seperti potensi desanya, jumlah penduduknya, jumlah hewan, dan transportasinya untuk penyelamatan saat terjadi bencana. Sedangkan empat kecamatan yang disiapkan untuk kesiapan lokasi pengungsian yakni Kecamatan Prambanan, Kebonarum, Karangnongko, dan Manisrenggo.
“Saat rakor tersebut, kami memberikan blangko kepada tiga kecamatan yang rawan bencana yakni Kecamatan Kemalang, sebagian di Karangnongko, dan sebagian di Manisrenggo. Hal itu juga dilakukan sesuai amanat pemerintah pusat untuk pengurangan risiko bencana. Jadi, pendataan itu sebagai data awal yang akan diperbarui secara berkala. Sehingga, kami bisa mengetahui jumlah lansia, ibu hamil dan anak-anak yang memerlukan penanganan cepat saat terjadi bencana,” ujarnya.
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
