SOLOPOS.COM - Dua korban tergeletak di kolong dan samping bus dalam kecelakaan lalu lintas di jalan Solo-Purwodadi, tepatnya di wilayah Desa Banaran, Kalijambe, Sragen, Rabu (14/9/2022). (Istimewa)

Solopos.com, SRAGEN — Tingginya kasus kecelakaan menjadi masalah serius di Sragen. Tercatat dari 1 Januari hingga 21 Oktober 2022, sudah ada sedikitnya 1.087 kasus kecelakaan lalu lintas (lakalantas) terjadi di Bumi Sukowati. Dari jumlah tersebut mengakibatkan 126 orang meninggal dunia.

Kecelakaan terbaru terjadi di ruas Tol Solo-Kertosono KM 528, tepatnya di Desa Taraman, Kecamatan Sidoharjo, Kabupaten Sragen, Jawa Tengah pada Jumat (21/10/2022), dini hari. Akibat kecelakaan tersebut sebanyak tiga orang meninggal dunia.

Promosi Pegadaian Buka Lowongan Pekerjaan Khusus IT, Cek Kualifikasinya

Di Sragen, angka kecelakaan tertinggi berada di wilayah Kecamatan Sragen dengan 165 kasus, disusul Masaran dengan 114 kasus, dan Sidoharjo 102 kasus. Namun, bila dilihat dari tingkat fatalitasnya, kasus korban meninggal dunia terbanyak berada di wilayah Kecamatan Sambungmacan dengan 19 orang meninggal dunia tetapi kasus lakalantasnya hanya 72 kasus.

Sedangkan kasus di Sragen Kota hanya mengakibatkan korban meninggal dunia sebanyak 12 orang, Masaran 14 orang, dan Sidoharjo 16 orang.

“Di Sambungmacan itu ada black spot, yakni di radius 500 meter jalan Sragen-Ngawi, tepatnya di Mahbang, Desa Karanganyar, Sambungmacan. Daerah itu menjadi black spot karena poinnya 30. Setiap kejadian dengan korban meninggal dunia itu poinnya 10, sehingga di daerah itu minimal sudah terjadi tiga kejadian lakalantas dengan korban meninggal dunia,” ujar Kanit Gakkum Satlantas Polres Sragen, Ipda Irwan Marviyanto, saat ditemui Solopos.com, Kamis (20/10/2022) sore.

Saat Solopos.com, mencoba berkendara dari Alun-Alun Sasono Langen Putro Sragen yang berada di Kecamatan Sragen menuju Kecamatan Sambungmacan pada Rabu (19/10/2022), jalanan memang tak pernah sepi. Jalan aspal halus mulai dari Puskesmas Ngrampal hingga SMA Negeri 1 Sambungmacan menjadi kemudahan sendiri karena tak harus memilih mana jalur yang tak ada lubang.

Baca Juga: Kecelakaan Truk Vs Mobil di Tol Sragen, 3 Orang Meninggal

Namun sebagai jalan lintas provinsi yang menghubungkan antara Kabupaten Sragen, Jawa Tengah dengan Kabupaten Ngawi, Jawa Timur, tentu volume kendaraan cenderung ramai dan berkecepatan cukup tinggi.

Ajang Balap Sopir Bus

Mengendarai sepeda motor menempuh jalanan Ngrampal hingga Sambungmacan dengan kecepatan 70km/jam, masih banyak kendaraan yang mendahului. Keberadaan sejumlah pabrik dan gudang di sepanjang jalan menuju Ngrampal meniscayakan banyaknya truk-truk besar yang keluar masuk pabrik. Tak jarang juga truk terparkir di sebelah bahu jalan di sepanjang jalan tersebut.

Jalan ini juga kerap jadi ajang kebut-kebutan sopir bus AKAP dari Jawa Timur. Dari pengamatan Solopos.com selama setengah jam mulai pukul 10.00 WIB, terdapat empat bus yang melintas dengan kecepatan tinggi. Empat bus itu di antaranya dari PO Eka, Mira, dan Sugeng Rahayu.

Kasatlantas Polres Sragen, AKP Abipraya Guntur Sulatiasto, diwakili Kepala Bagian Operasi (KBO), Iptu Supriyanto, saat ditemui Kamis (13/10/2022), mengatakan selain 123 korban meninggal dunia, ada 1.144 lain yang menderita luka akibat kecelakaan. Dengan adanya kecelakaan dini hari tadi, jumlah korban meninggal bertambah jadi 126 orang.

Baca Juga: Kronologi Kecelakaan di Tol Sragen: Mobil Seruduk Tronton

Data-data kecelakaan di Sragen tercatat dalam aplikasi Integrated Road Safety Management System (IRSMS). Data ini hanya bisa diakses oleh  Polri dan Jasa Raharja.

“Kemudian laka sendiri paling banyak terjadi di wilayah Ngrampal hingga Sambungmacan,” terang Supriyanto saat ditemui Solopos.com.

Menurutnya, kecelakaan terjadi umumnya karena faktor kesalahan manusia, yakni adanya pelanggaran. Faktor lainnya adalah alam, jalan, dan kendaraan. Sebagian korban kecelakaan di Sragen adalah kalangan produktif, usia 18-35 tahun.

Laka yang sempat mencuri perhatian oleh khalayak adalah pada Rabu (12/10/2022), dalam sehari tercatat di Polres Sragen terdapat tiga laka yang mengakibatkan dua orang meninggal dunia di lokasi kejadian.

“Kecelakaan pertama di Sambungmacan, tepatnya di jalan Solo-Ngawi, sebelah barat pabrik DMST, kejadian melibatkan Bus Sumber Selamat dan sepeda motor, akibatnya pengendara sepeda motor meninggal dunia di lokasi kejadian,” ujar Kanit Gakkum Satlantas Polres Sragen, Ipda Irwan Marviyanto.

Baca Juga: Sehari 3 Kecelakaan di Sragen Akibatkan 2 Korban MD, Ini Kata Polisi

“Kemudian di Sidoharjo  antara sepeda motor dan mobil yang mengakibatkan pengendara sepeda motor yaitu pelajar yang berusia 15 tahun meninggal dunia. Terakhir di Masaran, yang melibatkan kendaraan jenis truk Elf dan sepeda motor, namun tak ada korban jiwa,” terang Irwan.

Kemudian pada Senin (17/10/2022), juga di Sambungmacan, truk terguling karena pengemudi truk tidak menguasai jalur serta jalan menikung dan jalan licin usai hujan. Untungnya tak ada korban jiwa dalam kejadian ini.

Minim Rambu dan Penerangan Jalan

Maraknya laka di Sambungmacan membuat resah warga sekitar. Kepala Desa Bedoro, Kecamatan Sambungmacan, Pri Hartono, ia menyayangkan rambu-rambu lalu lintas dan penerangan yang ia rasa kurang.

“Kemudian banyak kendaraan lalu lalang yang keluar masuk pabrik dan seringkali parkir di bahu jalan yang cukup menganggu warga. Di sekitar jalan mulai dari Sambungmacan hingga tikungan Mahbang kurang penerangan. Saya tidak akan menyalahkan kendaraan,” terang Pri Hartono.

Baca Juga: Truk Terguling di Tikungan Sambi Sragen, Kades: Lokasi Rawan Kecelakaan

Ia berharap di sepanjang jalan di Sambungmacan, terutama di daerah Tunjungan, diberikan penerangan jalan, kemudian rambu-rambu lalu lintas juga ditambah.



Hal senada disampaikan salah satu warga Desa Bumiaji, Kecamatan Gondang, yang enggan disebutkan namanya. Ia mengatakan dulu beredar mitos jalanan Sambungmacan marak kecelakaan karena hal mistis. Namun sekarang, menurutnya, berbeda. Yakni karena aspal baru yang licin apabila hujan sehingga pengendara sepeda motor rentan jatuh.

“Rambu hati-hati dan penerangan jalan juga kurang, terutama di tikungan Jembatan Natan hingga Jembatan Mahbang,” terangnya.

Karena tinggal tepat di pinggir jalan raya, sedari kecil ia sudah banyak melihat laka di sekitar rumahnya. Kecelakaan paling parah terjadi pada 2011 yang mengakibatkan enam orang meninggal dunia. Ia pun berharap ada pemasangan lampu penerangan dan rambu, terutama di tikungan.

Penelusuran Solopos.com, di sepanjang Jalan Ngrampal hingga Sambungmacan, memang terdapat beberapa rambu, namun tidak banyak. Di Jembatan Mahbang, terdapat rambu peringatan daerah rawan kecelakaan dari arah Barat yang terletak di kiri jembatan. Rambu-rambu paling banyak berisi imbauan hati-hati jalan licin karena musim penghujan.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya